leave a trace, plase.
happy reading. ♡✨
"Lo beneran udah oke?"
"Iya, bawel banget sih, udah cepet naik, keburu malem."
Seungmin mendengus, namun tetap naik keatas motor Hyunjin. "Nyawa gue dipertaruhkan anjir!"
Hyunjin terkekeh setelah selesai memindahkan tasnya kedepan. Ia menarik tangan Seungmin dan melingkarkannya diperutnya membuat sang empu tangan terkejut bukan main. "Nah gini. Biar kalo nyungsep, nyungsepnya bareng Min."
"A-apaan sih anjir-" ujar Seungmin gugup dan mencoba menarik tangannya yang masih dipegangi Hyunjin "Jin lepas!"
"Deg deg an, ya? wkwk." Goda Hyunjin, Seungmin yang awalnya deg deg an gak karuan mendadak gak nafsu untuk deg deg an lagi.
"Bacoooot, lepas ih."
Hyunjin melepaskan pegangan tangannya pada tangan Seungmin yang segera ditarik oleh empunya dan disembunyikan dalam saku blazernya.
"Muka lo merah wkwk." Ucap Hyunjin ketika melirik Seungmin dari kaca spion, kemudian dengan segera melajukan kuda besinya membuat Seungmin terkesiap dan refleks memeluk lelaki didepannya.
( aduh plis ini adegan udah pasaran banget tapi ywd la ya bdmt, w gemes sendiri soalnya kalo kebayang seungmin gini ke hyunjin omo omo wkwk. skip. )
"Kaget anjiirr,, kalo gue tadi kejengkang gimana coba?!" Omel Seungmin yang hanya dibalas oleh kekehan penuh kemenangan oknum hhj.
Jantung Seungmin berdegup kencang, entah masih terkejut karena hampir terjungkal dari atas motor atau karena tengah memeluk Hyunjin. Wajahnya semakin memerah dan perutnya semakin tergelitik ketika menyadari posisi keduanya. Mau dilepas tapi nanti rugi, kapan lagi bisa memeluk Hyunjin? Kalau tidak dilepas juga malu dan merasa tak enak karena keduanya tidak sedekat itu. Dan usapan tangan Hyunjin dikedua tangannya membuat Seungmin mengurungkan niatnya untuk menarik tangannya dan mulai menyamankan posisinya, menepis pikiran-pikiran aneh yang hinggap di kepalanya dan mencoba tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya.
✨
Hyunjin memindahkan posisi tasnya kebelakang lagi ketika Seungmin sudah turun, ia melepas helmnya kemudian menatap Seungmin yang hanya terdiam disebelahnya."Gak masuk?" Tanya Hyunjin.
"Ntar kalo lo udah pulang."
"Kalo gue gakmau pulang, gimana?"
"Yaudah gausah pulang." Seungmin menepuk-nepuk bibirnya karena bicara dengan asal membuat Hyunjin terkekeh.
"Yaudah kalo gitu gue nginep aja deh."
"Gak!"
"Kak Ungmiiiiinㅡ!" Teriak seseorang membuat keduanya menoleh, itu Jeongin yang tengah berlari keluar dari halaman rumah Jisung.
"Habis ngapain di rumah Jisung dek?"
"Habis nagih coklat, niiih liat." Jawab Jeongin semangat sambil menunjukan dua batang coklat ditangannya.
Hyunjin terkekeh, membuat Jeongin menoleh. "Kakak temennya kak Woojin yang waktu itu main ramean kaaan??" Tanya Jeongin sambil menujuk Hyunjin dengan coklatnya.
"Ish gak sopan adek, jangan nunjuk-nunjuk orang tua gitu." ucap Seungmin, namun diabaikan oleh Jeongin. Sedangkan Hyunjin hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi pertanyaan Jeongin.
"Kak Woojin ada didalem, tapi tadi lagi mandi sih, kalo mau ketemu masuk aja kedalem kak. Ada bunda juga kok." Ujar Jeongin sok akrab.
"Dek pleasee deeeh-"
Jangan tanya kenapa Woojin sering berada di rumah Seungmin. Woojin adalah anak tunggal dan kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga jarang sekali berada di rumah dan membuat Woojin jadi sering berkunjung ke rumah adik dari ayahnya itu ( bunda Seungmin adiknya ayah Woojin. ) bahkan Woojin punya kamar sendiri di rumah Seungmin.
"Eh bentaar-" Jeongin terlihat tengah mengingat sesuatu. "-OH MY GOD BUNDAAAAA,,," teriak Jeongin mendramatisir dengan mulut yang terbuka lebar dan pandangan tak percaya menatap kearah Hyunjin.
"Kakak kan yang waktu itu- omooo,," Jeongin menatap Seungmin dengan pandangan jahilnya kemudian kembali berlari ke rumah Jisung. "KAK JISUUUUNG,, ada pacarnya kak Ungmiiiin!!"
Seungmin melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan adiknya, sedangkan Hyunjin asik tertawa.
"Adeeek! Pulang ih udah malem, jangan kebanyakan main sama Jisung, nanti kamu ketularan sinting-!" Omel Seungmin, padahal Jeongin sudah masuk kedalam rumah Jisung.
"Gausah didengerin-" ucap Seungmin ketika Hyunjin berhenti tertawa.
"Apa?"
"Itu- yang adek gue bilang."
"Tapi kan udah kedengeran, Min."
"Ngeselin banget siiih!"
"Aamiinin aja ya?"
"Apa?"
"Itu yang adek lo bilang."
Seungmin bersumpah kalau senyum Hyunjin barusan itu kelewatan banget dan gak sehat untuk dirinya yang tengah mati-matian menahan agar kedua ujung bibirnya tidak terangkat. Bahkan telinganya sampai memerah dan Hyunjin terkekeh pelan ketika menyadarinya membuat Seungmin semakin mati kutu ditempatnya.
"Lo gak ada niatan buat nawarin gue masuk gitu, Min?" tanya Hyunjin mengalihkan topik ketika ia sadar dengan telinga Seungmin yang memerah.
"Enggak-" Jawab Seungmin, namun Hyunjin tetap turun dari motornya membuat Seungmin kembali terkesiap. "Mau ngapain?"
"Mau masuk." Jawab Hyunjin polos kemudian berjalan duluan.
"Hah? Beneran mau mampir, Jin? Mau ngapain??" Tanya Seungmin mengikuti Hyunjin yang berjalan didepannya.
Hyunjin berbalik. "Mau ngobrolin proposal sama bang Woojin, tadi kan gue di uks jadi gatau anak-anak ngomongin apa aja pas abis tanding."
"Ooh-"
"Ada kan bang Woojinnya?" Tanya Hyunjin, Seungmin hanya mengangguk kemudian berjalan mendahului Hyunjin dan masuk kedalam rumahnya.
'Kirain emang niat nganterin- ternyata punya tujuan tersediri yaa.'
'Yaampun kim seungmin!'
'Lagian kalo jadi orang jangan geer-geer banget kenapa sih?' -jeritan hari seorang ksm.
'Huhu bundaaa..'
✨✨✨
Aduh makin mabok aku sama Seungmin, makin hari makin lucu banget dia. 😭
Makasih buat yang udah baca, vote dan comment. Ppyooong. ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
secret admirer ; seungjin ✔
Fanfictioncompleted. tentang seungmin bersama perasaannya untuk hwang hyunjin. note. meskipun udah completed, tolong tetep vote dan comment ya. 🤗 ✨✨✨ was: #1 on hyunmin. warn! bxb, harsh word, non-baku, school life!au. Enjoy! ♡