[5] bertemu

520 69 1
                                    

Mr. Adhitama
|Hanin.
|Aku gabisa jemput kamu,
|Maaf, ya?

Hanin maklum, Mungkin Tama akan menjemput Rayna, bukan?

Hanin mengetik nama seseorang dan meneleponnya,

"Halo, Lan." Sapa Hanin,

"Iya, kenapa Nin?"

"Bisa jemput aku?"

"Tama kemana, Nin?"

"Gatau, katanya gabisa jemput."

Jilan mengangguk disebrang sana, walaupun Hanin tidak dapat melihatnya.

"Sebentar ya, 7 menit."

Tutt tutt

Sambungan terputus,

"Kok belum berangkat? Tama-nya mana?" Tanya Irena Nerissa, Mama Hanin.

Hanin menggeleng, "Tama gabisa jemput Ma, Hanin lagi nunggu Jilan." Jawab Hanin,

Mama mengangguk, "Jadi, Pacar kamu itu Tama atau Jilan? Kok yang sering jemput kamu itu Jilan, Bukan Tama." Tanya Mama Irena.

Hanin tersenyum tipis, "Tama, Ma. Jilan cuman temen Hanin aja." Jawab Hanin.

Tin tin

Suara klakson motor, "Hanin!" Panggil Jilan didepan sana,

"Jilan udah datang Ma, Hanin berangkat." Pamit Hanin kepada Mama Irena.

Mama Irena mengangguk, "Hati-hati." Sautnya sebelum pergi ke dapur.

"Tante Irena Mana, Nin? Mau pamit." Saut Jilan, "Mama lagi didapur, Udah ah, Ayo!" Jawab Hanin sambil menepuk pundak Jilan,

"Btw, Nin. Rumah Tama kok sepi, ya? Tadi lewat sana kayaknya gaada orang." Saut Jilan ditengah perjalanan.

"Masa, sih? Gatau juga. Tama engga ada bilang apa-apa," Jawab Hanin, Jilan hanya mengangguk.

"Papa gimana, Nin? Masih suka debat sama Tante Irena?" Tanya Jilan, Hanya Jilan yang tahu latar belakang keluarga Hanin, Tama Tidak.

"Gatau, Dari semalem udah izin pergi, Katanya mau ketemu orang." Jawab Hanin, Lagi-lagi Jilan hanya mengangguk.

💔

Mereka sudah sampai disekolah, Ketika Jilan dan Hanin sedang berjalan dikoridor sekolah tiba-tiba,

"Hanin!" Panggil Rayna dibelakang sana, "Kenapa, Ray?" Tanya Hanin.

Bukannya menjawab Rayna malah memberikan sebuah kertas kepada Hanin, "Ini–apa, Ray?" Tanya Hanin,

"Itu surat izin Tama, Tolong kasih ke sekretaris, ya!" Pinta Rayna,

Tama, Izin? kok engga bilang?

Hanin mengangguk, "Oke, Ray." Jawab Hanin. "Kalau gitu, Duluan ya!" Saut Rayna meninggalkan Hanin dan Jilan.

"Udah, Ayo Nin masuk." Saut Jilan menepuk bahu Hanin dan berjalan meninggalkan Hanin dibelakang,

"Ghina, Ini surat izin dari Tama." Saut Hanin memberikan kertas itu kepada Ghina Arshinta, Sekretaris kelas mereka.

Ghina hanya mengangguk, dan Hanin pergi ke tempat duduknya bersama Helena.

Hanin membuka handphone nya, dan berniat memberikan pesan kepada Tama lewat aplikasi LINE,

[✓] PRIORITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang