[16] destinasi bersama

727 72 3
                                    

Sabtu, 15.00 PM

"Halo, Hanin."

"Iya, Kenapa lan?"

"Nanti malem free, ngga?"

"Iya, free. kenapa?"

"Nanti malem aku jemput kerumah. Oke?"

"Eh? mau kemana?"

"Rahasia. Jam 7 aku jemput,"

"Ih, mau kemana sih?"

"Rahasia, Sampai ketemu nanti malem."

"Eh, Tapi-"

Tutt Tutt

Iya, Jilan sudah menyiapkan suatu rencana yang akan ia lakukan malam ini. Entah, Hanya Jilan dan Tuhan uang yang tahu itu.

Sementara disana Hanin menatap layar ponselnya dengan kening berkerut, Bingung.

Ah, Kini Hanin hanya berpositif thinking saja.

💔







































Ting!

Jilan🌠
|Nin, Didepan

Hanin membaca itu, dan segera meraih tas selempang nya dan jalan menuju lantai bawah, dan menemui Jilan diluar sana.

"Kok cantik, sih?" Kata Jilan,

bugh

"Apasih! Udah ayo, Mau kemana?" Saut Hanin menutupi rasa gugupnya ini,

"Ayo."

💔













































"Kok kita kesini, Lan?"

Iya, Hanin bertanya kepada Jilan. Kenapa mereka pergi ke pasar malam?

Jilan menengok kearah Hanin, "Iya, Aku mau ajak kamu kesini. Kayaknya pas aja tempatnya,"

"Pas buat apa?"

Jilan menggeleng dan tersenyum.

Aneh, Pikir Hanin.























Diatas bianglala, 20.15 PM.

"Nin, Masih inget sama kata-kata tentang perasaan aku ke kamu?"

Hanin kaget, Namun ia mengangguk.

"Mau aku perjelas?"

Hanin kaget lagi, Namun ia tetap mengangguk.

Jilan tersenyum, "Iya, Aku suka kamu, Cinta kamu sebelum Tama. Iya, Itu aku yang waktu itu kasih kamu coklat. Bukan Tama, Karena aku tau kamu sukanya Tama, Bukan?"

"Gapapa, Kayaknya ini waktu yang tepat buat aku nyatain yang sebenernya."





















"Coba dengerin ini." Jilan memberikan ponselnya dan sebuah earphone untuk Hanin.

Dan Jilan memputar Lagunya,

Jilan memputarkan lagu Sunshine after the Rain - Alexander.

I'll be your sunshine after the rain
When the sky is turning grey
You know that I'm never far away
Sunshine after the rain
Together 'til the end

"Jilan???"























Jilan tersenyum, "Jadi, Boleh aku jari sinar matahari setelah hujan buat kamu?"

Perasaan Hanin campur aduk. Dari mulai kaget, seneng, salting, dll.

Namun,





































Ia mengangguk, "Iya, Boleh."

Tanpa aba-aba Jilan langsung memeluk Hanin diatas ketinggian bianglala ini.





























Kini, Dipasar malam, Diatas bianglala menjadi tempat destinasi mereka bersama, suka maupun duka.












































"Waktu tak pernah memiliki kuasa atas cinta. Cinta adalah satu-satunya hal yang mampu melampaui ruang dan waktu."














































[Finish✓]

























(((memories))))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(((memories))))

Halo! makasih udah baca work ini, yang aku yakin ini 100% cringe, hehe. sengaja di akhiri cepet, udah buntu wkwkw.

semoga kalian ga kesel ya bacanya work ini hehe, ada salam dari Hanin dan Jilan,

semoga kalian ga kesel ya bacanya work ini hehe, ada salam dari Hanin dan Jilan,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(maafin editannya ga bagus, tapi-)


-tHANKYOUUU!💓

©Sei, 2019

[✓] PRIORITASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang