-.Mungkin banyak orang bilang suatu pertemuan akan berakhir dalam perpisahan.
Namun, banyak juga orang bilang suatu pertemuan akan selalu dipertemukan kembali.
Dari situlah aku mulai berfikir, bagaimana denganku nantinya? Akankah aku akan berpisah dengannya? Ataukah akan dipertemukan kembali?
Dan semua itu, hanya takdir yang bisa menjawabnya.-
°✧✧°✧✧°
Kring-kring-kring
Lonceng sekolah berbunyi sangat nyaring, nyaris terdengar sampai halaman luar, tepatnya ditaman depan gerbang sekolah. Para murid mulai keluar dari kelasnya masing-masing untuk mengikuti upacara bendera yang selalu diadakan setiap hari seninnya.
Dari depan gerbang sekolah, terlihat seorang gadis yang tengah berlari cepat sambil melambaikan tangannya kearah satpam yang hampir menutup seluruh gerbang.
"Tunggu, pak. Tunggu!" Teriaknya keras. Tapi sepertinya satpam itu tidak mendengarnya sama sekali.
Dengan kecepatan penuh, akhirnya gadis itu bisa masuk walaupun pintu gerbang sudah hampir ditutup sepenuhnya.
"Makasih, ya pak," Ucap gadis itu dengan napas tak beraturan.
Mendengar suara milik perempuan, satpam itu menghentikan aktivitasnya menarik pagar gerbang dan langsung menoleh kesamping.
Satpam itu cukup terkejut melihat perempuan berpakaian seragam putih abu-abu dengan keadaan rambut yang acak-acakan berdiri disampingnya.
"Ya Allah," Teriak satpam itu spontan, "Kaget bapak neng," Tambahnya sambil mengelus dada.
Gadis itu tersenyum kecil, merasa bersalah.
"Maaf ya pak, soalnya saya tadi buru-buru masuk."
Satpam itu menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan aktivitasnya. Akhirnya gerbang tertutup sempurna.
Gadis itu berbalik sambil menyelipkan rambutnya yang berantakan kebelakang telinganya. Ekor matanya terhenti ketika menangkap kehadiran seorang yang sudah berdiri dibawah pohon kecil rindang dengan tangan bersidekap didepan dada dan kaki satunya sengaja dihentak-hentakkan ketanah. Lalu orang itu berjalan mendekatinya.
"Udah selesai ngobrol sama satpamnya, sha?"
Auristela Shea Veronika-gadis berambut lurus dan juga hitam dibawah bahu, bermata coklat madu yang sangat cocok dengan wajahnya yang berparas cantik dan putih. Memiliki tinggi pas-pasan dan sering tersenyum, ramah, baik hati, periang, kadang-kadang juga menjengkelkan ketika sikapnya yang keras kepala muncul dalam dirinya pada saat-saat tertentu.
Panggil saja dia Shea.
"Gue belum telatkan, mit?" Tanya Shea.
Mita karlina-Sahabat yang paling dekat dengan Shea sejak SD, SMP dan sekarang SMA. Gadis berkucir ekor kuda tiap-tiap harinya, memiliki sikap cerewet, keras kepala dan mempunyai paras putih bersih dan tinggi yang sama persis dengan Shea. Keduanya juga sering dijuluki kembar oleh orang-orang. Padahal mereka berdua banyak sekali perbedaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEAN
Teen FictionBersamanya aku menemukan diriku yang sesungguhnya. ♡-Bukan pertemuan jika tidak berunjung perpisahan. ♡-Bukan cinta jika selalu bahagia. ♡-Bukan cinta jika selalu abadi. Tetapi apakah seseorang tidak akan pernah merasa bahagia? Tentu saja jawabannya...