"Aku sungguh dibaluti rasa ingin tahu, sekarang."
~ SyifaSemenjak kejadian semalam, Syifa jadi pendiam. Teman-teman di sekolahnya juga heran kenapa dia jadi berubah drastis seperti ini.
"Syifa ... Ya Allah ... dipanggil-panggil dari tadi kok enggak nyaut sih, kenapa?" tanya Fani.
"Aku enggak papa kok, serius deh," elaknya, dia enggak mau membuat sahabat-sahabatnya sedih dan memikirkan semua yang terjadi padanya, cukup Syifa, keluarga, dan Allah 'lah yang tahu soal ini.
"Kita bersahabat sudah lama Fa, jadi kita tahu kalau kamu ada masalah, kalau cerita aja ke kita."
"Iya Fa, cerita aja ke kita, siapa tahu 'kan kita bisa bantu masalah kamu," timpal Sintia.
"Beneran ... Aku enggak papa kok." Setelah mengatakan itu, dirinya langsung meninggalkan kelas.
"Syifa sekarang jadi berubah banget, jadi pendiam banget, pasti ada masalah besar yang bikin dia kayak gitu."
"Iya kayaknya, ya udah kita biarin dia sendirian dulu."
Sekarang Syifa memang butuh waktu sendiri dulu, tak mau diganggu. Syifa pergi ke musholla untuk salat Dhuha supaya hati tenang. Saat dirinya hendak kembali ke kelas, suara lantunan ayat suci Al-Quran membuatnya terhenti. Akhirnya Syifa urungkan niat untuk kembali ke kelas dan dengarkan lantunan itu. Benar-benar suara itu membuatnya tenang.
Ya Allah ... suara itu, Kenapa semua jadi seperti ini Ya Allah ... Syifa mendengarkannya dengan memejamkan mata, tak terasa air mata menetes membasahi pipinya.
***
Semua orang di rumah juga heran, ada apa dengan Syifa, mendadak menjadi pendiam seperti ini.
"Nak ... kamu kenapa kok kelihatannya sedih gitu?" tanya Fitri dengan nada khawatir.
"Aku enggak papa kok Umi, cuma kecapean aja, soalnya banyak tugas sekolah," elak Syifa pada semuanya saat makan malam, dia enggak mau semua tahu apa yang saat ini tengah dirasakannya.
"Iya nih, kamu kebanyakan melamun Dik."
Kakak tahu Dik, apa yang kamu rasakan saat ini, kamu mencintai orang lain, dan terpaksa menerima perjodohan ini, demi membuat hati Umi dan Abi senang, batin Fajar.
"Aku beneran enggak papa kok, Kak. Ya sudah aku ke kamar dulu ya."
Tak lama kemudian, suara pintu terbuka, terlihat Fajar memasuki kamar Syifa dengan hati-hati.
"Kamu belum tidur, Dik?"
"Belum, Kak, ada apa Kak?"
"Dik, soal perjodohan ini, kamu yakin menerima?" Syifa benar-benar kaget, kenapa Fajar bertanya seperti itu padanya.
"Iya yakin, Kak."
"Jangan bohongin Kakak Dik, Kakak tahu kamu menerima ini itu terpaksa 'kan. Kamu mencintai orang lain." Yang diucapkan Fajar memang benar, Syifa terpaksa menerimanya. Memang Fajar telah mengetahui adiknya ini tengah jatuh hati pada seseorang, yang pasti bukan Alfin.
Air mata Syifa kini kembali menetes. Semakin lama semakin deras, Syifa sudah tak kuasa menahannya lagi. Rasanya sakit. Bagaimana perasaan kalian saat kalian sudah mencintai seseorang dan tanpa sepengetahuan kalian dijodohkan oleh orang tua. Fajar langsung memeluk Syifa, dan berusaha menenangkannya. Mungkin Syifa lelah menangis terlalu lama, hingga akhirnya tertidur dalam pelukan Fajar.
***
Setiap hari Syifa selalu termenung sendiri, entah yang dia pikirkan karena apa. Perjodohan dengan Alfin atau karena Alif. Syifa benar-benar bingung sekarang, walaupun dirinya tak tahu perasaan Alif padanya seperti apa. Seseorang yang dicintai Syifa ialah Alif.
![](https://img.wattpad.com/cover/178474011-288-k937298.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum, Zauji (Terbit) ✅
RomanceSUDAH TERBIT #Part masih lengkap Cinta memanglah indah, apalagi jika datangnya atas kehendak-Nya, pasti akan jauh lebih indah "Uhubbuki Fillah, Zaujati," ucap Alfin di sela pelukannya dengan Syifa, lantas mencium ubun-ubunnya. "Ahabballadzi ahbab...