sebelum baca, pencet bintang dulu^^
-×××××××-
Laviska sudah berbaring selama dua jam di kasurnya, tapi ia belum juga tertidur. Dan ini sudah lewat tengah malam. Matanya sama sekali tak mengantuk lagi karna ia sudah tetidur tadi. Ia mengalihkan pandangan nya ke bingkai yang ada di pangkuannya. Ia meraba raba. mencari ponsel yang ia letakkan di meja samping tempat tidur.
Ia mengetik sebuah nomor yang sudah satu bulan ini tidak ia hubungi. Beberapa saat ia menunggu. Detak jantungnya yang sangat cepat dan tak beraturan itu terdengar begitu jelas saat ponselnya menempel di telinganya. Ia menunggu nunggu jawaban yang ada di seberang sana, entah itu suara operator atau suara seseorang yang sedang ia rindukan.
Tak lama suara nada sambung terdengar tapi 'Nomor yang anda tuju tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi'
Laviska melebarkan matanya, air matanya kembali jatuh.
"nomornya aktif" ujarnya kembali menangis. Ini adalah yang kesekian kalinya ia menelphone nomor tersebut, tapi yang lebih membahagiakannya nomor itu telah aktif, dan baru aktif setelah 3 tahun lamanya nomor itu tak aktif lagi, Dan baru sekarang nomor itu aktif. Membuatnya teringat saat pertama kali nomor tersebut tak aktif saat di hubungi. Betapa khawatirnya ia dulu saat nomor itu tak dapat di hubungi.
Dengan cepat ia kembali menekan tombol itu. Ada nada sambung yang terdengar di sana. Ia tak berhenti menangis mendengarkan suara itu. Hatinya selalu mengatakan ia sangat merindukannya.
Beberapa saat ia menunggu dengan pikiran yang khalut, terdengarlah suara berat seseorang.
'Hallo?'
Laviska terdiam beberapa saat. Ia begitu mengenali suara berat siapa yang ada di seberang sana. Air matanya mengalir membentuk sungai kecil.
Tak ada jawaban dari laviska. Membuat orang yang di hubunginya mengangkat alis matanya sebelah.
'Hallo?' Ucapnya lagi. Tapi tak di respon oleh laviska. Tak lama terdengar helaan di seberang sana.
'Jika kau tak-' belum sempat orang itu melanjutkan perkataannya. Laviska memotongnya terlebih dahulu.
"Yohan?" Lirihnya sambip menangis.
Orang itu mengerutkan dahinya saat mendengarkan suara wanita yang memanggil namanya dengan menangis.
'Bisakah kau jelaskan dirimu? Ini siapa? Kenapa kau menelepon ku saat tengah malam seperti ini heh?'
"Aku merindukan mu yohan" ucap laviska mengabaikan pertanyaan yang dilontarkannya.
Yohan tampak tak mengerti. 'Maaf, aku tak mengenali mu' ucapnya, kemudian mematikan sambungannya secara sepihak.
Laviska kembali menangis. ia mengeluarkan suara tangisnya. Ketika ia ingin menaruh mengambil bingkai foto yang ada di sudut kasur itu, tak sengaja membuat bingkai foto itu jatuh dan pecah, Membuat ayah dan ibunya terbangun dan berlari menyusul ke arah kamar putrinya.
Laviska menangis sejadi jadinya saat pintu kamarnya terbuka, memperlihatkan ke dua orang tuanya yang terlihat khawatir.
Ibunya yang melihat bingkai pecah yang tergeletak tak lagi berbentuk itu berlari ke arah anaknya, kemudian ia memeluk putri cantik kesayangannya.
Laviska terisak. Ia ingin mengucapkan sesuatu kepada ibu dan ayahnya. Taoi tak mampu karna isakan tangis nya semakin menjadi jadi.
Eunbi yang melihat itu sangat khawatir. Minhyun tak henti hentinya mengelus rambut hitam panjang laviska.

KAMU SEDANG MEMBACA
M.A.P.L.E || Kim Yohan
Fanfiction"Jangan katakan sayang jika tidak mampu untuk setia dan mencintai,jangan katakan kalau kamu sayang kepadaku,karena aku takut kamu juga akan mengatakan 'KAMU SAYANG DIA' kepadaku.kumohon jangan jadi munafik" - kim yohan "Semakin lama,semakin cinta,se...