Bab Delapan

195 41 11
                                    

Sebelum baca pencet bintang dulu^^

Gak kasian kalian sama aku, ketika aku mengetik di malam hari dan selesai mengetik di pagi hari. Pas malamnya di cek semuanya tiba tiba hilang dalam beberapa jam saja. :'((

Usaha ku untuk begadang tengah malam tidak ada hasilnya :'((

So, Pleass voment :'(

-×××××××××-

"Apa? Yang benar saja? Kenapa harus sejauh itu?" Tanya yohan pada junho, dokter tampan yang berhasil mengikat hati berbagai kalangan wanita. Junho merupakan kekasih dari sahabatnya. Ilana.

"Kenapa tidak?" Tanya junho acuh. Saat ini mereka sedang berkumpul di sebuah kaffe. Daerah itu tengah di landa hujan deras.

" kau tau! Aku tak punya banyak uang untuk mengikuti kemauan kalian berdua" ucap yohan frustasi. Ia memicingkan matanya. Tengah berfikir bagaimana caranya untuk ikut tanpa memakai uang dari tabungannya.

"Ayo lah han, lagi pula ini liburan juga untuk mu! Kau harus sembuh!"

"Aku sudah sembuh ilana, tak perlu kau menghawatirkan ku!" Tegas yohan.

"Bagaimana aku tak hawatir? Setiap kau bangun dari tidur mu, kau selalu saja merasakan pusing yang teramat menyakitkan! Aku tak bisa melihat sahabat ku seperti itu!" ilana membentaknya cukup keras. Ia tak peduli lagi tentang bagaimana tatapan tatapan mereka padanya.

Yohan menghela nafas. " kau fikir! Aku tak punya uang lagi di tabungan ku! Aku bukanlah yohan yang dulu! Yang punya uang banyak di bank manapun!"

Junho yang memperhatikan mereka sedari tadi, hanya bisa diam dan duduk tenang memperhatikan mereka.

"Baikalah! Biar aku saja yang membayar semuanya" ucap ilana pasrah.

" tidak! Lebih baik aku tak ikut!" Ucap yohan memalingkan wajahnya pada ponselnya.

" yang benar saja??!" Teriak ilana. Membuat ke dua pria itu menutup telinganya.

"Sudahlah sayang, jangan berteriak seperti itu" kata junho. Kemudian mengalihkan tatapannya pada yohan.

" tidak ada yang tidak boleh tidak ikut! Kau?! Mengertilah yohan! Aku akan membayar semua tagihannya nanti. Kau tak perlu hawatir akan itu." ucapnya lagi.

Yohan berdecih. " terserah!" Ucapnya pasrah dengan nada ketus. Ia kembali mengarahkan tatapannya pada layar ponsel.

Ia menghela nafas. Ia menatap foto seorang gadis cantik yang ada di layar ponselnya. Kenapa gadis cantik itu tidak lagi menelfonnya. Yohan berdecak. Dengan ragu ragu ia menekan tombol di layar. Kemudian menempelkan ponsel itu ketelinganya.

Beberapa saat ia menunggu terdengar nada sambung. Ia memegang ponselnya erat erat. Tangannya bergetar saat mendengar suara gadis yang beberapa hari ini membuatnya tidak tenang. Hatinya gelisah. Ada sesuatu yang dirasakannya saat pertama kali melihat wajah gadis itu.

" untuk apa kau menghubungi ku?" Tanya suara itu.

Yohan memejamkan matanya beberapa saat, kemudian membukanya lagi. Melihat tingkah yohan yang seperti itu, kedua orang yang ada di depannya bertanya.

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang