Bab Tujuh

187 39 3
                                    

   sebelum baca, pencet bintang dulu^^

-×××××-

      Nara duduk di tepi kasur Laviska. Ia memandangi wajah gadis yang begitu pucat, keringat dingin membentuk titik-titik kecil di pelipis Laviska. Sesekali gadis itu memanggil-manggil ibunya dan nama seseorang, meski itu terdengar seperti gumaman tak jelas.

"Laviska," panggil Nara pelan. Tak ada reaksi dari laviska.

" laviska, bangunlah," Nara mengusap kening laviska yang basah oleh keringat. Ia ingin memberitahukan hal ini kepada orang tua laviska. Tapi, sejak sehari yang lalu, tepatnya saat ia pulang dari seoul, laviska selalu menolak saat Nara ingin memberitahu orang tuanya. Minhyun dan Eunbi sangat cemas, ketika mendengar suara sahabat dari anaknya, bukan suara anaknya, laviska. Tak biasanya laviska menyuruh seseorang untuk mengangkat telphone dari orang tuanya.

" ada apa dengan mu?"

Laviska menggerakkan kepalanya, matanya terbuka perlahan. Ia melenguh.

"Kau mengigau semalaman. Kau terus saja memanggil nama yohan atau ibumu. Kau sakit? Dimana yang sakit?" Tanya Nara begitu laviska benar-benar bangun dari tidurnya.

Laviska menggeleng, kemudian berdecih karna mendengar nama yohan. Ia menarik tubuhnya ke tepih kasur, lalu turun. " aku mandi dulu," gadis itu melangkah masuk ke kamar mandi dengan langkah gontai.

" kalau kau tak enak badan, tak usah ikut pemotretan," ujar Nara. Tapi tampaknya laviska tak mendengar ucapannya.

Nara menunggu laviska di depan pintu kamar mandi. Hanya ada suara air kran dari dalam, tak ada suara lain. Apa yang laviska lakukan? Pikirnya.

"Aaaa....!"

Nara terkejut mendengar teriakan dari
Dalam kamar mandi. Ia menggedor-gedor pintu itu, panik setengah mati.

"Laviska! Ada apa? Buka pintunya!" Nara menggerak-gerakkan knop pintu tak sabaran. " laviska!"

-××××××××-

"Jadi kau dituduh sebagai calon suami dari perempuan ini?" Tanya ilana sambil menyeruput jus jeruknya.

Yohan mengangguk walaupun ilana tak melihatnya. Ilana sibuk melihat foto foto yang tersimpan di galeri ponsel yohan.

" luar biasa!" Ucapnya dengan mata yang berbinar binar. "Wajahmu sangat mirip di foto ini, Nomor ponsel sama, bahkan namapun juga sama" ucapnya lagi, ia tampak berfikir.

"Menurutmu apa mungkin itu aku?" Tanya yohan ragu.

Ilana tampak berfikir, " mungkin saja! Kau kan pria penyakitan!" Sindirnya sambil menjulurkan lidahnya. Melihat itu, Yohan menjadi kesal dan langsung saja menjitak kepala sahabatnya itu.

"Aku bukan pria yang berpenyakitan!" Ucapnya kesal. Sedangkan ilana hanya tertawa terbahak bahak, berhasil membuat sahabatnya itu kesal.

"Ngomong-ngomong wanita ini cantik juga, dia juga seorang model di kanada" ucap ilana menghentikan gelak tawanya.

Yohan mengangguk " dia sangat cantik. Aku bahkan jatuh cinta pada pandang pertama padanya, dan itu hanya dengan melihat fotonya saja, lalu bagaimana dengan aslinya? Mungkin aku sudah kejang kejang berada di hadapannya" ujar yohan dengan antusiasnya. Terlihat lebay, tapi bagi ilana tidak. Apa yang dikatakan yohan memang benar. Perempuan yang ada di foto itu benar-benar cantik.

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang