Bab Sembilan

183 37 17
                                    

sebelum baca, pencet bintang dulu^^

-×××××××-

"Sayang! Kau sudah siap?" Tanya hangyul dari depan pintu kamar laviska. Ia sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat.

"Sebentar!" Jawab laviska yang belum lepas dari cerminnya. Jujur saja saat ini laviska tengah berfikir. Dua hari lamanya ia menjadikan hangyul kekasihnya membuatnya sedikit gugup. Perlakuan hangyul kepadanya membuatnya jadi canggung. Contoh saja saat ini hangyul mengganti panggilannya menjadi panggilan yang sangat romantis.

Laviska membuka pintu kamarnya. "Hangyul," panggilnya.

Hangyul menyunggingkan senyum termanis yang ia miliki. Ia menatap laviska dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kekasih ku memang cantik" ujarnya. Hangyul mendekat, kemudian menggenggam tangan laviska.

Laviska hanya tersenyum kikuk membalas perkataan hangyul. Hangyul menggandeng laviska hingga keluar dari apartemen.

" sebelum berangkat, kau sudah makan?" Tanya hangyul sambil membukakan pintu mobil untuk laviska. Laviska mengangguk, kemudian masuk ke dalam mobil.

Hangyul menutup pintunya. Kemudian ia setengah berlari mengitari mobil, ia masuk ke kursi pengemudi yang di sampingnya terdapat laviska.

Sebelum menghidupkan mesin, ia meraih tangan laviska terlebih dahulu, kemudian menciumnya mesra dan melajukan mobilnya menuju bandara. Seluruh Teman temannya sudah ada disana sejak tadi.

-××××××××-

Mereka berdua sudah sampai sepuluh menit yang lalu, para kru dan artis lainnya juga sudah datang. Hanya tinggal beberapa menit lagi pesawat yang mereka naiki akan lepas landas. Hangyul sedari tadi memperhatikan laviska yang duduk di sampingnya dengan sebuah ponsel pintar di tangannya. Ia meraih tangan laviska yang ada di atas pahanya. Kemudian menggenggamnya erat sesekali ia mengelusnya lalu memainkan jari jemari laviska. Hangyul tersenyum dan terkadang ia tertawa saat melihat tangannya di satukan dengan tangan laviska. Begitu mungilnya tangan gadisnya.

Sebagian orang yang melihatnya tampak tersenyum, iri, bahkan sedih. Tersenyum melihat bagaimana tingkah hangyul yang tampak sangat menggemaskan, kemudian ada yang iri karna melihat pasangan itu tampak serasi dan sikap hangyul yang bisa di bilang romantis dan manis, ada juga yang melihatnya dengan rasa sedih, lantas dimanakah letak kesedihan itu? Sebagian orang yang peka tentu saja akan merasa sedih melihat mereka, ralat bukan mereka, tapi hangyul lah yang terlihat menyedihkan. Lihat lah sedari tadi ia berusaha membuat laviska untuk melihatnya, sekedar berbicara, ataupun menatapnya. Namun laviska tampak tak peduli dan cuek. Ia terlalu fokus ke arah ponselnya.

Mereka yang peka tau apa yang terjadi. Mereka paham apa yang di alami oleh laviska dan hangyul. Dan orang orang yang cukup peka itu merupakan sahabat terdekat mereka sendiri. Sedari tadi mereka memperhatikan dua orang itu. bukan sejak tadi, tapi sejak hari dimana hangyul mengabarkan ke seluruh dunia bahwa mereka sedang menjalani status hubungan. Awalnya mereka syok akan pemberitahuan itu. Hangyul sama sekali tak memberitahu kabar mereka secara langsung. Tapi mereka mengetahuinya lewat media sosial.

Mereka menanyakan kebenarannya, hangyul mengonfirmasikannya. Semua orang tampak tak percaya. Bahkan semua orang masih mengira hubungan laviska dan steven masih terjalin. Satu hari setelah kejadian itu, Hangyul mengonfirmasi bahwa hubungan laviska dan steven telah berakhir.

Orang-Orang yang menyukai hubungan laviska dan steven tampak tak senang. Mereka semua memandang model pria itu dengan tatapan jijik. Mereka semua mengatakan hangyul telah mengambil calon tunangan dari ceo tampan asal korea selatan itu. Hangyul sama sekali tak memperdulikannya. Ia hanya membalas sindiran sindiran itu dengan senyuman terbaiknya, Biarlah mereka berkata apa.

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang