Bab Enambelas

158 26 7
                                    

Vot dulu baru baca^^

¤×¤×¤×¤

Seoul, korea selatan.

    Saat itu waktu makan siang dan junho sedang sibuk seperti biasanya di dalam ruangan yang di penuhi dengan bau obat obatan itu. Sebagai dokter spesialis otak, junho sekarang tengah mencari data data yang bulan lalu ia simpan di ruang bekerjanya. Ia  masih merasa aneh dengan semua yang telah terjadi pada pria yang baru baru ini menjadi sahabatnya.

"Akhirnya!!" Kata junho legah melihat berkas itu ada di laci lemarinya. Ia mengambil berkas yang sedari tadi ia cari cari dan ingin memastikannya lagi. Junho melangkahkan kaki nya ke arah kursi kekuasaannya lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kursi lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran dan mengamati hasil tes nya lagi yang tergambar di hadapannya.

Ia mengernyit Melihat hasil tes tersebut, Lalu menyimpulkan apa yang telah terjadi dan di alami oleh sahabat barunya.
Junho mengambil ponselnya, lalu mengetik sebuah nomor dan menekan tombol yang ada di ponsel pintarnya tak lama Terdengar nada sambung di seberang.

'Hal-'

Belum sempat orang di seberang menjawabnya, junho langsung memotong perkataannya denfan cepat.

"Sayang, aku akan menjemputmu 15 menit lagi." Ucapnya cepat dikala terdengar suara wanita yang amat ia cintai itu. Sedangkan Tatapannya masih terfokus pada data data yang ada di hadapannya.

'Ada apa? Kau akan mengajak ku makan siang?'

"Tetaplah di sana, aku mencintai mu." Junho menutup sambungan teleponnya tanpa menjawab pertanyaan wanita itu. Ia berdiri dan mengantungi ponselnya dan bergegas menjemput kekasih tercintanya yang saat ini ada di butik.

Junho meminggirkan mobilnya ketika sampai di depan sebuah butik milik kekasihnya. Pria itu tersenyum melihat wanita tercintanya telah menunggunya di depan butik.

"Kau mematikan ponselmu begitu saja! Dasar tidak sopan!" Kata ilana saat pria itu sudah berdiri kokoh di hadapannya. Ilana mendengus melihat senyuman pria itu.

"Aku tak sabar lagi ingin bertemu dengan kekasih ku." Jawab junho masih dengan senyumannya. Ilana memutar bola matanya.

"Setidak nya kau jawab pertanyaan ku dulu. Baru kau mematikan sambungannya."

Junho menghela nafasnya. Kekasihnya itu memang seperti itu bila sedang marah dan ia harus ekstra sabar jika tak ingin membuat kekasihnya ini lebih marah lagi.

Junho kembali tersenyum. "Kenapa kau sampai semarah ini? Apa kau tak merasakan bagaimana sesaknya aku bila tak melihatmu beberapa menit saja. Untuk itu aku segera datang padamu dan mengabaikan perkataan mu tadi."

"Kau memang pintar merayu."
Kata ilana pasrah dan tersenyum kecut.

Junho mengembangkan senyumannya. "Apa tak ada pelukan untukku hari ini?" Tanyanya menggoda ilana.

Ilana menatap jijik pada junho. Tapi ia tak bisa menolak, karna itulah kebiasaan nya saat bertemu dengan kekasih tampannya.
Wanita itu memeluk junho erat.

"Kalau ciuman aku akan menagihnya di mobil saja. Ayo!" Goda junho dan menarik ilana ke arah mobilnya.

"Dasar mesum!"

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang