vot dulu baru baca^^ aku doain ibadahnya lancar, di beri kemudahan di bulan puasa ini. Amin
¤×¤×¤×¤
London, inggris
Satu minggu kemudian."Akhirnya kau jawab juga teleponmu. Aku sudah mencoba menghubungimu berkali kali."
Kata kata itu menerjang gendang telinga yohan bahkan sebelum ia sempat mengatakan halo."Ayolah yunseong, Aku tadi sibuk dengan beberapa urusan."
Yunseong tertawa hambar, "sekarang kau dimana?" Katanya datar. Yohan menatap bingkai yang ada di meja lalu berjalan menghadap kaca jendela besar di kantor itu, menatap jalanan di bawah sana. Jalanan cukup ramai, orang orang dalam balutan jaket tebal beraneka warna berjalan di sepanjang trotoar dan mobil mobil berseliweran di jalan raya.
Pemandangan yang sangat biasa memang. Pemandangan sehari hari yang sering kali di abaikan banyak orang. Namun berbeda lagi dengan pria tampan ini, ia sangat menyukai pemandangan yang sederhana seperti itu. Ia sangat suka mengamati keadaan yang ada di sekitarnya."Sebenarnya aku tahu kau meneleponku," kata yohan santai.
"Dan aku minta maaf karna tak sempat membalas teleponmu. Tadi pagi aku terbang ke london, ada tugas yang harus aku kerjakan disana."
"London? Tugas? Bukannya kau itu pengangguran." Sela yunseong.
"Dan karna kemarin kau mengajukan kontrak pada perusahaan, aku meneleponmu. Kapan kau akan kembali?" Tanpa menunggu jawaban, yunseong kembali melanjutka, " agency besar, direktur-nim ingin bertemu dengan mu."
Yohan mendesah, pura pura pasrah. "Aku bukan pengangguran, aku ini seorang ceo."
"Kau menjadi ceo? Ayolah! Kau ini sudah miskin!" sindir yunseong dan tertawa lepas bisa menghina sahabatnya itu."Sahabat macam apa kau ini! Jika kau tak tau apa yang sebenarnya terjadi tutuplah mulutmu itu! Aku tidak miskin seperti apa yang kau katakan!" Balas yohan dengan emosinya.
"Bukannya kau bercerita padaku tentang seluruh aset keluarga mu telah di kuasai oleh adikmu." Alis yohan terangkat.
"Ya, tapi aku tak sebodoh itu, sebelum dad meninggal dia telah menitipkan perusahaan kecilnya yang ada di london padaku, tentunya adik licikku itu tak tahu."
"Lalu mengapa kau berpura pura miskin seperti itu?""Hanya akting, aku ingin mengetes apa aku bisa masih pintar di dalam dunia akting." Ucap yohan asal. Sedangkan yang mendengar menatap ponselnya dengan kesal, lalu kembali meletakkannya di telinga.
"Kau lucu sekali." Ujar yunseong datar.
"Baiklah, aku akan kesana seminggu lagi." Belum sempat yunseong membalasnya ia mematikan sambungannya secara sepihak, menjejalkan benda tipis itu ke saku celana jinsnya, lalu berpaling ke arah perempuan yang ada di belakangnya. "Bagaimana dengan kondisi bibi?" Katanya langsung, tanpa berbasa basi.
Yuna spupunya yang sedang melihat beberapa paperbag yang dibawakan oleh yohan dari kanada dan korea, menghentikan gerakannya dan menatap pria itu dengan heran, lalu tersenyum. "Akhir akhir ini dia membaik, kau tak usah khawatir."
"Dan kenapa kau tiba tiba datang ke negara ini?"
Yohan mengerang dan menjatuhkan dirinya di kursi berlengan di depan meja kerjanya itu.
"Aku merindukan kursiku."
"Dan aku selalu menjaga kursi ini dengan baik, meski ini sangat berat, kau tau? dunia perbisnisan benar benar merepotkan! Bahkan untuk sekedar berkencanpun aku kesulitan!" Ucap kakaknya mengeluh.

KAMU SEDANG MEMBACA
M.A.P.L.E || Kim Yohan
Fanfiction"Jangan katakan sayang jika tidak mampu untuk setia dan mencintai,jangan katakan kalau kamu sayang kepadaku,karena aku takut kamu juga akan mengatakan 'KAMU SAYANG DIA' kepadaku.kumohon jangan jadi munafik" - kim yohan "Semakin lama,semakin cinta,se...