Bab Sepuluh

198 35 31
                                    


Vot sebelum baca^

×××××

Tiiiiiiiiiinnnnn....

Suara memekak itu berhasil membuat seluruh yang ada di sana terkejut. Begitu pula dengan gadis yang berdiri mematung di tengah jalan itu. Semua orang tampak khawatir dan syok melihat kejadian itu. Laviska membuka matanya perlahan lahan yang tadi tertutup akan aksi heroikmya tadi.

"Yakk!! Apa kau ingin mati hei!!" Teriak pria paruhbaya yang mengeluarkan kepalanya dari pintu kaca mobil, lantas akan keluar dari mobil mewahnya. Laviska tak menjawab, ia sangat takut. Semua orang memperhatikannya, tubuhnya bergetar kepalanya menatap ke bawah. Terlihatlah kedua kakinya yang tidak memakai alas kaki, ternyata sedari tadi ia berlari sama sekali tak menggunakan sandal. Ia mengingat ingat kemana perginya sandal itu.

"Dasar kau gadis gila!!" Bentak orang itu marah marah di hadapan laviska. Laviska mengurungkan niatnya untuk berfikir tentang alas kakinya yang hilang. Ia menunduk dalam dalam, rambutnya yang acak acakan karna larinya tadi menutupi seluruh bagian wajah nya. Ia kembali bergetar, bahunya naik turun, Matanya berkaca kaca. Tapi tak ada satupun orang yang melihat Karna ia menyembunyikannya.

Pria paruhbaya tadi masih marah marah tidak jelas dan membentak padanya. Tak lama terdengar suara pintu mobil yang tertutup. Laviska berfikir pria tua itu sudah masuk.

"Sudahlah paman, kau tak perlu memarahinya sampai seperti ini, lihatlah dia tampak sangat syok,"

Belum sempat laviska mendongakkan kepalanya, ia mendengar lagi suara pria yang tak asing di telinganya. Laviska merasa amat mengenali suara itu lantas ia mendongakkan kepala keatas.

Seketika tatapan mereka bertemu, Laviska berdiri mematung melihat sosok pria yang ada di depannya. Pria itu tersenyum padanya.

"K-kauu??!" Laviska tergagap, Betapa terkejud dirinya saat ini, ia tak menyangka dengan apa yang telah ia lihat di hadapannya. Pria itu mengangkat alisnya, dan kembali tersenyum melihat wajah gadis itu lebih jelas.

Rasanya ia pernah melihat gadis ini, tapi dimana, Pikir pria itu.

Laviska mematung, air matanya menetes, rasa rindu yang begitu dalam membuat langkah kakinya terseret seret. Bagaikan mimpi ia berlari sekuat tenaga ke arah pria tampan itu, betapa kagetnya pria itu melihat ini semua, laviska memeluk pria itu, bagai pelukan yang amat ia rindukan selama tiga tahun. Laviska terisak isak. Kemeja yang di gunakan pria itu basah terkena air mata. Ia tak peduli lagi, Banyak orang yang memotret kejadian itu lalu di upload ke sosial media. Ada juga yang tercengang saat tau siapa gadis yang hampir saja tertabrak mobil itu.

"Yo-han," lirih laviska. Seketika tubuh Pria itu menegang. Laviska semakin memeluk erat tubuh pria tampan nan seksi dan kekar itu.

"Aku sangat merindukanmu," laviska mendongak, melihat wajah yang amat ia rindukan selama tiga tahun belakangan ini. Ia melepaskan tangan kanannya yang memeluk pinggang pria itu. Tangannya terangkat menyentuh pipi yohan lembut. Belum sempat ia menyentuh kulit putih itu, laviska kembali menangis dan terisak isak,  ia berhasil menyentuhnya. Telapak tangannya menempel pada pipi putih pria itu.

"Kau masih sama," lirihnya. Tangannya membelai permukaan kulit pria itu, membuat si pria semakin menegang, ia merasakan sesuatu yang hangat dalam hatinya, tapi apa yang membuatnya seperti ini? Sentuhan ini? Tidak mungkin. Karna ia baru pertama kali bertemu dengan gadis ini, Tapi anehnya wajah ini tidak asing lagi di pikirannya.

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang