Bab Dua

304 51 3
                                    

   
sebelum baca, pencet bintang dulu^^

-×××××××-

      Laviska menyeruput teh lemon di ayunan kesayangannya yang ada di balkon kamarnya. Tangan kirinya memegang buku bacaan seperti Novel yang berganre Romatice di sore hari ini. Ia terlihat begitu menikmati cuaca di sore ini. Tapi tidak dalam hatinya.

"Heeeeeuhh!" Laviska membuang nafasnya kasar. Hatinya tengah risau, sudah 2 hari ini dia memikirkan sesuatu.sering kali dia terpegok sedang melamun saat sedang syuting atau berbicara dengan rekan sesama modelnya. Steven pun tau itu. Tak biasa nya dia seperti ini, sudah 2 hari ini dia tidak fokus dalam bekerja, itu terjadi karna ibu dari ayahnya menelphone dan menyuruhnya untuk pulang.

"Apa dia merindukan ku?" Tanya nya pada diri sendiri.

Dia memandangi langit yang begitu cerah,matahari tampak memancarkan sinar berwarna orangenya. Begitu tenang pikirnya.Begitu indah pikirnya. Tapi berbeda dengan hati dan perasaannya,sudah 2 tahun lama nya dia tak menginjakan kaki nya di negara gingseng itu.

"Laviska!" Terdengar Panggil dan ketukan pintu dari dalam kamarnya.

Laviska yang mendengar namanya dipanggil mengarahkan tatapannya ke pintu kamar yang tertutup rapat itu.

"Tidak di kunci Steven" ujarnya dari balkon kamar.

Tak lama steven masuk ke kamarnya, karna tak melihat tunangannya yang ada di kamar, lantas steven menuju ke arah balkon.terlihatlah Laviska sedang membaca buku Novel di ayunannya. Steven yang melihatnya tersenyum kecil. Ia datang untuk membawakan sang tunangan tercinta makanan.

" aku membawakan makanan untuk mu" ucapnya sambil tersenyum membawa nampan makanan tadi ke meja yang ada di depannya, lalu duduk disebelah laviska. kebetulan ayunan itu cukup untuk 2 orang dewasa seperti mereka.

"Terimakasih" ucap Laviska yang divalas senyuman manis oleh steven.

Beberapa menitpun mereka lalui dengan berdiam diri, laviska yang terlihat tengah mengunyah makanan menoleh ke arah sampingnya, dimana steven tengah duduk sambil memperhatikannya.

"Apa? Kau mau?" Tanya Laviska menghentikan makannya kemudian menawarkan sesuap nasi ke arah steven. Melihat reaksi yang di lakukan Laviska kepadanya membuat hati steven bahagia dan senang.

"Tentu, karna tunangan ku yang menyuapiku" balasnya kemudian menerima suapan dari Laviska.
Tak sadar hari semakin gelap.makanan yang di bawakan steven tadi sudah habis.

"Sebaiknya kita ke dalam " ujar steven yang di angguki oleh Laviska.

"Aku akan ke dapur mencucinya" ujar steven yang ada di ambang pintu kamarnya.

"Biar aku saja steven kau tunggu lah di depan tv, aku akan menyusulmu nanti" kemudian laviska pergi membawa nampan bekas tadi dan meninggalkan steven yang berdiri di depan pintu.

Sebenarnya ini hubungan yang cukup rumit bagi mereka berdua, tinggal di apartemen yang sama, bahkan status hubungan pertunangan mereka belum jelas, hanya steven yang menyatakan mereka adalah tunangan, sedangkan laviska sama sekali tidak memperdulikannya, tepat 1 bulan lagi di seoul mereka akan mengadakan pertunangan, Untuk itu mereka nanti malam akan terbang menuju negri gingseng tersebut. Steven sebenarnya tidak menetap disini, tapi sudah 4 hari dia berada di canada untuk menjemput laviska pulang.

Pertemuan steven dan laviska pun sama rumitnya dengan hubungan mereka.saat itu laviska tengah dilanda kemacetan yang di akibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Sedangkan saat itu dia akan menuju ke lokasi syuting pemotretan, karna tidak ada waktu lagi untuk menunggu kemacetan itu, laviska turun di sana, entah laviska sibuk dalam pikirannya atau tengah melamun hampir saja dia ditabrak oleh mobil, sempat pria yang mengemudikan mobil tersebut -steven- marah marah tapi ketika melihat wajah laviska yang panik membuat niat steven yang marah marah tidak jadi.

M.A.P.L.E  ||  Kim YohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang