Magenta menatap Tristan lekat-lekat. Laki-laki di depannya tidak bisa membalas sorot mata Magenta yang kian dalam. Tristan melepaskan tangan dari bahu Mag sambil menggeleng.Tristan teringat malam saat pemilik spekta memberitahu tentang keponakannya yang akan melamar menjadi penyiar. Waktu itu BHC berada di Yogya, dan ia dengan Farel sedang membicarakan seorang perempuan yang sudah berhasil membuat nalarnya tumpul karena kalah bersaing dengan hati, bernama Ayudya Maheswari. Tak berapa lama kemudian Tristan bertolak ke Semarang setelah medengar Hendra pun menyebut nama yang sama.
Setelah itu, keesokan paginya, pertama kali Ayudya melangkahkan kaki di spekta untuk melamar menjadi penyiar - hampir setahun lalu - Tristan selalu berusaha memata-matai untuk bisa mengenal dan memastikan perempuan itu yang dicari Farel selama ini, dan melalui foto yang ia kirimkan ternyata benar, perempuan yang sama.
Tristan terjebak antara persahabatan dan pekerjaan. Jika ia mengikuti keinginan Farel untuk segera mempertemukannya dengan Ayu, karir akan jadi taruhan. Namun, ia mempertahankan permintaan bos dan seakan-akan di tempatnya berdiri ada tembok besar yang menghalangi kebebasan sesama laki-laki hingga kini.
kalau memang Farel seorang yang brengsek, seharusnya dia bisa meninggalkan perempuan itu dan bermain dengan yang lain daripada menunggu bertahun-tahun dan bahkan pernah beberapa kali mendapat perlakuan kasar dari orangtua perempuan itu. Hendra pun melalui telepon, berulang kali mewanti-wanti Tristan agar tidak mempertemukan Cyan dengan Farel - laki-laki brengsek menurut Hendra dan hari ini Magenta pun menyatakan yang sama.
kalau sampai hari ini Tristan masih bertahan menjaga Ayu, bukan sekadar karena permintaan Farel, melainkan ucapan pemilik Spektalah yang kembali terngiang.
" ... Jadi, Ayu hanya bisa melihat bayinya selama tiga hari. Setelah itu, ia, kami, harus bisa mengikhlaskan Gendis kembali kepada Sang Pencipta."
"Sialan! Why me!!" gerutunya pelan. Namun dalam hatinya, Tristan berjanji, apa pun yang terjadi, ia akan tetap melindungi Ayudya. Tidak ada orang yang lebih pantas dilindungi daripada seorang ibu yang telah kehilangan bayinya.
"Lo mau bilang apa?" desak Magenta. Perubahan sikap Tristan yang tiba-tiba, seolah menyembunyikan sesuatu. Magenta memaksa laki-laki yang sudah membelakanginya untuk melanjutkan ucapan yang terhenti.
Belum sempat Tristan mengatakan apa pun, langkah tergesa-gesa seseorang merangsek ke dalam ruangannya mengejutkan mereka berdua. Terlambat sedikit saja, sudah bisa dipastikan bakal ada perdebatan sengit di siang bolong.
"Tristan, aku mau bicara sesuatu." Bak penyelamat, Cyan berhenti di depan punggung laki-laki itu, tepat di sebelah Magenta. Setelah menyadari keberadaan Mag, Cyan membatalkan ucapannya barusan, lalu menoleh dan menarik lengan Mag, mengajaknya duduk di sofa kecil dalam ruangan Tristan. Sebagai satu-satunya laki-laki yang ada di situ, Tristan ingin meninggalkan mereka, tapi rasa was-was yang menyandera membuatnya berusaha mendekat.
"Mag, gue mohon, bantuin gue di acara OB Van empat bulan lagi. Gue ...,"
Mendengar ucapan Cyan, Tristan membelalak. Dia sama sekali tidak mengharap apa pun selain jangan sampai Cyan tahu sesuatu mengenai BHC sebelum hari wawancara, apalagi menceritakan sesuatu mengenai itu kepada Magenta.
"Sori, kalo gue harus menyela. Mag, lo nggak siaran?" Berusaha mengalihkan pembicaraan, Tristan justru mendapat hardikan dari kedua perempuan yang sedang terlihat serius.
Setelah melirik jam di meja yang menunjukkan pukul satu, Tristan memasukkan kedua tangan ke saku sambil bersiul dan mendeham sesekali.
=======
KAMU SEDANG MEMBACA
AM to FM
ChickLit[[CERITA INI MASIH PROSES REVISI DI WORD!]] Ayudya Maheswari menjadi penyiar dengan harapan menemukan kembali arti kehidupan. Ia berusaha meninggalkan masa lalu demi mendapat seberkas kebahagiaan. Menjadi seorang yang sangat berbeda dengan dirinya...