Special Chapter

1K 106 83
                                    

Cinta itu kembali hadir di setiap deru napas yang berhembus.

Hangat dan lembut.

Meyakinkan segala keraguan yang sempat singgah.

...

Special Chapter.

Aroma manis yang dibawa musim cherry menyelusup lembut mengelilingi, beberapa kelopak bunga sakura bermekaran semakin mempercantik jalan. Sepasang bola mata indah disuguhi warna merah muda yang menjadi warna kesukaannya, angin hangat menyambut kedatangannya. Genggaman erat dari seorang pria di sampingnya menambah kehangatan. Seseorang yang telah resmi mengambil alih seluruh tanggung jawab atas dirinya. Sepasang manusia sejenis itu tengah berjalaan-jalan menikmati bagaimana hangatnya musim semi yang sedang dilaluinya, menikmati waktu yang terus bergulir bersama. Tak ada suara rengekkan bayi yang selama ini mengisi kekosongan keduanya. Sebab Minjee sengaja mereka titipkan pada sang mama. Keduanya sudah merencanakan untuk berkencan setelah cukup lama sibuk mengurusi malaikat kecil mereka. Sesosok bayi yang mereka adopsi di sebuah panti, berharap dapat meramaikan istana kecil mereka.

Park Jihoon. Ah, bukan. Setahun terakhir ini namanya telah berganti, bukan lagi Park Jihoon melainkan Bae Jihoon. Sulit dipahami memang, bagaimana nama belakangnya bisa berakhir dengan marga Bae. Perjalanan panjang yang tidak sertamerta mulus membawanya kembali pada jeratan cinta pertama.

Benar. Jinyoung kini sudah resmi menjadi penanggung jawab atas kebahagiaan lelaki manis yang begitu dicintainya. Perjuangan yang dipenuhi drama perpisahan layaknya drama-drama yang ada di dalam televisi. Namun, semua perjuangannya dan penantian si manis berbuah hasil yang memuaskan. Takdir sudah memberikan kembali kebahagiaan yang diidamkan keduanya. Mengikat dua manusia itu dalam ikatan suci sebuah pernikahan.

Jinyoung saat ini tengah membawa pasangan hidupnya berjalan-jalan, menikmati musim kesukaan sang pendamping. Benar. Jihoon sangatlah menyukai hal yang berbau merah muda, entah itu pakaian, barang atau makanan, hampir semua yang berwarna merah muda ia sukai. Setelah berjalan lebih dari dua puluh menit lamanya, mereka nyatanya diharuskan menyerah pada rasa lelah yang menyerang sepasang kaki keduanya. Lantas Jinyoung membawa Jihoon beristirahat di salah satu kursi kayu yang tepat menghadap puluhan pohon yang tengah jatuh cinta itu.

"Ji, aku akan pergi beli minuman. Kamu jangan pergi kemana-mana, dan jangan berbicara dengan orang asing." Cecar Jinyoung.

"Aku tahu Jin, aku bukan lagi anak kecil." Timpal Jihoon sebal.

Jinyoung tekekeh gemas sembari mengusak surai merah muda Jihoon, sejurus kemudian ia beranjak pergi mencari minuman dan sedikit makanan kecil untuk nantinya mereka nikmati sambil melihat pemandangan yang menghangatkan.

Jihoon duduk termenung di atas kursi, iris cokelat memandang lurus ke depan. Semilir angin lembut menyapa setiap inchi permukaan kulitnya seolah membawa kembali potongan kenangan terdahulunya. Kenangan di mana Jinyoung melamarnya, meyakinkan sang tuan Park untuk bisa menikahinya. Seulas senyum terlukis di wajah manisnya, setiap potongan itu terputar kembali layaknya sebuah roll film yang bergerak.

...

Ting!

Suara bel rumah kediaman keluarga Park berhasil mengalihkan seluruh atensi keluarga kecil yang tengah menyantap hidangan makan malam. Hyesun lantas meminta putera kesayangannya untuk memeriksa orang yang bertamu itu. Tak ada penolakan atau sanggahan dari Jihoon, tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya ia lantas bangkit dari kursinya kemudian berjalan pelan menuju pintu.

H(ear)t [Deepwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang