3.Rumor

1K 150 64
                                    

Satu kata memiliki arti yang berbeda.

Kamu harus mendengar keseluruhannya sehingga dapat mengetahui arti dari kata atau kalimat tersebut.

...

Rumor.

Hari kedua di mana status Jihoon sudah berubah dari single menjadi kekasih seorang mahasiswa yang selalu dicap berandalan olehnya sendiri. Pria yang sangat dihindarinya selama ini, malah menyandang status kekasihnya saat ini. Ironis bukan?

Kejadian kemarin membuat Jihoon terluka, bukan terluka secara fisik melainkan terluka karena ia merendahkan harga diri yang selalu dijunjung tinggi olehnya di hadapan Jinyoung. Hal itu membuat dirinya bertekad untuk menunjukkan siapa seorang Park Jihoon pada Bae Jinyoung. Ia tidak akan lemah seperti kemarin, itu dalam pemikirannya.

Jihoon sudah berada di dalam lingkungan kampusnya, ia berjalan dengan was-was. Dirinya tidak ingin paginya terganggu karena sosok yang menjadi bencana baginya, ekor matanya mengedar ke seluruh arah. Berharap sosok itu tidak masuk dalam radar penglihatannya. Bibir penuh miliknya terus merapalkan mantra penolak bala, dirinya cukup bersyukur karena Jinyoung tidak tiba-tiba datang ke rumahnya tadi pagi.

Terima kasih Tuhan, kau telah menghilangkan sosok itu dari pandanganku.

Jihoon melangkahkan kakinya menaiki setiap undakan anak tangga, satu persatu langkahnya dipenuhi kehati-hatian. Ia harus segera memasuki kelas, sebelum bertemu dengan Jinyoung.

"Jihoon."

Panggilan namanya sejenak mengalihkan fokusnya saat ini, Jihoon membalikkan tubuh gembilnya menghadap seorang gadis di belakangnya. Seorang gadis yang berada di dalam kelas yang sama dengannya, ia lupa nama gadis itu namun dirinya masih mengingat wajah setiap teman sekelasnya. Jihoon tersenyum menanggapi sapaan sang gadis.

Sang gadis menyamakan langkahnya dengan Jihoon, perlahan sama-sama menaiki tangga. "Oh ya Ji, selamat ya." Ujarnya tiba-tiba. Jihoon menghentikan langkahnya, manik coklatnya menatap mata sang gadis. Ia sedang mencari alasan di balik ucapan selamat untuknya. Ia bahkan tidak memenangkan sesuatu yang baik akhir-akhirnya, untuk apa ucapan selamat itu?

"Selamat? Untuk apa?"

"Selamat untuk hubunganmu dan Jinyoung. Kau tahu aku sangat terkejut mendengarnya, bukannya kau sangat membencinya? Bagaimana bisa kau memacarinya?" balas sarkas sang gadis, ada tatapan meremehkan di balik tatapannya pada Jihoon saat ini.

Jihoon terbelalak mendengarnya, otaknya masih mencerna semua yang keluar dari bibir sang gadis. "Bagaimana kau mengetahui hal itu?" selidiknya.

"Jin-"

Belum sempat sang gadis menyelesaikan kalimatnya, Jihoon sudah berlari menaiki anak tangga dengan cepat. Hal yang dihindarinya ternyata sudah datang, ia tidak menyangka akan secepat ini rumor tentangnya keluar. Jihoon sudah sangat bahagia tadi pagi dirinya tidak menemukan keanehan sebelum gadis berambut panjang itu mengatakan hal yang membuat tekanan darahnya naik seketika.

Bae Jinyoung sialan! Kau akan mendapat balasannya.

Setiap langkah yang diambilnya bernapaskan hujatan untuk Jinyoung, Jihoon tidak perduli lagi dengan taruhan -sialan- yang membawanya ke dalam bencana besar ini. Seumur hidupnya, Jihoon tidak menginginkan satu rumor negatif masuk ke dalam kehidupannya. Tapi hari ini, pria berkepala kecil itu berhasil membuatnya masuk dalam pusara rumor tak jelas.

Jihoon terlalu menaruh kepercayaan yang tinggi pada Jinyoung, ia awalnya percaya bahwa Jinyoung tidak akan mengatakan kejadian kemarin pada orang lain selain yang berada di ruangan itu. Tapi nyatanya, saat ini Jihoon sedang menelan pil pahit hasil kepercayaannya pada Jinyoung.

H(ear)t [Deepwink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang