Kita hidup di dunia dengan banyak hal yang sangat indah dan menakjubkan. Oleh karena itu, satu dan yang lainnya akan menyukai hal-hal yang berbeda-beda bukan?
Lalu, dari sekian banyaknya manusia. Tentu mereka pasti punya pendapatnya masing-masing juga. Jelas punya keinginan yang beraneka ragam.
Namun dengan perbedaan itu, bagaimana sikap kita? Harus menghargai perbedaan bukan?
Tapi kebanyakan dari kita egois dengan pendapat sendiri. Tidak mau kalah ataupun dikritik. Sekalipun mau, dalam hati kecil kita ada saja rasa tidak suka dan tidak menerimanya.
Selain itu, dalam mengatakan suatu hal. Kita juga harus tahu batasan agar tidak menyakitkan hati orang. Akan ada masanya kamu bisa blak-blakkan atau bersikap lebih baik.
Jangan kalian pikir berperilaku sopan hanya dengan orang yang lebih tua atau para petinggi. Jelas pendapat itu salah. Karena kita harus bisa bersikap sopan kepada siapa pun. Sekalipun itu hanya seorang teman sebrayan bahkan orang yang lebih muda.
Tidak jarang aku menemukan banyak temanku yang berkata bablas tanpa saringan. Mungkin itu tidak sepenuhnya serius atau hanya bercanda. Tapi tolong pada tempatnya.
Tidak semua orang dapat kalian ajak bercanda dengan kata-kata yang cukup menusuk. Dan jangan katakan mereka "Baper," jika ada yang tersinggung.
Apa-apa sedikit kalian katakan "Baper". Hingga melakukan salah saja bukan kata maaf yang kalian ucapkan. Tapi "Baper."
Dan lagi, dalam perbedaan juga sering terjadi saling hina menghina. Demi membanggakan sesuatu yang diri kalian suka.
Ehem, selera orang itu berbeda-beda.
Sederhananya, kalau kamu suka A dan temanmu suka B. Ya udahlah. Tidak perlu di debatkan. Hargai itu lebih baik. Tidak perlu kamu menjelek-jelekkan kesukaan temanmu. Karena kamu sendiri tentu tidak suka bukan apabila kesukaanmu dihina?
Pernah pada suatu hari. Aku tengah menonton film "Sword Art Online" ini adalah sebuah film anime buatan Jepang.
Aku sendiri adalah seorang penggemar anime. Bisa di bilang, animers? vvibu? otaku? dll.
"Ngapain lihat kartun? Mending juga nonton drama korea," komentarnya.
Di kelasku memang tidak banyak penggemar anime pada kalangan cewek. Lain jika cowok, anime adalah sarangnya.
"Ya, suka aja. Bagus, menarik, hmm gitulah," kataku sambil terus menonton.
Cika tiba-tiba datang dengan heboh.
"Woi, lihat nih doi gue. Ganteng banget busetttt!!" serunya sambil menunjuk-nunjuk salah satu anggota BTS.
BTS adalah sebuah boyband Korea dan "Army" adalah julukan untuk para penggemar BTS. Iya bukan? Maaf sebelumnya aku kurang tahu karena aku tidak mengikuti perkembangan mengenai per korea an ini.
"Gantengan juga Lee Jong Suk," sambar yang lain.
"Ya jelas bias gue lah, dia itu multitalent," ucap Cika.
"Halah, modal nyanyi sama joget doang. Ya Lee Min Hoo lah. Banyak penggemarnya, keren pula. Idaman seluruh umat!" kata yang lain.
Lalu mereka terus saja berdebat. Saling hina menghina.
Antara K-drama dan K-pop.
Padahal itu hal sepele yang tidak perlu di perdebatan. Jika sudah seperti ini, mereka akan egois dan tidak mau mengalah. Ujung-ujungnya musuhan.
Setidaknya jika ada yang meledek dengan apa yang kalian suka. Tidak perlu ditanggapi. Biarkan dia merasa menang dengan hujattanya. Karena mengalah bukan berarti kalah. Mungkin saja karena kamu lebih bisa berpikir waras daripada dia.
"Dasar cewek. Sukanya sama plastikkan," komen Arga. Dia adalah seorang gamers yang juga animers.
"Diem lo! Daripada suka gambar. Kaya nggak ada yang hidup aja," kata yang lain.
"Iya, gambar doang kok dibanggain. Mamam tuh gambar, pacarain, nikahin sekalian," lanjut mereka.
"Suka-suka gue. Toh anime bagus, cantik-cantik," ucap Arga.
"Hah? Apanya yang dinilai cantik? Aneh," kata Cika. "Gepeng gitu."
Setiap orang pasti punya cara pandang yang berbeda bukan? Juga mengenai hal yang mereka suka. Kita tidak bisa memaksakan kehendak agar mereka menyukai hal yang sama seperti kita. Kemudian, jangan kita menghina atau mengejek kesukaan orang lain. Mereka pasti punya alasan kenapa menyukainya. Terkecuali untuk menyukai hal-hal negative seperti rokok, narkoba, dll? Maaf, aku no comment.
Dalam hal saling menghargai, kelasku terbilang sangat minim. Sangat jauh jika dibandingkan dengan kelas lain, meskipun berbeda-beda mereka tetap rukun dan akur.
Kuharap kalian yang membaca ini dapat paham dan mengintropeksi diri mengenai kesalahan masing-masing.
Jika sudah di jalan yang benar, tetaplah bertahan pada pribadi baik kalian. Jika belum? Cobalah untuk berubah.
Kuncinya hanya, hargailah orang lain jika kamu ingin dihargai juga.Asal kalian tahu, aku juga pernah mengejek kepada temanku yang menyukai film Thailand.
"Lah, orangnya nggak ganteng. Biasa aja. Bagusan juga anime," kataku.
Tebak apa responnya?
"Wah iyakah? Haha, itu karena selera kita berbeda."
Dari sini aku sadar bahwa aku salah. Aku tidak akan munafik dengan menutupinya. Karena dari sinilah aku belajar akan kesalahanku dan berubah untuk mau menghargai kesukaan orang lain dan menyadari bahwa perbedaan tidak perlu diperdebatkan apalagi menyombongkan bahwa pilihan atau kesukaan kita adalah yang terbaik.
🍂🍂🍂
.
.Terima kasih sudah memberikan respon yang sangat lembut. Terima kasih telat membuatku membuka hati dan pikiran untuk belajar lebih open mind.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast - pikiran remaja || alur sedang dirombak
أدب المراهقين[ pesanmoral/teen/school ] Jangan dibaca dulu. Partnya lompat-lompat karena mau ganti alur. "Untuk mengingat. Juga untuk menghantam pemikiran diri sendiri." Adeeva Afsheen Myeasha. Ini mengenai kisahku semasa remaja. Tentang banyaknya hal yang ku...