F🍭

2.9K 333 8
                                    

"sudahlah jangan di bahas. Sekarang makanlah makanan mu"

"baiklah"

Jisoo dan yeri memulai memakan makanan mereka. Jisoo terkekeh melihat yeri yang memakan makanannya dengan bersemangat. Bahkan sebelum makanan di mulutnya habis, yeri terus menambahnya dengan beberapa suap.

"makanlah perlahan. Jangan sampai kau tersedak"

"ma.. kanan.. di.. sini..sangat lezat oppa"

Jisoo hanya menggeleng dan mengusap lembut kepala gadis yang ada di depannya kini.

Mereka terlalu fokus pada hidangan didepan mereka, sampai-sampai tak merasa ada sepasang mata yang terus mengintai mereka dari kejauhan.

Kini makanan telah habis. "ah... Kanyangnya" ucap yeri sambil memegangngi perutnya yang telah penuh.

Jisoo mengambil sesuatu di saku jaketnya dan meletakkannya di atas meja.

"ambillah" ucap jisoo sambil meyodorkan amplop coklat pada yeri.

"tak perlu oppa, appa sudah memberiku uang untuk bulan ini" tolak yeri lembut.

"simpan uang itu dan ambilah ini. Gunakan uang pemberian appamu itu apabila ada sesuatu yang terjadi nanti dan membutuhkan uang"

"tapi oppa, oppa tak perlu seperti ini, ini akan selalu merepotkan mu. Gunakan uang ini untuk keperluanmu. Kau lebih membutuhkan oppa"

"aku sama sekali tak kerepotan yerim-ah. Untuk keperluan ku sudah aku sisihkan. Jadi terimalah ini. Tidak ada penolakan, ini perintah" ucap jisoo tegas.

Jika jisoo sudah berkata seperti itu yeri tidak bisa membantahnya lagi. Terlalu takut baginya untuk membantah perkataan oppanya itu. Yeri pun mengambil uang tersebut dan menyimpannya di tas miliknya. Sebenernya ada rasa tak enak dihati yeri, karena setiap bulan jisoo memberikan uang untuk dirinya. Ia pikir jisoo lebih membutuhkan uang itu untuk keperluannya sehari hari. Tapi jisoo malah memberikannya untuk dirinya.

"baiklah oppa, hari sudah semakin larut aku ingin pulang. Dan sepertinya appa sudah mencariku" pamit yeri.

"baiklah, oppa juga harus bekerja"

Jisoo dan yeri sudah didepan resto. Tentu saja tadi jisoo sudah membayar. Dan jisoo meninggalkan yeri diparkiran. Bukan maksud jisoo meninggalkan yeri, tapi itu permintaan yeri sendiri untuk pulang menggunakan taksi. Saat menunggu taksi, tiba tiba ada seseorang disebelahnya berbicara.

"eum... Apa aku bisa bicara dengan mu sebentar saja?"

Yeri menoleh kesamping dan belakangnya mencari seseorang. Siapa tau orang disebelahnya kini bukan bicara padanya. Tapi hanya ada dirinya dan orang itu saja disini tidak ada siapapun lagi. Yeri juga melihat orang itu tidak sedang menelfon.

"maaf nona apa anda bicara dengan saya?"yeri

"iya, aku bicara pada mu. Apa kita bisa mengobrol sebentar?"

"maaf tapi nona siapa ya?"

"perkenalkan namaku jennie kim. Aku teman jisoo. Pasti kau mengenalnya bukan. Aku ingin membicarakan tentang jisoo padamu"

"baiklah ayo kita mengobrol sebentar"

"bagaimana kalau kita mengobrol didalam saja? Aku akan menraktirmu"

"eum.. Boleh"

Kini jennie dan yeri sudah berada didalam resto.

"apa yang kau ingin bicarakan tentang jisoo, unnie?". "sebelumnya aku ingin bertannya padamu. Kau ada hubungan apa dengan jisoo? Aku lihat tadi kau sangat dekat dengan jisoo". "aku dan jisoo oppa sebenarnya ada hubungan darah. Aku adalah adik jisoo oppa, dari ayah yang sama tapi dari ibu yang berbeda. Meskipun begitu oppa sangat menyayangiku seperti kakak-adik kandung pada umumnya" Ujar yeri. Jennie yang mendengar itu sedikit kaget tapi ia berusaha menetralkan dirinya.

Change [jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang