I🍭

2.2K 290 6
                                    

Lampu mobil menyorot kearahnya. Tapi ia tak peduli itu. Ia pikir pemilik rumah lah yang mempunyai mobil tersebut. Jisoo merasa hujan berhenti menimpa tubuh nya tapi ia melihat jika hujan masih mengguyur dengan derasnya. Ia pun mendongak dan mendapati gadis bermata kucing sedang memayungi dirinya.

"jisoo?!" kejut jennie ketika mengetahui kalau yang duduk didepan gerbang rumahnya adalah kim jisoo teman sebangkunya. "kenapa kau disini dan... Hujan-hujan?"

Jisoo tak bergeming.

"pelipis mu terluka. Ayo masuklah kerumah ku, ku obati luka mu".

"tak perlu" ucap jisoo singkat, padat, jelas dengan muka datarnya.

Jisoo pun beranjak dari duduknya pergi meninggalkan jennie. Setelah beberapa langkah tiba tiba..

Bruk~

Jisoo jatuh pingsan. Ia tak sadarkan diri. Sampai membuat jennie terkejut dibuatnya.

"JISOO?!?!" pekiknya jennie karena saking terkejutnya.

Jennie pun menghampiri jisoo. Menepuk nepuk pipinya agar jisoo segera terbangun. Tapi nihil jisoo tak terbangun juga. Ia mengecek suhu badan jisoo menggunakan telapak tangannya. Badan jisoo panas mungkin demam akibat kehujanan. Jennie segera memanggil supirnya untuk membantu dirinya mengangkat jisoo dan dibawa masuk kedalam rumahnya.

Jisoo sudah dibawa kekamar tamu rumah jennie. Ia berniat mengganti pakaian jisoo yang basah dengan baju miliknya. Jennie harus menahan malu mati matian saat mengganti pakaian jisoo. Ia sampai sampai menutup matanya takut jika melihat milik jisoo.

"mianhe, aku harus mengganti bajumu agar kau tidak sakit" ucap jennie yang masih memejamkan mata.

Setelah mengganti pakaian dan mengkompres jisoo, jennie pergi menuju dapur untuk membuat makanan untuk jisoo. Tapi sebelum sampai dapur irene menghentikan langkah jennie.

"siapa tadi? Apakah pacarmu?" tanya irene asal.

"hentikan omong kosongmu eonnie. Dia hanya temanku. Aku kasian padanya. Dia jatuh pingsan saat didepan tadi" jelas jennie.

"ouh" singkat irene.

"untung saja dady masih melakukan perjalanan bisnis nya" ucap irene.

"hmm"

Jenniepun melanjutkan langkahnya untuk menuju dapur dan memasakkan makanan untuk jisoo.

.

Jisoo nampak menggeliat. Sepertinya ia mulai tersadar dari pingsannya. Matanya mengerjap beberapa kali berusaha menyesuaikan cahaya. Setelah benar benar membuka matanya ia nampak bingung dimana ia sekarang. Setelah menerka nerka ia teringat jika ia bertemu dengan jennie sebelum pingsan dan ia yakin kini ia sekarang berada dirumah jennie.

Jisoo berusaha beranjak dari kasur tapi ia mengurungkan niatnya karena kepalanya sangat pusing. Bersamaan dengan itu jennie masuk sambil membawa nampan berisi makanan untuk jisoo.

"kau sudah bangun, ji?" tanya jennie dan hanya mendapat anggukan oleh jisoo.

"mau kemana?" tanya jennie lagi.

"pulang" seperti biasa singkat, padat, dan jelas.

"bagaimana kau bisa pulang sedangkan badanmu masih panas karena kau demam akibat hujan tadi?" jisoo hanya diam tak menjawab pertanyaan jennie.

"makanlah ini dulu. Lalu tidurlah. Tak memungkinkan kau pulang sekarang karena masih hujan. Dan tampak sangat deras" -jennie.

Jisoo hanya diam. Ia merasa jennie benar. Tak memungkinkan jika ia pulang dalam keadaan hujan seperti ini. Itu akan semakin memperburuk keadaannya.

Change [jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang