P🍭

2.2K 296 35
                                    

Saat ini jennie bersama kedua temannya sedang berada di dalam mobil lisa untuk pulang kerumah masing masing. Mereka bertiga hanya diam. Rose dan lisa tidak berani membuka pembicaraan karena melihat ekspresi jennie yang kosong menatap sendu kearah jendela.

"turunkan aku didepan saja lisa. Aku masih ada urusan lain yang belum ku selesaikan" ucap jennie masih menatap kosong ke arah jendela.

"tapi jen-"

"turunkan saja aku lisa" potong jennie.

"haah, Baiklah" lisa pun menghentikan mobil nya tepat di samping tempat pemberhentian bus.

"berhati hati lah, jen. Jika ada apa apa segera hubungi aku atau lisa, ara" ucap rose setelah jennie keluar dari mobil.

"hmm" balas jennie.

Mobil lisa pun pergi meninggalkan jennie sendiri. Tak berselang lama dari kepergian mobil lisa jennie pun menghentikan taksi.

.

Jisoo sedang bersantai bermain ps dengan ditemani camilan kesukaannya. Ia benar benar menikmati waktu libur nya setelah membersihkan rumahnya. Ia tak ingin pergi keluar hari ini dan memilih untuk menetap dirumah yang sangat ia rindukan karena ia sangat jarang berada dirumah, hanya malam untuk tidur saja ia dirumah.

Ting~

Tong~

Tiba tiba bel apartement nya berbunyi pertanda ada orang yang menekannya. Ia sedikit mengerutkan dahinya merasa heran karena selama ini tak ada seorang pun datang keapart nya kecuali yeri dan jennie beberapa waktu lalu. Jika yeri akan datang pun pasti akan mengabarinya terlebih dahulu.

Ting~

Tong~

Bel kembali berbunyi tanpa berpikir panjang ia pun beranjak dan berdiri untuk membuka pintu.

Cklekk~

Grep,

Jisoo sedikit terkaget ketika orang yang tadi menekan bel apart nya tiba tiba memeluk dirinya sangat erat. Dan tanpa membalas pelukan nya jisoo pun mulai bertanya.

"jen?"

"hiks,"

"lo kenapa?"

Bukan nya menjawab jennie malah semakin mengeraskan tangisannya. Membuat jisoo gelagapan dan ingin melepaskan pelukan jennie dari tubuh nya tapi jennie malah mempererat pelukannya pada tubuh jisoo.

"jis... Hiks.. Maafin gue" sambil terisak.

"lo kenapa?"

"huaaa... Tad-"

Jisoo segera memotong perkataan jennie dengan menariknya masuk kedalam apart nya karena malu dilihat oleh beberapa orang yang berlalu lalang diluar pintu apart nya. Ia tak mau disangka ngapa ngapain jennie karena jennie menangis histeris memeluknya.

"didalem aja jelasinnya gaenak diliatin orang diluar" ucap jisoo ketika menyadari tatapan kaget yang jennie berikan. Lalu menuntun jennie duduk disofa dengan jennie yang masih memeluknya dengan erat. Padahal jisoo sudah berkali kali mencoba melepaskan pelukan gadis itu tapi ia masih kekeuh untuk memeluk jisoo.

Mata jisoo membulat ketika tiba tiba jennie duduk dipangkuannya. Jennie menelusupkan kepala nya keceruk leher jisoo mencari posisi paling nyaman. Membuat jisoo merinding karena terpaan hembusan nafas jennie diceruk lehernya. Dan jangan lupa saat ini dia sedang menahan debaran jantungnya yang tiba tiba berdetak kencang.

"jen, lo jangan duduk dipangkuan gue dong, duh... " ucap jisoo mencoba menurunkan tubuh jennie dari pangkuannya.

Tapi lagi lagi jennie menggeleng dang malah memeluk leher jisoo.

Jisoo pun menghembuskan nafas kasar dengan perlakuan jennie. Ia membiarkan jennie tenang terlebih dahulu baru ia bertanya sebenarnya apa yang terjadi.

Jisoo masih melihat bahu jennie yang naik turun pertanda gadis dipangkuannya ini masih menangis. Ia pun merasa iba dan dengan ragu ragu mengangkat tangan mengarahkan kebahu jennie dan mengelusnya lembut menyalurkan ketenangan.

Setelah beberapa saat jisoo mengusap bahu jennie akhirnya gadis itu bisa tenang dan berhenti menangis. Jisoo menjauhkan bahu jennie agar ia bisa menatap wajah nya. Tapi saat ia melihat wajah jennie ia kembali menghembuskan nafas nya dengan kasar. Ternyata jennie diam karena ketiduran kecapean menangis.

Jisoo menghela nafasnya. Tanpa berpikir panjang ia pun langsung membopong tubuh mungil gadis itu menuju kamar. Agak kesusahan karena gadis itu menggeliat resah dan mau tidak mau jisoo harus mengusap bahu nya agar kembali tenang.

"tsk.. Merepotkan" desis nya pelan.

Ia pun menurunkan tubuh jennie dengan perlahan diranjang.

Jisoo mengambil handphone nya mengetikkan sesuatu dilayar tipis itu. Ia berfikir pasti nanti jennie akan lapar setelah bangun tidur karena menangis.

Jisoo akhirnya memutuskan untuk membeli chikin setelah lama bergelut dengan pikirannya bingung apa makan kesukaan jennie dan takut jennie tidak suka. Ia juga memesan beberapa kaleng soda untuk menemani makanan mereka nanti.

.

Jennie sedikit menggeliat kemudian mengerjap ngerjapkan mata menyesuaikan dengan cahaya yang masuk kedalam matanya.

Menelisik kesegala arah menatap ruangan yang sedang ia tempati dan mencoba mengingat kembali kenapa ia bisa berada di kamar yang terasa asing baginya.

Cklek~

Tiba tiba pintu kamar terbuka karena seseorang membukanya mengalihkan atensi jennie membuatnya menoleh kearah sumber suara. Ia baru ingat sekarang sedang berada dimana. Ia sekarang sedang berada diapart jisoo dan sedang dikamarnya?

"kau sudah bangun" tanya jisoo.

Jennie hanya mengangguk mangiyakan.

"ayo keluar aku sudah menyiapkan makanan untuk kita" ucap jisoo seraya berbalik keluar.

'bodohnya aku menyakiti nya sedang kan dia sangat baik kepada ku' rutuk jennie menyesal dalam hati.

Ia pun beranjak dari kasur segera menyusul jisoo yang sudah hilang dibalik pintu.

Setelah keluar kamar ia melihat jisoo tengah duduk dimeja makan sedang menyiapkan piring untuk keduanya makan mungkin?

Lagi lagi jennie merasa menyesal. Ia melamun merutuki kebodohannya. Seminggu ini ia menyakiti jisoo untuk membela lelaki brengsek seperti mino dan jika ia mengingat hal itu ia merasa dirinya adalah orang yang sangat bodoh didunia ini. Lihatlah apa balasan tindakan bodohnya terhadap jisoo. Pria itu sudah sangat baik kepadannya bahkan sekarang sudah menyiapkan makanan untuk nya. Ia tak menyangka manusia salju seperti jisoo kini tengah berbuat hal yang diluar dugaan nya setelah ia menyakiti nya.

"hey, kenapa kau berdiri disitu? Kemarilah" ucap jisoo menyadarkan jennie dari lamunannya.

Jennie yang mendengar itu pun diam saja tanpa membalas ucapan jisoo dan berjalan kearahnya. Dan duduk didepannya.

"emm.. Apa kau menyukai ini? Aku tidak tahu apa makanan kesukaan mu jadi aku memutuskan untuk membeli makanan kesukaan ku saja" ucap jisoo ragu ragu setelah jennie duduk didepannya.

Jennie sedikit terkekeh melihat kelakuan jisoo. Baru kali ini jisoo memasang wajah konyolnya didepannya. "tak apa lagi pula aku juga suka dengan chikin".

Membuat mata jisoo berbinar dan memperlihatkan gigi putihnya. Jennie yang melihat itu ternganga tak percaya. Jisoo sangat lah tampan dan ia baru menyadari nya. Wajah jisoo yang dingin yang selalu diperlihatkan lah yang membuatnya tak menyadari bahwa jisoo sangatlah tampan.

'dia sangat tampan' batin jennie masih menatap wajah jisoo.

"silahkan dimakan, jen".











































🍭🍭🍭
Tbc...


Change [jensoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang