Prologue

278 51 53
                                    

"yura, naiklah ke mobil aku akan membawa mu ke ayahmu!" Perintah seorang pria dengan mantel hitam yang kukenali sebagai pamanku, Kim yeunwoo.

"tapi rumahku?" Tanya gadis kecil itu.

"kunci rumahmu dan tinggalkan saja, karna sudah bukan waktunya lagi!" Perintahnya.

Mendengarkan kata itu membuat yura mengerutkan dahi setelah kalimat itu terlontarkan sambil mengunci rumah itu dan tetap membawa kunci rumah di saku celana kirinya.

Sudah berada didalam mobil, hanya keheningan yang ada diantara mereka berdua. yura juga sadar akan kekhawatiran yang ada di raut wajah pamannya tetapi yura hanya bisa diam, karna takut jika  yura terlalu banyak memberikan pertanyaan membuat pamannya pusing. yura hanya menatap keluar jendela mobil membisu.

Paman menghembuskan nafas berat. "Baiklah gadis manis, ayo kita masuk dulu dan paman akan jelaskan semuanya."yura hanya menurut sambil melihat sekelilingnya.

Mereka tiba disebuah halaman dari rumah yang tidak diketahui siapa pemiliknya."Apakah ini rumah ayah?" Tanya yura yang dibalas gelengan kepala dari pamannya. "Lantas siapa yang memilikinya?" gumam yura dan tidak ada balasan.

Cklek..

Yura pun mengejar pamannya yang lebih dulu berada di ambang pintu, dan rasa penasaran yura semakin bertambah setelah masuk didalam rumah itu yang didalamnya masih kosong melompong karna terlihat 2 pintu yang dipastikan untuk kamar tidur dan wc dan tangga menuju keatas serta dapur & ruangan tengah yang belum terisi barang apa pun kecuali sofa berwarna lavender."kau menyukainya, nak? paman baru membelinya tadi" Tanya paman.

"iya yura sangat suka warnanya, tapi ayah dimana?" tanya yura dan tiba saatnya kerut tercetak jelas pada dahi pamannya.

"apakah jika paman menjelaskan kau masih percaya?" tanyanya dan berhasil membuat yura bingung akan pernyataan yang diberikan pamannya.

"apa maksud paman? katanya paman akan mengantarkan ku kepada ayah?" membuat yura panik sambil memegang tangan pamannya.

paman meletakkan tangannya yang besar pada kedua pipi gadis kecil nya itu. "ayahmu.." memberikan jeda pada perkataannya.

"ayah kenapa paman?" tanya yura panik.

"ayahmu bilang kau gadis yang cantik, pintar, dan dapat menjaga dirimu dengan baik di umur 8 tahunmu ini bahkan saat dia tidak ada sekalipun, mungkin ini yang dapat kau terima dulu dan ayahmu hanya bisa memberikan ini semua dan setelah semua ini kau bisa merasakan apa yang tidak bisa kau rasakan sebelumnya seperti anak-anak pada umumnya, ayahmu telah bekerja keras untuk ini semua dan tolong mengerti keputusan ayahmu, nak." jelas dari paman membuat yura menangis tidak karuan.

"pamann.... lalu mana ayah? aku tahu ayah sedang membelikan ku makanan di mini market kan?eoh?" tangis pecah dari seorang gadis kecil.

"aku akan merawat mu sepenuh hati, ayahmu sudah tenang disana bersama ibumu yura dan kau tidak boleh menangis karna mereka sudah ada ditempat yang sama sekarang" jelas paman sambil memeluk yura yang sedari tadi menangis.

"bagaimana denganku paman? jadi aku sudah tidak memiliki ayah dan juga ibu?" tanya yura dengan air mata yang sudah membasahi wajah kecilnya."tapi setidaknya kau punya paman yang akan menjaga mu, sekarang berenti lah menangis eoh." mengelus surai hitam gadis kecilnya tanpa sadar gadis kecil yang memeluknya sejak lama dan kini sudah tertidur di bahu pria itu.

"kasihan anak ini, sulit pasti untuk melewati masa-masa ini tanpa kedua orang tua." kemudian paman yeunwoo mengangkat yura untuk meletakkannya diatas sofa karna saat ini rumah itu pun belum memiliki tempat tidur.

🔸🔸🔸

"Huah..." yura menguap tanpa sadar sedari tadi bau daging dengan lelehan keju memenuhi ruangan dan ditambah sapaan pagi dari paman.

Our Key [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang