#5

71 36 25
                                    

Saat jam istirahat banyak siswa yang berlalu lalang dijalan sambil memegang makan siang mereka, tak terkecuali segorombolan laki-laki di tempat duduk yang terletak di tengah.

Tidak salah jika mereka jadi pusat perhatian karena visual mereka yang dapat menarik perhatian para perempuan disekolah ini.

"jungkook! kau mengkhayal terus sedari tadi, lagi ada masalah? kalau ada cerita ke kita biar bisa kasih solusi." Ucap jimin dengan senyuman tipisnya.

"a-ani, kau ini bicara apa? aku hanya melamun saja." Jawab jungkook terbata-bata sambil memakan suapan terakhir.

"kau yakin? bukan karena gadis itukah?" Sindir suga yang dibalas tatapan tajam oleh jungkook.

"memangnya kenapa lagi ini? kenapa kalian gak cerita tentang itu? ayolah cerita.." Seru taehyung sambil memukul-mukul atas meja.

"saat aku dan jungkook pergi, aku suruh dia angkat cermin yang lumayan besar untuk melihat ukuran yang tertera di bawah cermin tapi bukannya terlihat malah cerminnya jatuh ke perempuan yang ada disamping jungkook." Jelas suga.

"benarkah? apa dia terluka? dia marah pasti!" Tanya jimin.

"tidak! dia yang minta maaf terus pergi begitu saja, aneh bukan?" Jawab suga.

"aku rasa dia terluka karena saat cermin itu jatuh, hentakan cerminnya begitu keras dan ada satu lagi.."

Jungkook memutuskan kalimatnya dan membuat semua penasaran akan potongan kalimat selanjutnya.

"aishh s-skkiaa.. pallii!!!" Umpat taehyung sambil memukul pundak jungkook.

"i-iya, aku melihat darah dicermin yang aku beli dan itu cermin yang jatuh waktu itu." Ucap jungkook sambil membuang nafasnya berat.

"YAK! d-darah? artinya dia tertusuk? aish kau harus meminta maaf padanya, pasti itu sangat sakit." Ucap jimin sambil menunjuk-nunjuk jungkook dan diangguki oleh teman-temannya yang tadinya sempat kaget dengan pernyataan jungkook.

Jungkook yang mendengar dan melihat itu kini menunduk dan memanyunkan bibir tanda kecewa dengan dirinya sendiri.

🔸🔸🔸


"kim yura? sekarang pergilah ke ruang guru! kau disuruh untuk mengumpul berkas pindahan." Ucap dean yang menghampiri bangku yura yang kini sedang mengurung kepalanya diantara kedua tangannya.

"ne~ kau bisa duduk sekarang." Ucapnya sayu sambil mengambil berkas-berkas yang kepala sekolah perlukan.

Yura sudah berniat sedari awal mendaftarkan soora untuk bersekolah dengannya, tapi awalnya soora bukan tidak mau hanya saja ia ingin berfikir terlebih dahulu karena yura juga sempat menawarkan home schooling tapi katanya soora tidak ingin merepotkanku jadi dia memintaku untuk bersekolah bersama-sama.

Yura kini beranjak dari tempat dan keluar dari kelas melihat berkas sesekali menampakkan nama 'kim soora' yang membuatnya tersenyum.

"setidaknya aku punya satu tem--"

"aww.."

Gumamnya dan entah siapa yang memulai tapi yura menabrak seorang siswa yang tubuhnya lumayan besar dan beberapa selembar berkasnya jatuh dibawah kaki seseorang yang berada disamping penabrak itu, dia mengambil selembar kertas itu.

"lain kali kalau jal--" Ucap lelaki itu terpotong.

"saya salah, mataku ada dilutut jadi tolong maafkan saya.." Yura yang mengucapkan itu langsung menundukkan kepalanya 90° lalu melihat selembar kertas ditangan temannya yang ada disebelahnya juga dirampas yura, dan berlari.

Our Key [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang