DUA PULUH SEMBILAN : Bingung

501 24 2
                                    

Pagi telah tiba seminggu semenjak Mona, Bella dan Joshua menginap dirumah Angel. Angel menjadi semakin dekat dengan Joshua, Bahkan Angel juga sudah dekat dengan keluarga Joshua.

"Pagi Angel!" Sapa Joshua yang menghampiri Angel.

Angel menoleh dan tersenyum kearah Joshua "Pagi!"

"Tidur lo nyenyak?" Tanya Joshua kepada Angel.

Angel tersenyum girang , "Kak Jo nyenyak?" Tanya Angel balik.

Joshua tersenyum sembari menganggukkan kepalanya

"Pagi-pagi sudah pacaran aja kalian berdua." Tiba-tiba Bunda Joshua turun dari lantai atas menghampiri Joshua dan Angel.

"Haha Bunda ngomong apa sih." Joshua tertawa mendengar perkataan bundanya.

"Dasar anak muda jaman sekarang terlalu gengsi buat mengaku hubungannya."

Joshua dan Angel hanya tertawa mendengar kalimat yang terlontar dari bibir bunda Joshua.

Kini Angel dan bersama keluarga Joshua menginap di villa Keluarga Joshua, mereka berlibur bersama di villa itu.

"Angel mau keliling ?" Tanya Joshua kepada Angel.

Angel mengangguk setuju lalu berkata "Boleh!"

"Bunda, Joshua pergi dulu sama Angel."

Joshua langsung menarik pergelangan tangan Angel dan pergi berkeliling bersama.

"Eh? Iya cepat pulang." Teriak Bunda Joshua lalu menggeleng melihat kelakuan anak semata wayang nya itu.

"Dasar anak jaman sekarang emang maunya berduaan terus." Bunda Joshua pun menghela nafasnya.

———

Angel dan Joshua pun tampak bercanda bersama sepanjang perjalanan.

"Angel?" Panggil Joshua tiba-tiba. Angel yang awalnya tertawa langsung menoleh kearah Joshua

"Iya?" Jawab Angel.

"Gue senang liat lo gini, jangan sedih terus ya." Joshua tiba-tiba menggenggam tangan Angel.

Angel sedikit terkejut karena perlakuan Joshua. "Makasih." ucap Angel.

Joshua terheran dengan jawaban Angel "Makasih untuk apa?" Tanya Joshua.

"Semua yang Kak Jo lakuin buat gue, gue senang bisa kenal sama Kak Jo."Angel memeluk Joshua , Joshua terkejut karena perlakuan Angel namun ia segera membalas pelukan Angel.

———

Stefanny menghembuskan nafas panjangnya, ia tidak tahu cara apa yang harus dilakukan untuk membujuk Mario.

"Bae? Kamu masih gak mau keluar ?" Panggil Stefanny dari luar kamar Mario. Sudah beberapa hari terakhir Mario hanya berdiam dikamar, ia keluar hanya untuk makan lalu kembali mengunci diri dikamar.

"Oh ayolah, aku gak tau lagi harus pakai cara apa biar kamu keluar. Kamu gak kasian sama aku?"

"Rio? Ayolah, kita jalan-jalan sebentar biar bisa tenangin pikiran kamu."

Seluruh kalimat yang dilontarkan Stefanny sama sekali tak di gubris oleh Mario.

Tiba-tiba ponsel Stefanny berbunyi, ia pun segera mengambil ponselnya di saku celana. Ternyata yang menelepon adalah Orang tua Mario.

"Hallo Tante." Ucap Stefanny dengan nada riang senatural mungkin.

"Hallo Stefanny, apa kabar? Baik saja kan?"

"Iya Tan, Stefanny baik-baik aja disini."

"Mario gimana? Dia gak ada repot in kamu kan?"

Stefanny terdiam sebentar menatap kearah kamar Rio.

"Rio baik-baik aja kok Tan, haha gak kok , Stefanny malah senang bisa sama Mario terus." Ucap Stefanny yang berbohong dan tidak mau membuat orang tua Mario cemas.

"Oh yasudah kalau begitu, Tante udahin dulu ya ada urusan."

"Iya tante, selamat siang."

"Stefanny?" Tiba-tiba saja Rio sudah berdiri di belakang Stefanny dengan wajahnya yang terlihat sendu dan lesu.

"Oh Rio? Kenapa ada yang kamu butuh in?" Stefanny terlihat riang karena akhirnya Rio keluar dari kamarnya dan mau berbicara dengan Stefanny lagi.

Mario hanya menatap kosong kearah Stefanny "aku lapar."

"A-ah oke, kamu mau makan apa? Biar aku masak buat kamu."

"Terserah kamu." ucap Mario dengan nada dinginnya.

Tanpa berbasa-basi Stefanny pergi menuju dapur dan siap memasak untuk Mario diikuti Mario dibelakangnya.

Mario memperhatikan gerak-gerik Stefanny dari belakang tapi tetap saja Angel terus berada dipikirannya.

Wajahnya terlihat sendu karena mengingat Angel, betapa bahagianya dulu Mario ketika ia tahu bahwa ia masuk disekolah yang sama dengan cinta pertama nya itu.

"Rio." Lamunan Mario buyar karena Stefanny yang menyadarkannya dan sedang berdiri tepat didepan nya sembari membawa makanan yang siap disantap Mario.

Mario sedikit terkejut melihat masakan yang dibuat Stefanny untuknya "Omurice?"

Stefanny tersenyum lalu menaruh masakan itu tepat didepan Mario, Omurice buatan Stefanny adalah salah satu makanan favorite Mario. Stefanny berharap semoga makanan ini dapat mengembalikan mood Mario.

Mario melahap makanan itu tanpa sedikitpun melihat kearah Stefanny sedangkan Stefanny sedang tersenyum melihat Mario yang lahap memakan masakan buatannya itu walau tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir Mario.

Mario menyelesaikan makannya dan segera berbalik menuju kamarnya namun Stefanny dengan cepat menahan pergelangan tangan Mario.

"Ada apa?" Tanya Mario dengan nada dinginnya.

Stefanny tersenyum kecil melihat Mario lalu melepas pegangannya. "Boleh aku tanya sesuatu?" Tanyanya yang sedikit menunduk entah kenapa ia kini Stefanny hendak menangis sekarang namun ia berusaha menahannya dan tetap tersenyum walaupun itu terlihat jelas dimata Mario tapi ia berusaha untuk tidak memperdulikannya.

Mario hanya diam , ia menunggu Stefanny untuk melanjutkan perkataannya.

"Kamu sungguh mencintainya ya?"

Pertanyaan yang terkeluar dari mulut Stefanny sungguh mengejutkan Mario , ia tidak tahu kalau ternyata Stefanny akan to the point seperti ini.

"Iya, Dia cinta pertamaku."

Stefanny tersenyum dan matanya berkaca-kaca sekarang, dan kini ia berani menatap Mario.

"Ternyata benar, percuma aku datang ke Indonesia."

Entah kenapa Mario merasa iba terhadap Stefanny sekarang , ia ingin memeluknya tapi berusaha ditahannya.

"Aku juga mencintaimu saat tau kau datang pun aku merasa sangat senang tapi entah kenapa Angel terus berada di pikiran ku, jujur aku tidak bisa melupakannya sekarang. Aku merasa di posisi yang salah sekarang, aku bingung harus memilih Kamu atau Angel. Aku mencintai kalian berdua tapi Aku harus memilih satu karena tidak mungkin jika aku harus mencintai dua wanita sekaligus."

Air mata Stefanny menetes sekarang , ia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang. Ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Mario tapi sepertinya ia terlambat untuk memperbaikinya sekarang.

"Bisa kita ulang dari awal lagi?"tanya Stefanny.

Akhirnya Mario mendekap Stefanny sekarang , "Maaf tapi aku sudah terlanjur kecewa." Tangis Stefanny pecah di dekapan Mario dan ia benar-benar menyesal sekarang.

"Maaf, aku tidak mau menyakitimu lebih dalam. Sebaiknya kita sampai disini saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Bad boyfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang