08.Kesulitan

5.3K 566 61
                                    

Ketika saya dihadapkan pada takdir menjadi seorang istri dari Min Yoongi, yang semua orang di dunia ini juga tau siapa dia, dan seberapa berpengaruhnya dia di abad 21 ini. Tidak lantas menjadikan saya seseorang yang selalu diberikan kemudahan dalam hidup.

Ada kalanya ketika memikirkan kembali bagaimana saya bisa berjalan sejauh ini, saya selalu bertanya, kekuatan super seperti apa yang saya punya hingga bisa sampai di titik sekarang ini.

Kalau kalian berpikir saya selalu dalam keadaan bahagia yang teramat sangat karena bisa bersanding dengan Yoongi, kalian salah besar. Sebagai seorang manusia biasa saya juga bisa merasakan sangat sulit untuk mencapai sebuah kata yang bernama "bahagia" secara utuh.

Tentunya ditengah semua beban yang saya dapatkan, berita miring tentang keluarga saya, tekanan dari luar, saya juga harus bersedia meluangkan waktu dan pikiran saya untuk sejenak mendengarkan semua keluh kesah dari suami saya, Yoongi.

"Kalo boleh jujur, akutuh sebenernya udah capek banget."

Malam dimana Yoongi bisa sejenak beristirahat di rumah dari semua rutinitasnya sebagai publik figur, dia menyandarkan kepalanya di bahu saya. Matanya terpejam seakan ingin mencapai sebuah kedamaian yang dia dambakan.

"Kenapa? Ada masalah di kantor? Atau sama anak BTS? Coba cerita sama aku."

"Kamu tau aku selalu hampir mati dicekik sama deadline. Sementara sekarang aku ngerasa kualitas musik ku makin gak jelas."

Hembusan nafasnya yang terdengar sangat berat membuat saya berasumsi kalau Yoongi benar-benar sedang lelah dan penat. Walaupun sebelumnya saya sudah coba membuatkan secangkir teh herbal dan mengganti wewangian di kamar, menjadi lebih bernuansa aroma terapi. Tapi itu semua mungkin belum cukup bagi Yoongi untuk merasa lebih baik.

Dia butuh bahu untuk bersandar, butuh rumah untuk pulang dan beristirahat dari semua aktifitasnya yang melelahkan. Dan disinilah saya berperan penting sebagai salah seorang yang berpengaruh dalam kehidupan Suga. Iya dengan senang hati saya akan menjadi rumahnya untuk tempatnya bernaung, berapa lama pun Yoongi meminjam bahu saya, tidak ada kata keluhan yang akan keluar dari mulut saya. Saya berdiri disamping Yoongi, untuk selalu menjadi bukan hanya pasangannya, tapi juga sahabat yang baik.

"Kenapa kamu bisa bilang kalo kualitas musik kamu makin gak jelas? Lagu BTS mana yang gak mendominasi chart iTunes di puluhan negara? Kamu pikir mereka iseng doang dengerin musik kamu? Enggak Yoon, mereka tau mana musik yang berkualitas atau enggak. And y'all deserve it."

"Hari ini aku udah 5 kali rekaman, tapi tetep aja aku ngerasa kurang dan kurang. Aku aransemen ulang lagunya, tetep aja ngerasa musiknya gak pas di telinga aku."

"Itu mungkin faktor kamu lagi jenuh, jangan terlalu maksain kalo emang lagi gak ada feel."

"Aku bener-bener capek kali ini. Kalo aku bisa aku mau berhenti aja. Tapi masih banyak tanggung jawab ku yang belum terselesaikan di dunia ini."

"Enggak Yoongi, kamu gak butuh berhenti. Kamu cuma butuh istirahat aja. Take a rest, have a holiday is not a bad idea. Justru aku gak yakin kalo kamu bisa bener-bener berhenti dari musik. Music is your life, right? A part of your soul I guess. Isn't it?"

Yoongi mengangguk-angguk pelan dengan mata yang masih terpejam. Mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut saya.

"Apa ini alasannya aku sama sekali gak bisa jauh dari kamu? Apa ini alasan kenapa aku bisa sayang banget sama kamu." Tukas Yoongi.

"Kenapa?"

"Setiap kata-kata yang kamu ucapkan, dengan nada bicara yang lembut, rasanya ini bukan kamu. Tapi aku tetap jatuh hati."

Min's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang