14.Suatu Hari

4K 491 90
                                    

Suatu hari di kota Bandung.




Setelah sekian lama kamu gak menghirup udara kota Bandung, akhirnya kamu bisa merasakannya lagi. Karena suasana pagi di Bandung gak pernah berubah dari  jaman dulu dimana udara Bandung yang dingin berasa menusuk ke tulang, sampe bikin kamu yang mau berangkat sekolah jadi males mandi. Suara burung yang berkicau disana-sini, ditambah suara burung ayah kamu, maksudya burung peliharaan ya. Dan mamang kang sayuran yang suaranya nyaring manggil ibu-ibu rumpi berkumpul jadi satu untuk melakukan kegiatan high transfer data, alias bahasa kerennya itu gibah. Uhh.. udah bener-bener bikin kamu kangen aja sama kota kelahiran kamu. Di Korea mana bisa kamu gibah sama tetangga.

Pagi itu kamu sama mamah kamu udah lagi kumpul bersama dengan tetangga yang lainnya mengerubuti mamang kang sayuran. Itu orang udah kek daging dikerubuti laler tau gak. Gak afdol kayaknya kalo ibu-ibu gak ngeledekin kamu.

"Inget pulang kampung juga nih?" Kata si ibu yang pake roll rambut banyak banget gatau faedahnya apa.

"Ya inget atuhlah ibu, memangnya aku teh amnesia sampe gak inget pulang." Balas kamu yang lagi milih cabe cabean.

"Kali aja kan udah betah di Korea sampe lupa sama Bandung. Kan beda jauh atuh levelnya." Si ibu yang pake daster batik lekbongan itu menyambar.

"Ai si ibu bisa aja, dikira ayam geprek segala aya level na. Sama aja Bu, enggak disana, enggak disini, nafas mah pake oksigen."

"Teteh mau masak apa buat makan siang Yoongi nanti?" Tanya mamah kamu.

"Teteh mau masak opor ayam aja lah mah, kan waktu lebaran gak sempet makan opor."

Iya kamu emang pulang kampungnya setelah lebaran, karena Yoongi baru free-nya di tanggal itu. Jadi ya, jadwal kamu selama liburan di Bandung adalah memenuhi banyak maunya kamu yang gak terlaksana.

"Teh, suami teteh anu kasep itu teh ikut kesini? Atuhlah kok gak di kasih liat ke tetangga sih?" Tanya si Ana anaknya ibu Ani, dan bapak Anu. Dia sih terkenal genit ya jadi anak gadis, mana nanyain suami orang seenak jidatnya sendiri.

"Ana, masa suami aku di kasih liat sana-sini."

"Bukan gitu teh maksudya, namanya silaturahmi sama tetangga kan apa salahnya sih."

"Huss.. Ana, dia kan beda keyakinan sama kita. Maklumin aja kalo gak mau silaturahmi." Ibu Ani menyikut lengan anaknya.

Kamu sedikit tersinggung dengan kata-kata itu, bukan berarti karena Yoongi berbeda keyakinan terus kamu jadi memutuskan silaturahmi sama tetangga dan saudara. Salah besar, yang ada malah kamu pengen mengeratkan hubungan keluarga yang jarang banget bisa kamu lakuin kalo lagi di Korea.

"Ibu Ani tolong ucapannya dijaga ya! Aku teh baru sampe di Indonesia kemarin, dan sibuk beres-beres barang bawaan dirumah. Bukan berarti aku gak mau silaturahmi ya, lagian anak ibu juga ngomong-nya dikasih liat, emangnya suami aku kredit panci. Sembarangan!"

Ngeliat kamu yang mulai tersulut emosi, mamah kamu langsung menengahinya supaya suasana gak bertambah runyam.

"Udah atuh teh, jangan dibawa serius." Ucap mamah kamu. "Mang, ini ayamnya gak ada?"

"Ohh iya Bu ayamnya abis, tadi di borong sama Bu Euis yang mau hajatan itu. Punteun ya, jadi gak enak." Balas si mamang.

"Yaudah gakpapa, ini aja totalin semua belanjaan ini." Mama kamu menunjuk sayuran dan beberapa bahan masakan lainnya yang udah dia pilih.

"Semuanya empat puluh lima ribu."

Mamah kamu langsung ngajak kamu balik dari kerumunan ibu-ibu disana. Takutnya kamu malah makin manyun, makin bete. Ya soalnya mamah kamu tuh tau banget kalo anaknya moody-an. Gampang banget kesel, gampang banget emosi. Nanti yang ada acara makan dan kumpul keluarga terganggu karena muka anaknya yang masam terus.

Min's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang