23.Workaholic

4K 496 94
                                    

Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian.
Kasih vote dulu, baru baca kemudian.

Happy reading♡

***

Kalo ada yang bilang Suga itu pemalas, sini berantem dulu sama aku, istrinya Suga. Dia yang sehari-harinya menghabiskan waktu di studio, bukan cuma buat ngitungin berapa kali dia berkedip dalam sehari.

Suga itu song writer, produser, rapper, dancer, member Komca dengan lebih dari 80 lagu terdaftar disana. Tiap hari cuma ngabisin waktunya untuk tidur cuma beberapa jam. Dialah yang pantas disebut sebagai workaholic.

Terkadang tiap dia lagi libur pun, waktu liburnya gak sepenuhnya dipake buat me time-nya dia. Tetep aja kalo suntuk lagi-lagi bergelutnya sama musik.

Kadang aku aja yang liatnya capek, apalagi dia yang ngejalanin kehidupannya. Dan disinilah peran ku sebagai istri dibutuhkan, aku bakalan kasih dia support sampe kapanpun, berusaha jadi tempat paling nyaman untuk dia beristirahat.

Pagi itu aku liat Suga lagi berdiri di balkon kamar dengan menatap hamparan pemandangan pagi di tempat kami tinggal.

Terlintas pikiran yang cukup aneh, kenapa juga dia pagi-pagi udah rapih segala pake jaket jeans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlintas pikiran yang cukup aneh, kenapa juga dia pagi-pagi udah rapih segala pake jaket jeans. Aku pikir mungkin dia bakal ada acara sama temennya.

"Yoongi?" Panggilku.

Dia berdehem, aku berdiri disampingnya.

"Ngapain disini pagi-pagi? Bengong doang gak takut kesurupan? Aku udah siapin kopi buat kamu tuh dibawah."

Dia tertawa kecil, manis sekali. Dan ajaibnya, senyuman Suga itu nular, aku bisa seketika ikutan ketawa sama Suga.

"Lagi berjemur, biar iteman dikit kayak kamu."

"Sombong, mentang-mentang putih glowing gitu." Aku memukul pelan lengannya, "kamu mau kemana rapih begini? Mau pergi ya?"

"Kok kamu tau? Jadi cenayang ya sekarang?"

"Ketularan kamu, nih."

Suga mendekati wajahku, dekat sekali hingga wajah tampannya itu gak bisa lagi aku terima dengan akal sehatku. Bisa gila aku kalau setiap hari diliatin dari jarak sedekat ini.

"Gimme a morning kiss." Ucapnya sembari menempatkan telunjuk diatas bibir mungilnya.

"Should I?" Aku menempatkan jari didagu, memberikan gestur seperti orang yang sedang berpikir keras.

"Ah, kelamaan kamu."

Akhirnya dia sendiri yang mencium bibirku. Aku tidak bisa menahan tawaku saat dia menempelkan bibirnya dengan lembut. Hingga akhirnya aku menempatkan kedua tanganku di pundaknya, berusaha mengimbangi permainan bibir Suga.

Min's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang