Sure Thing
Chapter 5
----------
Soojung pov
4 bulan berlalu. Ini adalah hari terakhir kami melakukan shooting My Lovely Girl. Tidak banyak yang berubah dalam kehidupanku sebagai public figur. F(x) tengah disibukkan dengan jadwal variety show terbaru. Hubunganku dengan para pemain semakin membaik. Bahkan aku sudah tidak merasa kesal lagi pada Dani. Yah, aku hanya merasa Dani lebih cocok menjadi adik dari Amber.
MeU masih setia mendukungku dan F(x). Sedangkan para haters, aku tidak terlalu memikirkannya. Sudah biasa bagiku. Kata-kata yang mereka keluarkan sudah biasa aku dengar jadi aku tidak terlalu mempermasalahkan itu. Hatiku sudah kebal.
‘Kau selesai jam berapa? Aku akan menunggu ditempat biasa’
Ah, pesan dari Amber. Dia memang sering menemaniku shooting. Jika dia ada jadwal maka dia hanya akan mengantar atau menjemputku. Saat ini dia juga sibuk dengan berbagai project solonya. Luna-unnie juga sibuk setelah sebulan yang lalu mengeluarkan mini album solonya yang kedua. Sulli sama sepertiku, sibuk dengan jadwal shooting drama atau iklan. Bahkan Vic-omma harus bolak-balik Korea-China karena berbagai tawarannya di negeri kelahirannya itu.
“Kau tidak perlu datang. Ada perayaan kecil selesai shooting. Mungkin akan lama. Kau istirahat saja”
Tidak sampai menunggu lama, Amber sudah membalas pesanku. Dengan segera ku buka balasan darinya.
‘Baiklah. Jangan minum, ya? Kau tidak kuat minum. Lagipula tidak baik untuk kesehatanmu. Have fun Princess’
Lihatlah, bahkan dia suka sekali minum. Kenapa mengkhawatirkan kesehatanku? Dasar bodoh...
Aku segera memasukkan ponsel ke dalam tas. Tanpa membalas pesan dari Amber. Para pemain My Lovely Girl sudah bersiap menuju ke tempat pesta kecil diadakan. Di sebuah bar milik Rain oppa. Dia yang akan mentraktir kami semua.
Setelah menempuh jarak 15 menit akhirnya kami sampai ditempat tujuan. Para crew juga ikut merayakan hari terakhir shooting drama ini. Ramai sekali. Wajah lelah mereka sekarang berganti menjadi wajah yang penuh semangat. Mengadakan pesta memang mampu meredakan lelah yang tak berujung setelah melakukan pekerjaan.
Aku melirik jam tangan pada tanganku. Ah, sudah pukul 1. Aku ingin sekali pulang dan beristirahat. Tapi melihat wajah mereka yang sedari tadi masih asik membuatku tidak enak jika pulang lebih awal. Mengapa mereka kuat minum banyak? Bahkan hanya satu gelaspun aku sudah merasa sedikit mabuk.
“Aku akan keluar sebentar mencari udara segar”.
Mereka hanya mengangguk melihat aku beranjak. Aku butuh udara segar sekarang. Aroma wine yang menyengat benar-benar membuatku mual dan pusing. Ugh, aku tidak tahan.
Menghirup angin malam sedikit membuatku bernafas lega. Tidak ada lagi aroma wine yang menyengat atau kicauan-kicauan mereka yang terlalu bising. Jujur saja, sebenarnya aku tidak terlalu suka keramaian dan tempat bising. Aku merasa pusing dalam suasana seperti itu. Seharusnya aku tidak menjadi selebritis kan? Haha.. terkadang aku suka tertawa membayangkan diri sendiri. Aku bukan orang yang selalu bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Aku terlalu malu. Tapi lihatlah, pekerjaanku malah membuatku berada di keramaian setiap saat.
“Kau tidak suka?”
Aku tersentak. Sontak menolehkan kepalaku dan mendapati Myungsoo oppa yang entah sejak kapan sudah berdiri disebelahku. Hidungnya memerah, mungkin karena efek wine. Terlebih udara sangat dingin. Seketika aroma wine menusuk hidungku. Ah sial, ternyata Myungsoo oppa peminum yang handal.
“Aku hanya bosan. Kenapa kau disini?”
Ia tampak tersenyum lalu menggandeng tanganku kemudian melangkahkan kakinya mendekati sebuah taman. Aku tidak menolaknya. Hanya menurut saja dibawa ke taman. Tangannya terasa panas. Berkali-kali aku mendengar dengan jelas ia menghirup udara dengan keras. Kenapa aku menjadi cemas sekarang?
Kami sudah sampai di taman. Sepi sekali. Tidak ada siapapun disini selain kami berdua. Seperti ini lebih nyaman. Aku tidak perlu berpura-pura tersenyum atau melakukan sesuatu yang membuat orang lain senang meski aku tidak menyukainya.
Hening.
Sudah sekitar 5 menit aku dan Myungsoo oppa berada disini. Tapi tidak ada perbincangan sama sekali. Aku hanya sedikit malas, Myungsoo oppa terlihat mabuk dan akan sulit mengajaknya berbincang.
“Apa kau bahagia, Soojung?”
Aku menoleh. Mengernyitkan keningku mendengar pertanyaan darinya. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu padaku?
Aku hendak saja membuka mulutku saat ia kembali mengeluarkan suaranya. Tanpa menatapku. Melainkan ke depan. Dengan tatapan kosong. Ah, tidak. Bukan tatapan kosong. Tapi seperti tatapan menerawang sesuatu yang menyakitkan.
“Kalau aku tidak”.
Hatiku mencelos saat itu juga. Apa dia benar-benar mabuk sekarang. Atau dia hanya meracau tidak jelas?
“Aku benci ayahku”.
Myungsoo oppa. Aku tidak tahu ada masalah apa dengan dirinya. Selama ini kami memang cukup dekat. Dan aku hanya melihat sosok dirinya yang ceria. Selalu membuat para pemain tertawa dengan tingkah konyolnya. Aku pun tidak bisa untuk tidak tertawa setelah mendengar leluconnya. Tapi sekarang. Detik ini juga, sosok ceria itu seakan hilang. Myungsoo oppa berubah menjadi sosok yang tidak aku kenal. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Sungguh. Dan aku tidak tahu harus berkata apa.
Tanganku hanya bergerak mengelus punggungnya yang entah sejak kapan bergetar. Terisak pelan dengan kedua tangannya yang menutup wajahnya. Tanganku tergerak semakin menekan bersamaan dengan isakannya yang semakin keras. Apa yang harus ku lakukan sekarang.
“Soojung. Terima kasih.”
Aku mengangguk ragu. Ia sudah tidak terisak lagi sekarang. Wajahnya memerah. Tentu saja. Matanya mulai tidak fokus. Aku menyipitkan mataku ketika melihat raut wajahnya yang tiba-tiba berubah. Seperti tengah menahan sesuatu. Ah tidak, jangan katakan Myungsoo oppa akan muntah? Tidak. Jangan sekarang. Ku mohon.
‘Hueekkk...’
Dan benar saja dugaanku tidak sampai 5 detik ia sudah mengeluarkan semua isi perutnya. Aroma wine kembali meruak ke dalam indra penciumanku. Aku memijat tengkuknya pelan, berusaha membuatnya mengeluarkan wine yang sepertinya belum keluar sepenuhnya. Nafasnya tersengah-engah, mencoba mengeluarkan cairan itu. Aku meringis. Tidak mengerti. Ternyata ia bukan peminum handal. Melihatnya terus muntah membuatku semakin panik. Tidak ada siapapun disini. Tidak mungkin juga aku kembali ke bar dan meminta bantuan pada mereka. Jarak taman dengan bar cukup jauh. Aku takut terjadi sesuatu padanya saat aku pergi meminta bantuan.
What should i do now?
Tiba-tiba saja tubuhnya melemah dan terjatuh begitu saja. Matanya terpejam rapat. Aku semakin kalap sekarang. Bagaimana aku akan membawanya pulang? Lagipula aku tidak tahu dorm Infinite. Dan kalaupun aku tahu, tidak mungkin aku datang kesana kan? Skandal besar menantiku.
----------
Amber pov
Drrttt.. drtttt...
Aku mendengus. Kesal karena membuat tidurku tidak nyenyak. Siapa orang yang nekat menelfon ditengah malam seperti ini? Apa sasaeng fans lagi? Ah, mereka sangat merepotkan. Sampai kapan aku akan menerima terror ini? Tanpa mempedulikan ponsel yang masih bergetar itu, aku menarik selimut menutupi wajahku. Kembali melanjutkan tidurku yang sempat terusik.
Belum lama aku mulai nyenyak. Ponselku bergetar lagi. Ini sudah keempat kalinya. Sial, siapa orang tidak punya kerjaan ini? Apa seperti itu cara memperlakukan orang lain?
Menghela nafas kasar, aku meraih ponsel sialan yang sedari tadi bergetar. Aku menyipitkan mataku, mencoba fokus membaca siapa yang menelfonku. Princess? Soojung menelfonku tengah malam seperti ini? Jika tahu begini kenapa kau menyuruhku istirahat saja, hah?
Dengan nafas berat aku menggeser layar kemudian mendekatkan ponselku ke arah telinga. Masih dengan mata sedikit terpejam. Aku benar-benar mengantuk Soojung, mengertilah.
Belum sempat aku membuka suaraku, Soojung sudah menyela. Membuatku segera beranjak dari kasur dengan panik. Sekarang rasa kantukku sudah hilang seketika.
‘Amber, datanglah kemari. Taman dekat bar milik Rain oppa. Gunakan mobil’.
“Ada apa Soo? Kenapa tidak naik motor? Lebih cepat”. Aku mulai melangkahkan kaki keluar dari dorm tanpa melepaskan ponselku. Member sudah tertidur pulas dikamar mereka. Aku tidak perlu menjelaskan kemana aku akan pergi.
‘Tidak. Gunakan mobil dan cepatlah. Kau tidak mendengarku?’
Tuut...
Panggilan terputus secara sepihak. Aku bisa gila sekarang. Apa yang terjadi padanya sekarang? Apa dia sedang mabuk? Aish, padahal aku sudah menyuruhnya untuk tidak minum. Dan lihatlah sekarang, dia bahkan tidak bisa pulang. Tapi mendengar suaranya sepertinya dia memang tidak mabuk. Lebih seperti panik dan takut.
Tanpa pikir panjang aku segera melajukan mobil menuju tempat yang dimaksud Soojung. Pikiranku kalut. Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Soojung? Kenapa disaat seperti ini nomornya tidak bisa dihubungi...
“Amber”.
Aku melihatnya. Soojung, berdiri dengan panik ditepi jalan. Wajahnya tidak memerah sedikitpun. Tidak terlihat seperti orang yang mabuk. Aku semakin bingung disini. Ia segera menghampiriku dan menarik tanganku untuk mengikutinya. Dari tingkahnya, sepertinya ia sangat ketakutan sekarang. Apa yang terjadi Soojung? Bisakah kau katakan padaku?
“Myungsoo oppa mabuk berat dan sekarang tidak sadar. Aku tidak tahu harus membawanya kemana. Ayo bantu aku membawa Oppa ke mobil”.
Aku tersentak. Melihat laki-laki dengan jaket coklat menutupi tubuhnya. Wajahnya memerah dan sesekali mulutnya mengeluarkan suara tidak jelas. Aroma wine terasa sekali menyengat hidungku. Aku melirik ke arah Soojung yang terlihat susah payah membangunkan Myungsoo.
----------
"Kau yakin akan membawanya ke dorm?”
Aku melirik Soojung melalui kaca didepan. Wajahnya tampak cemas. Myungsoo bersandar pada bahu Soojung. Masih belum sadar. Sangat merepotkan.
“Kau tidak keberatan kan?”
“Jika itu membuatmu tenang, baiklah. Tapi kau tidak masalah jika nanti ada paparazzi yang melihat? Kau bisa terkena skandal besar nanti”. Aku berucap hati-hati. Takut ia akan tersinggung.
Soojung nampak menggigit bibir bawahnya. Matanya menatap penuh cemas laki-laki yang kini semakin meracau tidak jelas. Bahkan sesekali laki-laki itu mengerang dan menangis. Apa yang terjadi padanya?
“Tenanglah Princes. Hal seperti ini sudah biasa terjadi pada orang yang mabuk. Aku akan memastikan tidak ada yang tahu tentang ini dan kau tidak akan terkena skandal”
Soojung masih terdiam. Tidak berniat membalas ucapanku.
----------
Author pov
Dan disinilah sekarang. Member F(x) dan Manajer oppa. Duduk bersama diruang santai dorm F(x). Setelah berhasil membawa Myungsoo masuk ke dorm dan mengistirahatkannya di kamar Soojung dan Amber. Victoria dan Luna yang terlebih dahulu terbangun karena suara berisik dari arah depan. Betapa terkejutnya mereka saat melihat Amber dan Sooojung yang kesusahan membawa Myungsoo masuk. Victoria bergegas membantu, sedangkan Luna sibuk dengan suaranya yang berhasil membangungkan Sulli. Suasana menjadi heboh setelahnya.
“Jadi ini alasan Victoria memanggilku semalam ini”.
Mereka semua menatap Manajer oppa seraya mengangguk. Leader dari F(x) itu segera menghubungi Manajer oppa tepat setelah Myungsoo sudah ditidurkan di kamar. Mengatakan ada hal penting dan meminta Manajer oppa untuk segera datang.
“Mian oppa mengganggumu malam-malam seperti ini. Tiba-tiba saja aku melihat Amber dan Soojung membawa Myungsoo. Bukankah ini aneh? Maksudku, Myungsoo laki-laki dan kami semua perempuan. Jadi aku menghubungimu segera”.
“Tidak apa Victoria. Aku hanya kesal pada Soojung dan Amber”.
“Hyung, kenapa kau juga kesal padaku? Soojung yang memaksa untuk membawa Myungso”.
“Tapi Amber menyetujuinya. Dia yang membuatku yakin untuk membawa Myungsoo oppa kemari”.
Amber dan Soojung saling menatap kesal.
“Aku hanya khawatir jika ada yang melihat. Soojung, kau harus persiapkan dirimu jika ternyata ada yang benar-benar melihatmu. Kita semua tahu Myungso sudah memiliki kekasih. Kau bisa terkena masalah nanti. Terlebih kalian tengah mempersiapkan variety show”.
Soojung menghela nafas berat. Menjatuhkan kepalanya dipundak Victoria yang berada disebelahnya, “Ah aku tidak tahu apa yang aku lakukan sekarang”.
Manajer oppa beranjak, meraih kunci mobilnya, “Kalian istirahatlah. Fokus pada jadwal kalian. Aku akan menghubungi Manajer Infinite dan mengurus masalah ini. Jangan terlalu dipikirkan Soojung. Dan jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi”.
mereka mengangguk serentak.
“Masalahnya sekarang adalah, kau akan tidur dimana Amber? Ranjangku sudah terasa sempit bersama Luna. Soojung akan tidur bersama Sulli. Ah mian, tapi aku merasa tidak nyaman jika tidur denganmu. Kau sangat manly, kau sadar itu?”
Soojung, Luna dan Sulli tertawa kecil mendengar ucapan Victoria. Menatap Amber dengan tampang prihatin tapi juga meledek. Sedangkan Amber hanya mendesah pelan. Perlahan melangkahkan kakinya mendekati sofa.
“Aku bisa tidur disini. Kalian tidurlah dengan nyenyak. Anggap saja aku sebagai security malam ini”.
“Baiklah. Luna kita kembali ke kamar sekarang. Aku sudah sangat mengantuk” Victoria masuk ke dalam kamarnya dengan diikuti Luna yang sudah setengah tertidur. Rupanya ia benar-benar mengantuk.
“Sulli kau masuk saja dulu. Aku haus”.
Sulli mengangguk. Melepaskan tangannya yang sedari tadi merangkul Soojung kemudian melangkah hilang dibalik pintu kamar.
Soojung menatap Amber lembut. Perempuan tomboy itu sudah terlelap ternyata. Apa dia sangat lelah hari ini? Tentu saja, bodoh. Kau membangunkannya di tengah malam padahal jadwalnya padat hari ini. Maki Soojung pada dirinya sendiri. Ia masuk ke dalam kamar yang ditempati Myungsoo lalu kembali dengan membawa bantal dan selimut.
Ia membungkukkan badannya, dengan tangan kiri mengangkat kepala Amber pelan-pelan. Kemudian meletakkan bantal dibawah kepala Amber. Ia tersentak mendapati Amber membuka mata, menatapnya tepat setelah ia berhasil membuat Amber bersandar pada bantal.
“Aku hanya tidak ingin kau kedinginan dan sakit leher. Maaf sudah membuatmu repot seperti ini. Selamat malam Amber”. Soojung menjauhkan dirinya. Hendak beranjak namun lengannya ditarik lembut oleh Amber membuat jarak mereka sangat dekat.
“I’ll do anything for you, Soojung. Meski aku harus merasa sakit sekalipun”.
Soojung terdiam. Terkejut atas tindakan dan ucapan yang dilontarkan oleh Amber. Apa dia sedang bermimpi sekarang? Apa Amber sedang mabuk? Atau dia sendiri yang mabuk karena segelas wine yang ditenggaknya tadi?
Amber tersenyum tipis melihat reaksi diam Soojung. Tangannya terangkat mengacak rambut perempuan itu, “Masuklah. Sudah malam. Kau harus beristirahat. Kau harus mempersiapkan diri dengan baik. Mungkin saja besok akan ada artikel seperti ini ‘L Infinite terlihat tengah menjalin hubungan gelap dengan idol populer Jung Soojung’”.
Soojung menepuk pelan pundak Amber, beranjak menjauh, “Ish. Kau sendiri yang berjanji agar tidak ada yang melihat”.
“Aku tidak berjanji. Hanya memastikan tidak ada yang melihat. Kau ini bodoh sekali”.
“Kau yang bodoh, Stupid”. Soojung melempar selimut ke arah Amber sebelum berjalan cepat ke arah kamar Sulli. Telinganya masih mendengar jelas Amber tengah tertawa kecil melihat tingkahnya. Ia mendengus kesal lalu segera berangsur untuk tidur.
Bersambung.
Review :
“Aku melihatnya menangis semalam. Apa kau menolak cintanya, Soojung?”
“Aku hanya kesepian, Soojung”.
“Aku tidak tahu bagaimana dengannya. But I really love her.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing (Lengkap)
FanfictionLove you like a brother Truth you like a friend Respect you like a lover