Chapter 18

1.5K 194 5
                                    

Sure Thing
Chapter 18
----------
Authorpov
Soojung terus terisak di pelukan Jessica. Sedari tadi ia menangis setelah mendengar penuturan dari kakaknya itu.
“Kenapa unnie tega padaku. Unnie akan meninggalkanku kan”
Jessica terisak. Sama seperti Soojung. Melihat adiknya itu menangis karena dirinya membuat perasaannya sakit. Dan air mata tidak bisa ia tahan lagi.
“Soojungie. Unnie tidak akan meninggalkanmu. Percayalah. SM tidak meminta unnie untuk memilih. Dan mereka juga masih menginjinkan unnie untuk menjalankan bisnis ini dan juga tetap di Girls Generation”
“Lalu kenapa kalian mempersalahkan ini? Kalau Tuan Lee memang mendukungmu dia tidak akan mengundanmu untuk bertemu dengannya dan mengatakan omong kosong seperti ini. Merasa takut dengan bisnismu yang bisa berdampak pada GirlsGeneration, secara langsung SM memperingatkanmu unnie”
Soojung semakin terisak. Bahkan matanya sudah bengkak melebihi Jessica. Tubuhnya pun terasa memanas. Perbincangannya dengan Jessica ternyata membuat dirinya benar-benar rapuh.
“Soojung tenanglah. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Hanya tetap percaya pada unnie”
Soojung menggelengkan kepalanya cepat. Meminta kakaknya itu untuk diam sementara. Pikiran dan hatinya benar-benar kacau sekarang. Ia tidak tahu apa yang ia butuhkan sekarang. Ia ingin berbicara banyak dengan Jessica, berdiskusi tentang masalah ini. Tapi berbicara masalah Jessica dengan agensi membuatnya terluka.
“Tidurlah. Unnie akan menemanimu” Ucap Jessica akhirnya. Menjauhkan dirinya dari Soojung dan membantu adiknya berbaring di atas tempat tidur.
“Jangan tinggalkan aku unnie. Aku tidak mau...”
Jessica menghapus air mataSoojung lembut. Menangkup kedua pipi adiknya dengan penuh perhatian, “Kita tetap akan bersama Soojung. Unnie menyayangimu” Ucapnya lalu mengecup kening Soojung.
“Aku juga menyayangimu unnie” Lirih Soojung mulai memejamkan matanya. Berharapa semua yang terjadi padanya adalah sebuah mimpi. Dan ketika ia bangun besok paginya, semua akan baik-baik saja.
Namun ketika hari berganti. Tepat saat Soojung membuka matanya perlahan. Kakaknya, Jessica berbaring disebelahnya. Dengan mata yang sama bengkak sepertinya. Dan ia sadar, semua ini bukan mimpi. Ini nyata. Masalah  Jessica dengan agensi benar-benar terjadi.
Dan itu membuatnya kembali merasakan sakit yang luar biasa. Dadanya sangat sesak dengan mata yang memanas. Bahkan terasa perih ketika ia membuka matanya itu.
Ia menghela napasnya. Berusaha untuk tidak terlihat sedih di pagi hari ini. Ia seharusnya bisa menghibur kakaknya. Bukan malah terus bersedih dan semakin membuat Jessica tertekan.
“Unnie...”
Tidak membutuhkan waktu lama. Perempuan yang tengah terlelap itu membuka matanya. Mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang kini masuk ke dalam kamarnya.
“Soojung. Kau sudah bangun?”
Soojung tersenyum tipis, “Maafkan aku unnie. Tidak seharusnya aku marah padamu”
Tangan Jessica bergerak mengelus rambut Soojung, “Tidak apa. Unnie juga minta maaf  karena meminta Amber untuk tidak mengatakannya padamu”
Mata Soojung melebar sempurna. Sontak ia langsung beranjak berdiri. Sedangkan Jessica menutup mulutnya, sadar akan perkataannya yang mungkin menyakiti perasaan adiknya itu. Ia juga beranjak, berdiri didepanSoojung dan menatapnya penuh penyesalan.
“Jadi Amber tahu masalah ini?”
Jessica menatap nanar ke arah Soojung. Tangannya berusaha menggenggam tangan Soojung namun selalu ditepis oleh perempuan itu.
“Kenapa unnie?”
“Unnie tidak ingin kau merasa cemas Soojung. Jadi aku meminta Amber untuk merahasiakan ini. Unnie benar-benar minta maaf Soo-ah. Kumohon...”
Lagi, Soojung menepis kasar tangan Jessica. Menatap tajam kakaknya itu, “Istirahatlah. Tenangkan diri unnie dulu” Ucapnya dan melangkah berlalu dari hadapan Jessica tanpa menghiraukan panggilan dari kakaknya. Membanting pintu keras-keras memberi isyarat pada Jessica agar tidak mengikuti.
----------
Soojung membuka pintu dorm kasar. Bergegas masuk ke dalam dorm tanpa mempedulikan penampilannya yang terlihat berantakan akibat berlari. Bahkan nafasnya sangat tidak beraturan. Tersengal.
“Soojung ada apa?” Tanya Luna begitu Soojung masuk ke dalam ruang santai dan menemukan membernya sudah berkumpul dengan televisi yang menyala.
“Kenapa Amb?”
Tanpa mempedulikan pertanyaan dari Luna. Soojung menatap nyalang ke arah Amber. Bahkan ia menepis kasar tangan Victoria yang berusaha menuntunnya untuk duduk di Sofa.
“Apa maksudmu Soojung?” Tanya Amber yang mulai berjalan menghampiri Soojung. Menatap dalam perempuan yang sudah berkaca-kaca itu.
“Kau masih berpura-pura? Bertindak seolah tidak terjadi apa-apa?”
“Soojung...”
“Kau berbohong Amb” Lirih Soojung.
“Princess” Amber berusaha menggapai tangan Soojung namun perempuan itu terus menghindar dan melangkah mundur seiring dengan Amber yang terus mendekat.
“Dari sekian banyak orang.. Kenapa harus kau..” Soojung menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Suaranya tercekat dan bibirnya tidak mampu untuk membuka suara lebih banyak.
“Princess dengarkan aku dulu..”
“Tidak. Aku sudah percaya padamu selama ini. Tapi kenapa kau berbohong padaku? Menyembunyikan masalah sebesar ini padaku. Kau tidak peduli dengan perasaanku?”Tubuh Soojung terasa sangat lemas. Kakinya bergetar tidak kuat menopang berat tubuhnya sendiri hingga akhirnya ia terjatuh. Duduk diatas lantai putih itu.
Victoria segera menghampiri Soojung. Membawa perempuan itu ke dalam pelukannya.
“Soo-ah. Maafkan kami. Ini bukan salah Amber”
Soojung merasa rasa sakitnya bertambah sekarang. Jantungnya semakin berpacu cepat dengan debaran tidak normal. Kenyataan bahwa ternyata bukan hanya Amber yang tahu membuatnya benar-benar merasa kecewa.Membernya sudah tahu mengenai masalah yang dihadapi Jessica dan agensi tapi mereka menyembunyikan itu darinya.
“Kenapa?” Bisik Soojung. Bahkan suaranya nyaris tak terdengar. Mulutnya terasa sangat kelu.
“Soojungie..”
“Aku terluka”
“Kami mengerti Soojung...”
“Tidak. Tidak ada yang mengerti perasaanku”
“Kami mengerti Soojung. Maka dari itu kami tidak mengatakannya padamu”
“Kalian menyembunyikannya dariku. Apa itu tidak membuatku terluka? Apa semuanya akan baik-baik saja kalau aku tidak tahu?”
“Soojung maaf...”
“Kalian egois”
“Soo-ah. Kami..”
“Aku kecewa”
Soojung terdiam. Merasakan kepalanya berdenyut hebat membuatnya semakin merasa sesak di dada. Nafasnya tersengal. Ia hanya merasakan kepalanya sakit ketika mendengar para member berbicara sesuatu. Pandangannya semakin mengabur dengan nafas yang semakin pendek. Hingga akhirnya ia merasa sangat lelah dan terjatuh di pundak Victoria.
...
Soojungpov
Aku membuka mata perlahan. Aku merasakan pening yang luar biasa ketika aku hendak bangun. Namun sepasang tangan memegang pundakku, menuntunku untuk kembali berbaring. Aku menurut saja karena tubuhku benar-benar terasa sangat lemas dan kepalaku yang terus berdenyut.
“Istirahat saja Soojungie. Dokter sudah memeriksa keadaanmu”
Aku menoleh. Meski dengan kepala yang masih terasa pening. Dan ku lihat Vic-omma tengah duduk ditepi ranjang, dengan segera aku mengalihkan pandanganku ketika tatapan kami bertemu
“Aku ingin sendiri dulu Vic-omma” Ucapku tanpa menatapnya. Aku kembali memejamkan mataku dan merubah posisiku menjadi membelakanginya. Maafkan aku Vic-omma. Aku hanya masih merasa sakit ketika melihatmu.
“Baiklah. Kau bisa memanggilku ketika butuh sesuatu. Kami menyayangimu Soojung-ah” Ucap Vic-omma.
Aku bisa merasakan ia sudah beranjak dari tempat tidur. Ku dengar langkah kakinya yang semakin menjauh. Ketika pintu sudah tertutup dan menyisakan aku sendirian di dalam kamar, air mata itu kembali. Rasa sakit yang tadi aku rasakan kembali menyerangku dan membuatku lemah.
----------
Authorpov
Soojung menatap nanar tembok didepannya. Sejak semalam ia tidak keluar dari kamar. Pikirannya masih di penuhi emosi pada membernya. Rasa sakit di hatinya masih terasa sangat nyata. Berkali-kali ia mengusap air mata yang keluar tanpa bisa ia tahan.
Membernya sudah menyembunyikan masalah besar darinya.
Ia tidak bisa semudah itu untuk menyembuhkan luka yang ia rasakan. Ia benar-benar merasa kecewa karena dibohongi.
Tok..tok...tok
“Princess. Aku bawakan sarapan”
Soojung menoleh sekilas. Melirik ke arah pintu. Suara Amber terdengar jelas di balik pintu yang masih tertutup itu.
“Princess masih tidur?”
“Masuk saja” Ucap Soojung akhirnya. Ia sudah mendudukkan dirinya di atas tempat tidur dengan punggung bersandar.
Pintu kamar terbuka perlahan, menampilkan Amber yang sudah membawa nampan berisi makanan dan minuman. Sedikit demi sedikit Soojung bisa merasakan langkah kaki Amber semakin mendekat setelah sebelumnya pintu sudah ditutup kembali.
Amber meletakkan nampan di atas meja, “Aku akan pergi. Makanlah dengan tenang Princess” Ucapnya lalu berbalik. Hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
“Kau tidak ingin menjelaskan padaku?”
Langkah Amber terhenti. Perlahan ia berbalik dan menatap Soojung yang juga tengah menatap dirinya datar.
“Kalau kau benar-benar peduli pada perasaanku, bisakah kau jelaskan semuanya? Kenapa kau harus berbohong padaku dan membuatku terluka seperti ini”
Amber menarik sudut bibirnya sedikit lalu duduk di atas tempat tidur, di sebelah Soojung.
Sedangkan Soojung segera mengalihkan pandangannya, menghindari tatapan mata Amber.
“Maafkan aku Princess. Aku memang salah. Seharusnya aku langsung mengatakannya padamu..” Jeda sejenak.
Amber meraih tangan Soojung dan menggenggamnya erat, “Kau mengenalku Soojung. Kau pasti mengerti aku tidak akan menyembunyikan sesuatu begitu saja. Kami semua menyayangimu Soojung”
“Aku masih tidak mengerti. Kalau memang kalian sayang padaku kenapa tidak mengatakan masalah Sica unnie”
“Itu karena kami memikirkan perasaanmu Soojung. Kami tidak mau kau merasa terbebani”
“Dan kau pikir apa menyembunyikannya seperti ini membuatku lebih baik dan berterima kasih? Aku merasa sangat bersalah Amb..”
Dan air mata itu kembali lolos dari pelupuk matanya.
Amber semakin erat menggenggam tangan Soojung. Memberikan ketenangan pada perempuan itu.
“Kalau saja aku tahu unnie ada masalah sebesar ini aku tidak akan berada di New York dalam waktu lama. Aku mengatakan pada unnie bahwa aku bersenang-senang disana padahal disini unnie sedang menderita. Aku benar-benar menyesal Amb”
Amber segera membawa Soojung ke dalam pelukannya. Dapat ia rasakan tubuh perempuan itu bergetar dengan isak tangis yang tertahan.
“Jessica unnie juga sangat menyayangimu. Justru dia tidak ingin membuatmu bersedih Princess. Coba kau bayangkan, saat kau tahu tentang masalah ini kau pasti akan bersedih kan? Dan bagaimana Jessica unnie akan bertahan kalau adiknya saja rapuh seperti ini”
Soojung terdiam. Menyandarkan kepalanya di bahu Amber. Nafasnya tampak mulai beraturan. Bahkan tubuhnya jauh lebih tenang sekarang.
“Kau mau memberi semangat pada unnie kan? Jangan bersedih didepannya. Buat dia bahagia memiliki adik yang bisa memberinya semangat saat dia jatuh. Bukan berarti kau tidak boleh bersedih atas ini Soojung, hanya saja tunjukkan pada Jessica unnie bahwa kalian bisa melewati ini”
Soojung menjauhkan dirinya lalu menghapus air matanya kasar. Matanya menatap Amber sendu namun sedetik kemudian ia tertawa keras membuat Amber mengernyitkan keningnya bingung.
“Hei, ada apa? Kenapa kau tertawa seperti ini?”
Soojung menghembuskan nafas panjangnya sebelum berucap, “Aku benar-benar masih kecil ya Stupid”
Amber tersenyum tipis, mengangkat tangannya untuk mengelus puncak kepala perempuan itu, “Sudah ku katakan kau tidak bisa menjadi gadis dewasa. Aish.. Merepotkan”
“Aku lapar”
Amber kembali terkekeh melihat tingkah Soojung lalu dengan segera mengambil nampan yang sedari tadi tergeletak di atas meja.
“Marah membuatmu lapar kan”
Soojung terkekeh, meskipun dengan suaranya yang sedikit parau, “Suapi”
“Nah, Princess yang dulu sudah kembali sekarang” Ucap Amber lalu mulai menyiapkan makanan untuk Soojung.
“Kau harus menelepon Jessica unnie. Dia sangat cemas. Kalian bertengkar ya sebelum datang kemari?”
Soojung mengunyah perlahan makanan yang berada di mulutnya, menatap Amber, “Aku akan mengunjunginya setelah meminta maaf pada member”
“Sejujurnya kau tidak perlu meminta maaf pada member. Karena itu bukan kesalahanmu. Tapi melihatmu yang marah-marah dan menyalahkan kami kurasa kau memang harus meminta maaf”
“Ishh kau membuatku bingung Stupid”
Amber terkekeh lalu kembali memberikan sesendok nasi ke hadapan Soojung, “Jangan marah lagi. Saat ada sesuatu bicarakan dulu baik-baik. Menghindar tidak bisa menyelesaikan masalah”
Soojung tersenyum menatap Amber, mengambil alih nampan itu lalu mulai menyodorkan satu sendok nasi ke arah Amber, “Ayo makan bersama saja. Aku tidak bisa menghabiskan makanan ini sendirian”
“Kau tahu servant tidak bisa menolak perintah princessnya” Ucap Amber lalu membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Soojung.
Pagi itu Soojung menghabiskan waktunya dengan Amber. Menutup luka yang membuatnya sakit.
Bersambung.

Notes : Authornya ijin ngga update beberapa hari ya maaf banget soalnya diminta buat ngajarin dance adik kelas jadi mau fokus itu dulu. Tapi kalo ada waktu authornya sempetin buat update. Nanti kalo udah comeback lagi update yang panjang kok. Terus juga authornya usahain buat bikin Oneshoot lagi. Tungguin author balik lagi ya ngga lama ko paling lama-lamanya seminggu. Semoga aja bisa kurang dari seminggu hehe😆

Sure Thing (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang