Sure Thing
Chapter 25
----------
Author pov
“Aku senang kalian sudah akur lagi” Ucap Luna.
Kini, member F(x) tengah bersantai di dorm mereka.Soojung dan Amber sudah kembali ke Seoul setelah dua hari berlibur di Jeju.
“Aku sampai pusing memikirkan kalian” Timpal Victoria.
Merasa tengah disindir seperti itu membuat Soojung dan Amber sedikit malu. Sikap mereka sudah kekanakan dan membuat membernya uring-uringan. Tentu saja mereka berdua malu dan menyesal.
“Maaf. Amber membuatku sangat kesal”
“Hei, kau dulu yang mulai. Andai saja kau mengatakannya padaku pasti aku tidak akan marah”
Soojung menatap Amber kesal dengan tangan disilangkan ke dada. Tidak kalah sengit, Amber membalas tatapan Soojung dengan sama kesal.
“Sampi kapan kalian akan seperti ini? Aish rasanya aku ingin mengurung kalian berdua di kamar mandi” Ucap Sulli membuat Soojung segera mengalihkan pandangannya.
“Kurung Amber saja. Dia kan nakal” Celetuk Soojung.
“Kau pasti akan rindu padaku kalau aku dikurung sendirian”
Soojung berdecak lalu melempar bantal sofa yang sedari tadi ia pegang ke arah Amber, “Yang benar saja. Kau pasti takut berpisah denganku ya”
“Ck. Kekasihku ini benar-benar lucu sekali. Padahal kau yang takut berpisah denganku tapi kenapa membalikkan fakta”
Hening seketika.
Raut wajah Amber berubah bingung melihat tatapan tajam dari Soojung, “Apa?” Gumamnya pelan. Detik berikutnya ia mengedarkan pandangan dan semakin terkejut melihat tatapan sulit diartikan dari para membernya.
“Jadi? Kalian...” Suara Sulli tercekat. Ia menatap Soojung dan Amber bergantian tanpa berkedip.
“Euu...” Soojung menatap ke arah membernya panik lalu berakhir menatap Amber meminta bantuan.
“Ya baiklah aku mengaku” Ucap Amber akhirnya setelah mereka terdiam cukup lama dengan Amber dan Soojung yang ditatap seperti seorang tersangka.
“Bagaimana ceritanya? Sejak kapan?” Tanya Luna antusias. Bahkan sekarang ia sudah duduk di tengah-tengah Soojung dan Amber.
“Sejak di Shanghai” Ucap Soojung pelan.
“Apa Amber memintamu menjadi kekasihnya? Bagaimana Amber mengungkapkan perasaannya? Soojung, aku mencintaimu. Atau I love you princess. Ceritakan sekarang” Sulli menatap Soojung dan Amber bergantian. Matanya terlihat sangat berbinar menunggu jawaban dari sepasang kekasih itu.
“Soojung yang mengungkapkannya dulu. Bukan aku”
Ketiga member menatap Soojung dan Amber tidak percaya. Soojung? Yang memulai dulu? Bagaimana bisa?
“Benarkah? Bayi polos ini mengutarakan cintanya padamu Amb?” Tanya Luna menatap Soojung tanpa berkedip. Bahkan mulutnya dibiarkan terbuka karena merasa terkejut mendengar ucapan Amber.
“Tidak seperti itu. Yah, aku memang mengatakan mencintai Amber tapi ku kira dia sudah tidur” Ucap Soojung memelan di akhir kalimat. Pipinya sudah merona sekarang. Dan ia tidak berani menatap membernya, termasuk Amber.
“Jadi kalau saat itu aku sudah tidur kau tidak akan mengatakan perasaanmu padaku? Selamanya akan menyembunyikan perasaan itu?”
Soojung terdiam. Bukan seperti itu maksudnya. Ia menatap mata Amber gugup hingga keduanya saling berpandangan.
Ketiga member hanya menatap konflik rumah tangga antar Soojung dan Amber dalam diam. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka sudah seperti tengah menonton drama romantis bersama sekarang.
“Dasar bodoh. Daat itu aku ragu apa aku akan mengatakannya padamu atau tidak. Kau tahu, aku malu. Lagipula tidak semestinya perempuan yang menyatakan perasaannya dulu” Ucap Soojung setelah terdiam cukup lama.
“Aku juga perempuan” Gumam Amber membalas tatapan sengit dari Soojung. Dan terjadi lagi perang antara Soojung dengan Amber.
“Yah, aku tahu. Maksudku kau seperti laki-laki dan sangat manly. Jadi seharusnya kau yang menyatakan perasaanmu dulu. Bukannya aku. Mana bisa perempuan polos sepertiku memulai dulu”
“Perempuan polos? Kau tidak ingat bagaimana kau menghujani ciuman padaku saat kita di Jeju? Kau bahkan tidak membiarkanku bernapas sedikitpun”
Mata Soojung melebar. Wajahnya semakin memerah dengan degup jantung yang ramai. Tanpa lama lagi tangannya melayang memukul Amber tanpa ampun.
Sedangkan ketiga member masih menatap Soojung dan Amber seperti orang linglung. Luna segera beranjak ketika serangan dari Soojung untuk Amber semakin menjadi. Ia berpindah hingga akhirnya duduk bertiga dengan Victoria dan Luna yang bersebrangan dengan sofa Amber dan Soojung.
Ketiganya hanya duduk dalam diam. Menatap pergulatan seru didepan mereka. Tidak ada yang berniat untuk membantu Amber. Membiarkan perempuan tomboy itu kewalahan karena serangan bertubi-tubi dari Soojung.
“Ish kau bodoh. Benar-benar bodoh. Stupid” Desis Soojung. Tangannya masih sibuk memukul Amber.
“Ya. Ya. Hentikan” Seru Amber. Sedari tadi ia terus menghindar dari serangan Soojung. Bahkan ia sudah meminta bantuan pada membernya namun sia-sia saja karena mereka bertiga hanya duduk memandang dengan tatapan berbinar. Namun juga tak percaya.
“Bagaimana kau bisa mengatakannya pada mereka” Terakhir kalinya, Soojung menarik kuat telinga Amber membuat teriakan keras terdengar jelas di dalam dorm itu.
Amber menyandarkan punggungnya pada sofa. Napasnya tidak beraturan. Sama seperti Soojung. Namun bedanya maknae F(x) itu menutup wajahnya dengan kedua tangan.
“Aku tidak tahu kalau Soojung seagresif itu pada Amber” Ucap Sulli pelan. Matanya masih memandang lekat ke arah Soojung dan Amber.
“Soojung pasti sangat mencintai Amber” Timpal Victoria. Pun, matanya tak lepas dari sepasang kekasih di depannya yang masih mengatur nafasnya.
“Apa mereka pernah melakukannya?”
Victoria dan Sulli serentak menoleh ke arah Luna dengan terkejut. Terang saja, dari semua yang mereka pikirkan, kenapa Luna harus mengeluarkan kalimat sensitif itu.
“Sstt mereka bisa mendengarnya. Kau gila?” Desis Victoria. Jari telunjuknya menempel pada bibir. Memberi isyarat pada Luna agar tidak berbicara keras.
“Melakukan apa maksudmu Lu?” Amber membuka matanya membuat ketiga member gelagapan karena tertangkap basah sedang membicarakan mereka berdua secara diam-diam.
“Aku akan melalukannya kalau Soojung yang meminta”
Plak
“Aww” Amber memekik ketika tangan Soojung mendarat cantik di punggungnya. Ia segera menoleh dan mendapati Soojung tengah menatapnya datar, “Kenapa kau memukulku?”
“Dasar pedofil”
“Hei kau sudah besar. Bukan anak kecil lagi. Jadi jangan menyebutku pedofil lagi”
“Kau pedofil”
Amber segera membawa Soojung ke dekapannya. Membungkam perempuan itu agar tidak membuka suaranya.
“Bisakah kalian pindah ke kamar?”
Amber dan Soojung menoleh. Masih dengan posisi kepala Soojung yang berada di dada Amber. Wajah keduanya tiba-tiba saja memanas mendengar perkataan Luna. Dengan segera Soojung menjauhkan dirinya dari Amber. Menatap tajam perempuan itu lalu merapikan penampilamnya yang sudah berantakan akibat ulah Amber.
“Tidak lihatkah ada anak kecil disini” Celetuk Sulli dengan tatapan pura-pura galak mengarah ke Soojung dan Amber.
“Ups. Maaf. Kekasihku ini memang agresif” Ucap Amber.
“Kau ingin ku pukul lagi ya” Desis Soojung.
Amber hendak saja membuka mulutnya untuk membalas Soojung, namun bel yang terdengar nyaring membuat ia urung melakukannya.
“Biar aku yang buka” Victoria beranjak dari sofa menuju arah pintu.
Tidak berselang lama Victoria kembali dengan seorang perempuan di belakangnya. Seketika suasana menjadi mencekam. Tatapan mereka serentak mengarah ke Soojung.
“Tia ingin bertemu denganmu Amb” Ucap Victoria lalu duduk disebelah Soojung. Menjatuhkan kepalanya di bahu maknae grup itu. Bukan tanpa alasan, ia sengaja melakukan itu untuk mengalihkan perhatian dari Soojung.
Amber menoleh sejenak ke arah Soojung yang tengah memejamkan matanya dengan deru nafas tidak teratur. Kemudian ia beranjak, menoleh ke arah Tia, “Ada apa?”
“Hari ini kita akan membuat video. Unnie tidak lupa kan?”
Amber mengerjap. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Perasaannya jadi tidak enak sekarang. Kenapa ia lupa ada janji dengan Tia.
“Hari ini tidak ada jadwal kan? Aku pergi dulu tidak masalah kan?” Amber bertanya pada Victoria. Atau lebih tepatnya ia bertanya pada Soojung.
“Pergi saja. Vic-omma akan menyiapkan makan malam untuk kita” Ucap Sulli menatap Amber.
Untuk sejenak Amber merasa bingung. Namun detik berikutnya ia mengerti, Sulli sedang memberinya sinyal bahwa ia harus kembali saat makan malam nanti.
Amber tersenyum tipis lalu mengangguk, “Tentu. Aku akan bersiap dulu” Ucapnya lalu melangkah masuk ke dalam kamarnya.
Tidak berselang lama, Soojung ikut beranjak. Mengikuti Amber yang masuk ke dalam kamar.
“Apa Soojung unnie sakit?” Ketiga member menatap Tia serentak.
“Aku lihat suasana hatinya sedang tidak baik” Lanjut Tia cepat.
“Oh. Soojung memang sedang sakit. Dan ia sekamar dengan Amber” Ucap Sulli.
Tia mengernyitkan keningnya. Kenapa tiba-tiba memberitahu bahwa Soojung dan Amber sekamar di dalam dorm?
“Akan aku pastikan Amber unnie pulang sebelum makan malam” Ucap Tia.
----------
“Berapa lama kau diluar?”
Amber menoleh. Seketika tersenyum tipis ketika melihat Soojung berjalan menghampirinya. Tidak lama, perempuan itu sudah berdiri disebelahnya.
“Mungkin sampai sore. Aku tidak tahu”
Soojung menganggukkan kepalanya mengerti. Ia memandang ke arah tas besar yang kini sedang dikemas oleh si empu. Amber.
“Dimana ponselku” Amber merogoh saku celanannya untuk mencari ponsel.
“Masih ditempat tidur. Akan aku ambilkan” Ucap Soojung kemudian beranjak dan mengambil ponsel milik Amber.
Ia tersentak ketika sebuah tangan melingkari perutnya. Bisa ia rasakan kepala Amber berada di bahunya. Sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. Tangannya mulai bergerak menggenggam tangan Amber.
“Ada apa?” Tanya Soojung ketika Amber hanya berdiam di bahunya.
“Kau tidak ikut saja?”
Soojung menggeleng pelan, “Aku tidak mau melihat kekasihku bermesraan dengan perempuan lain”
“Aku tidak bermesraan dengannya. Hanya membantu membuat video”
“Sama saja. Kalian akan saling mengobrol lalu dekat dan yah begitulah” Ucap Soojung.
“Tidak perlu cemburu. Aku hanya mencintaimu. Kau ingat kan? Tia sudah seperti adikku sendiri. Dan lagipula dalam videonya tidak ada aku tapi laki-laki lain. Aku hanya membantu merekam dan mengedit agar hasilnya bagus”
“Aku mengerti. Terkadang aku merasa kesal dengan bakatmu. Kau tahu?”
Amber terkekeh. Semakin mengeratkan pelukannya pada Soojung. Sesekali ia mencium bahu Soojung yang dilapisi kaos putih itu.
“Aku akan menasihatinya untuk tidak memakai baju yang terbuka”
“Jangan”
Amber menautkan alisnya, “Kenapa? Kau pasti tidak suka dengan cara berpakaiannya kan? Aku juga tidak suka”
“Kalau kau yang memberitahunya, pasti dia akan berpikir kau menaruh rasa padanya dan merasa khawatir”
“Eh? Memang bisa begitu?”
Soojung mencubit pelan tangan Amber, “Tentu saja. Ish kau tidak mengerti apa yang dipikirkan perempuan ya? Benar-benar..”
“Aku laki-laki kan”
Soojung memutar bola matanya namun kemudian tetap tersenyum, “Terserah kau saja. Tapi ingat, jangan berlagak perhatian padanya. Kau bisa meminta orang lain untuk memberitahu Tia”
Amber mengangguk kemudian membalikkan tubuh Soojung agar berhadapan dengannya. Tatapan mereka saling bertemu. Memandang dengan cinta.
“Jangan pikirkan aku dan Tia. Kau akan kesal sendiri nanti. Hanya perlu diingat aku mencintaimu”
Soojung tersenyum lalu mengangguk, “Jangan genit padanya. Ingat ada aku disini”
“Siap Princess”
Soojung terkekeh lalu menarik tangan Amber keluar dari kamar mereka, “Ayo cepat. Jangan biarkan anak kecil itu terlalu lama menunggumu”
“Kau juga anak kecil. Jadi aku tidak akan membiarkanmu menunggu lama”
“Kenapa kau selalu berubah-ubah hah? Sebelum ini kau menyebutku bukan anak kecil lagi. Tapi sekarang kau menganggapku anak kecil?”
“Mulutku yang berbicara. Kau bisa menghukumnya sekarang” Amber mengedipkan sebelah matanya pada Soojung tepat saat mereka berdua keluar dari kamar.
Soojung tersenyum tipis lalu mencubit bibir Amber keras.
“Hei apa yang kau lakukan” Desis Amber mengusap bibirnya yang terasa panas akibat cubitan dari Soojung.
“Kau memintaku menghukummu kan”
“Ya. Tapi bukan seperti itu maksudku. Aishh kau benar-benar”
Soojung mencubit kedua pipi Amber gemas dengan wajah yang dibuat seimut mungkin, “Uwuu Stupidku benar-benar bodoh”
“Princessku benar-benar gila” Balas Amber lalu mencubit keras pipi Soojung membuat perempuan itu memekik keras. Melihat itu Amber hanya tersenyum lalu mengacak pelan puncak kepala Soojung, “Aku akan pulang sebelum jam 7 jadi kita akan makan malam bersama”
Soojung mengusap pipinya. Meskipun merasa kesal dengan tingkah Amber yang mencubit pipinya, tapi senyum manis tidak dapat ia sembunyikan dari wajahnya, “Hati-hati dijalan. Jangan melamun”
Amber mengangguk, “Tentu. Aku pergi dulu. Sampai nanti semua” Ia menatap membernya tersenyum lalu berakhir menatap Soojung mengedipkan matanya membuat semburat merah kembali muncul di pipinya.
“Kami pergi dulu unnie. Sampai nanti” Ucap Tia lalu berjalan lebih dulu mendahului Amber.
“Wah aku tidak pernah melihat Soojung penuh cinta seperti ini” Gumam Sulli.
“Tia sampai membeku ditempatnya” Timpal Victoria.
“Apa yang mereka berdua lakukan tadi sewaktu di kamar?”
“Jangan berpikir yang macam-macam unnie. Ish kenapa kau mesum sekali” Ucap Soojung menatap malu-malu ke arah Luna. Menutup pipinya dengan tangan untuk menyembunyikan rona merah yang semakin terlihat jelas itu.
“Anak bungsuku sudah besar ternyata” Ucap Victoria yang disambut gelak tawa dari Luna dan Sulli.
“Aku mau tidur. Dah” Ucap Soojung cepat-cepat masuk ke dalam kamar sebelum tersenyum seperti orang bodoh hanya karena digoda perihal kekasihnya.
“Soojung jangan bawa Amber dalam mimpimu. Aku tidak mau mendengar suara erotismu”
Brukk
“Luna unnie benar-benar harus pergi ke rumah sakit jiwa” Seru Soojung dari dalam kamarnya setelah melempar bantal ke arah pintu berharap unnienya itu segera berhenti menggodanya.
----------
Amber mendudukkan dirinya di atas kursi lipat. Meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku karena seharian ini merekam dan mengedit video untuk Tia. Badannya terasa akan remuk sekarang. Ia menghembuskan napasnya lalu melirik ke arah jam kecil di tangan kirinya. Sudah jam 5 sore.
Sejak pagi tadi ia tidak mengirim pesan untuk Soojung. Ternyata pekerjaannya dengan Tia benar-benar menguras tenaga dan waktu. Bahkan untuk beristirahat saja rasanya susah. Tia selalu melakukan kesalahan dalam membuat video. Amber sudah berulang kali menegur Tia namun sepertinya hal itu hanya dianggap angin lalu.
Amber segera mengeluarkan ponselnya yang berada di tas kecil. Sudah ada puluhan pesan dari Soojung. Ia membaca satu per satu pesan yang dikirim Soojung. Senyum terukir diwajahnya. Rasa lelahnya seperti hilang seketika. Syukurlah. Kekasihnya itu tidak marah. Melainkan mengirim pesan berisi semangat.
“Hi Princess. Do u miss me?”
Sent
Amber menenggak habis sebotol air mineral sembari menunggu pesan balasan dari Soojung.
Ting!
‘No! Stupid’
Amber terkekeh membaca pesan yang baru saja masuk. Kekasihnya benar-benar lucu. Ia jadi tidak sabar untuk segera pulang. Maka ia segera beranjak. Membereskan barang-barang miliknya untuk segera pulang ke dorm.
“Unnie”
Amber yang sedari tadi sibuk membereskan barang-barangnya kini menoleh. Sedikit terkejut melihat kedatangan seorang perempuan dan laki-laki yang tengah berjalan menghampirinya dengan senyum cerah.
“Dani. Henry. Kalian disini?”
Ya. Dani dan Henry baru saja tiba di tempat pembuatan video untuk Tia. Ternyata Dani dan Henry sedang masa pendekatan jadilah mereka berdua pergi bersama hari ini dan memutuskan untuk mengajak Amber dan Tia.
“Dani ingin pergi keluar dan berhubung kau sedang keluar bersama Tia, bagaimana kalau kita pergi bersama? Sudah lama kan kita tidak pergi seperti ini” Ucap Henry diangguki antusias oleh Dani.
Amber menatap mereka bergantian. Jika ia menolak, ia merasa tidak enak pada mereka bertiga. Karena memang benar yang diucapkan Henry. Mereka sedang disibukkan dengan berbagai pekerjaan hingga tidak pernah pergi bersama lagi.
Untuk sejenak ia merasa ragu namun melihat pancaran berbinar dari teman-temannya itu membuat ia akhirnya mengangguk dan tersenyum, “Baiklah ayo kita pergi. Tapi aku tidak bisa lama-lama”
“Tentu. Let’s go” Seru Dani dengan semangat lalu berjalan mendahului yang lain.
----------
Soojung menatap jam dinding dengan gelisah. Sudah jam 7 tapi Amber belum juga pulang. Bukankah dia sudah berjanji akan pulang sebelum jam 7? Apa Amber masih dalam perjalanan dan hampir sampai?
“Soojung ayo kita siap-siap untuk makan malam”
“Kalian duluan saja. Aku akan menunggu Amber”
Victoria menautkan alisnya lalu duduk disofa sebelah Soojung. Sedangkan Soojung sedang berbaring disofa yang berhadapan dengan televisi.
“Sudah mendapat kabar darinya?”
Soojung menggeleng pelan, “Belum. Aku sudah mengirim pesan untuknya tapi belum dibalas. Pesan terakhir darinya jam 5 tadi. Dia bilang akan makan malam bersamaku”
“Sudah coba di telepon?”
Lagi. Soojung menggeleng.
“Sebaiknya kau makan dulu Soojung. Amber bisa makan nanti. Atau mungkin dia sudah makan disana”
Victoria langsung memberikan tatapan tajamnya pada Luna. Menyadari kesalahan yang sudah diperbuat, Luna segera menutup mulutnya dengan menatap menyesal untuk Soojung.
“Maksudku, mungkin saja Amber masih dijalan. Jalanan Seoul akhir-akhir ini sedang ramai” Ucap Luna.
“Luna benar Soojung. Ayo kita makan dulu”
“Kalian duluan saja. Aku akan tidur sebentar. Kalau Amber sudah pulang bangunkan aku” Soojung beranjak. Menatap Victoria dan Luna bergantian dengan tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya.
“Maaf. Aku kelepasan bicara” Ucap Luna menunjukkan deretan giginya pada Victoria.
“Ya sudah kita makan dulu saja. Aku akan menelepon Amber” Ucap Victoria lalu berjalan ke meja makan diikuti Luna dibelakangnya.
“Dimana Soojung?” Tanya Sulli ketika Victoria dan Luna mulai duduk dikursi. Ia baru saja menyiapkan meja yang akan digunakan untuk makan malam mereka.
“Masih menunggu Amber” Ucap Luna singkat.
“Amber masih belum bisa dihubungi?”
“Mungkin Amber masih sibuk. Kau tahu dia sangat fokus ketika melakukan pekerjaan” Ucap Victoria menjawab pertanyaan dari Sulli, “Aku akan meneleponnya nanti” Lanjutnya.
Sulli hanya menganggukmenanggapi perkataan Victoria. Ia tidak mau terlibat cukup jauh dalam hubungan Soojung dan Amber. Mereka berdua harus belajar menghadapi masalah yang datang pada hubungan mereka.
----------
Amber, Henry, Dani dan Tia tengah makan malam bersama disalah satu resto ternama. Mereka baru saja selesai menonton film bergenre horror yang berdurasi satu setengah jam.
Hampir jam 9 malam, mereka masih berdiam di resto. Hanya sekedar berbagi cerita. Lama tidak berjumpa rupanya mampu membuat mereka lupa akan waktu. Terdengar suara tawa ketika salah satu dari mereka melontarkan lelucon. Seakan di dalan resto tersebut hanya ada mereka.
“Bagaimana kabar Soojung unnie?”
Amber menenggak segelas sari anggur dengan tenang lalu menatap Dani, “Dia? Baik-baik saja dan semakin menawan”
“Aku sangat menyukai Soojung unnie. Apa aku bisa bertemu dengannya lain kali? Aku tidak pernah pergi bersama Soojung unnie. Bisakah kau membantuku, Amber unnie?”
Amber mengangguk seraya tersenyum, “Tentu saja. Aku akan memberitahu kau ingin pergi bersama Soojung”
“Wah terima kasih Amber unnie” Ucap Dani penuh semangat.
Senyum Amber semakin merekah mendengar Dani menyukai kekasihnya. Tentu saja. Memangnya siapa yang tidak menyukai perempuan seperti Soojung? Hanya haters lah yang membenci Soojung.
Deg
Amber seketika terdiam. Bahkan gelas yang sedari tadi ia mainkan kini diletakkan begitu saja hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Namun tidak mengundang perhatian dari pengunjung resto lain.
“Ada apa Amb?” Tanya Henry dengan kening mengernyit.
“Jam berapa sekarang” Gumam Amber. Ia segera melihat jam tangannya yang melingkar. Seketika itu juga ia merasa panik. Dengan segera ia merogoh ponselnya di dalam tasnya.
Dan benar saja. Sudah banyak pesan yang dikirim oleh Soojung dan beberapa panggilan dari Victoria.
“Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa semua” Amber segera beranjak. Membawa tasnya dengan setengah berlari keluar dari resto tanpa menghiraukan panggilan dari teman-temannya.
“Kenapa dia sangat buru-buru?” Gumam Henry memandang kepergian Amber.
“Aku lupa. Amber unnie sudah berjanji untuk pulang sebelum jam 7 dan makan malam bersama Soojung unnie”
Dani dan Henry saling bertatapan setelah mendengar penjelasan dari Tia. Semua yang berteman dengan Amber dan Soojung sudah tahu sedekat apa hubungan mereka berdua. Jadi wajar saja jika mereka berdua terkejut mendengar penjelasan dari Tia. Amber pasti akan mendapat masalah karena ini.
----------
Amber bergerak gelisah dari dalam taksi. Beruntungnya ia, ketika keluar dari resto ia langsung mendapatkan taksi dan bergegas pulang ke drom F(x). Ia tidak tahu lagi akan seperti apa nantinya setelah ia sampai di dorm. Apa Soojung akan marah padanya? Atau perempuan itu akan mendiamkannya? Jika boleh memilih, lebih baik Soojung memarahinya habis-habisan daripada harus didiamkan oleh Soojung. Itu sangat buruk.
Amber kembali melihat pesan yang dikirim oleh Soojung. Pikirannya benar-benar kacau sekarang. Bagaimana ia bisa lupa dengan Soojung?
‘Kau dimana?’
‘Belum selesai ya? Fighting:*’
‘Kau sudah makan? Kalau masih banyak pekerjaan makan disana saja’
‘Pulang jam berapa? Makanan kita sudah hampir dingin. Beritahu aku kalau kau sudah mau pulang jadi aku bisa panaskan makanan untukmu’
‘Kau makan diluar ya?’
‘Aku harus menunggu sampai berapa lama?’
‘Amber?’
‘Kalau kau makan diluar beritahu aku ya’
Tidak membutuhkan waktu lama, taksi tersebut sudah mengantar Amber sampai depan dorm. Dengan segera perempuan tomboy itu berlari masuk ke dalam dorm.
Ia berhenti diambang pintu dengan nafas terengah. Keringat sudah membanjiri dirinya. Ia menatap ketiga member yang sedang duduk di ruang santai.
“Kau baru pulang?” Tanya Victoria.
Amber mengangguk. Masih mengatur nafasnya. Perlahan ia menutup kembali pintu dorm lalu berjalan masuk lebih dalam ke dorm.
“Dimana Soojung?”
“Dikamar. Dia belum makan” Ucap Luna menatap Amber khawatir. Sama seperti Victoria dan Sulli yang juga tengah khawatir dengan Amber dan Soojung. Hubungan mereka berdua benar-benar rumit.
“Baiklah. Aku akan siapkan makan dulu untuknya” Ucap Amber lalu berjalan ke arah dapur.
“Amber fighting” Ucap Sulli dengan suara pelan. Amber yang tengah berdiri di depan pintu kamar dengan nampan ditangannya sontak menoleh. Keningnya mengernyit melihat kelakukan Sulli. Tidak biasanya perempuan itu memberi semangat untuknya jika ia sesang bertengkar dengan Soojung.
Amber hanya mengangguk pelan seraya tersenyum lalu dengan perlahan membuka pintu kamar. Setelah masuk ke dalam, ia menutup kembali pintu itu lalu berjalan menghampiri Soojung yang tengah berbaring di tempat tidur dengan membelakanginya.
“Princess, sudah tidur?” Tanya Amber pelan. Ia merasa ragu sekarang. Apa kekasihnya sudah tidur pulas? Jika iya, maka ia akan membiarkan Soojung untuk melanjutkan tidurnya. Tapi perempuan itu belum makan.
Tanpa diduga, Soojung berbalik dan seketika itu juga langsung duduk diatas tempat tidur.
“Oh. Kau baru pulang? Kemarilah. Kau butuh istirahat” Ucap Soojung.
Bertambahlah kebingungan Amber. Kenapa Soojung tidak memarahinya? Padahal ia sudah menyiapkan diri jika perempuan itu hendak marah didepannya. Tapi dugaannya meleset. Soojung tetap bersikap biasa. Seperti tidak ada yang terjadi.
“Makan dulu setelah itu baru tidur” Amber meletakkan nampan berisi makanan dan minuman itu di atas tempat tidur. Di depan Soojung.
“Mau makan bersamaku?”
Amber mengangguk ragu. Sebenarnya ia sudah merasa kenyang namun melihat wajah Soojung yang seolah memintanya untuk makan bersama membuatnyat tidak bisa menolak. Terlebih lagi ia sudah mengingkari janjinya untuk makan bersama.
Sejenak Soojung terdiam. Mengamati Amber dengan seksama hingga membuat perempuan tomboy itu merasa bingung.
“Kau langsung tidur saja. Aku akan makan sendiri” Ucap Soojung dengan tersenyum.
“Mari makan bersama. Aku sudah berjanji untuk makan bersamamu malam ini”
Soojung menggeleng, “Kau sudah makan tadi. Aku tidak mau perutmu sakit karena kekenyangan”
Amber terhenyak. Kenapa Soojung bisa tahu bahwa ia sudah makan tadi? Apa Soojung melihatnya tengah makan bersama Dani, Henry dan Tia?
“Kau masih bau seafood dan anggur. Gosok gigimu dulu sebelum tidur” Ucap Soojung mulai melahap makanan di depannya tanpa memandang ke arah Amber.
Sedangkan Amber berdiri dengan kaku ditempatnya. Ia merasa sangat bersalah telah melupakan janjinya dengan Soojung dan malah pergi bersama teman-temannya. Tapi ia benar-benar lupa tadi.
Bersambung.
Internetnya lagi error. Bolak balik ngga bisa-bisa buat di up. Sempet kesel juga. Semua sosial media juga ngga bisa dibuka jadi mohon maaf ya baru bisa sekarang😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing (Lengkap)
Fiksi PenggemarLove you like a brother Truth you like a friend Respect you like a lover