Chapter 9

1.7K 201 4
                                    

Sure Thing
Chapter 9

----------
Soojung pov

“Soojungie. Sarapan sudah siap cepatlah keluar”.

Suara nyaring dari Luna-unnie membuatku segera bergegas merapikan barang-barangku yang tercecer. Sebentar lagi Manajer oppa akan menjemputku untuk pergi ke Busan. Aku akan menginap disana selama 2 hari. Ah, apa akan menyenangkan? Dengan siapa aku akan tidur? Jujur saja, aku tidak terbiasa tidur sendirian dan sedikit takut.

Tidak lama pintu kamar terbuka. Aku menoleh sekilas mendapati Amber yang tengah menghampiriku dengan senyum ceria diwajahnya.

“Aku akan keluar, kenapa kau malah masuk?”

Ia hanya terkekeh mendengar ucapanku.

“Aku bantu”. Tanpa menunggu lama tangannya bergerak aktif memasukkan barang-barang yang akan aku bawa. Sebenarnya hanya beberapa make up dan barang-barang kecil lainnya. Baju dan sepatu sudah dimasukkan ke dalam koper.

“Kenapa kau kesini Amb?”

“Kenapa? Tidak boleh? Ini kamarku, you know”.

“Ish. Kau menyebalkan”. Aku bersandar pada meja rias. Menatap dengan seksama wajah tampan dari perempuan yang masih sibuk memasukkan barang-barangku ke dalam tas kecil. Kenapa ia bisa begitu tampan untuk gendernya sebagai perempuan? Tidak adil.

“Jangan memandangku seperti itu. Kau bisa jatuh cinta, Princess”.

“Bagaimana jika aku sudah jatuh cinta padamu Amb?”

Ia tersenyum tipis. Menutup tas hitam milikku. Pandangannya kini beralih, menatapku lembut masih dengan senyumannya. Tangannya menggenggam tanganku erat. Menautkan jari-jarinya lalu mengangkatnya tepat didepan bibirnya. Aku bisa merasakan bibir lembut itu mengecup punggung tanganku. Dia tahu aku suka melakukan ini saat perasaanku sedang tidak tenang. Ia tahu caranya membuatku tenang kembali hanya dengan kecupannya di tanganku.
Aku membalasnya. Mencium punggung tangannya yang terasa hangat. Wajah kami saling berhadapan dekat. Aku bisa merasakan tatapan matanya yang menenangkan itu.

“Kau yakin aku tidak perlu ikut? Aku tahu kau tidak sendirian disana tapi bisakah aku menemanimu?”

Aku melepaskan tangan kami lalu mendekap tubuhnya. Kenapa di pagi hari kau sudah harum Amb? Membuatku enggan menjauhkan diri.

Aku menepuk-nepuk punggungnya pelan, semakin mengeratkan pelukanku, “Aku tahu kau cemas. Tapi aku akan baik-baik saja. Trust me”.

Ia tampak menghela nafas. Membalas pelukanku, mengelus kepalaku lembut, “Janji untuk baik-baik saja? Kau bisa menghubungiku jika kau bosan”.

“Aku akan menelfon untuk mengganggu tidurmu”.

“Aku akan mengaktifkan mode silent jadi kau tidak bisa mengganggu waktu tidurku lagi”.

“Ah, sayang sekali. Mungkin aku hanya akan punya waktu saat malam. Kau yakin tidak mau ku ganggu?”

Ia mendekap erat tubuhku lalu melepas pelukan kami. Menatapku dalam.

“Baiklah kau bisa kapan saja menggangguku. Dengan syarat kau tidak boleh terluka sedikitpun”.

“Hei, aku hanya akan pergi ke Busan. Tidak jauh. Lagipula hanya 2 hari kenapa kau begitu cemas, heum?”

“Jauh atau dekat, aku selalu mencemaskanmu”. Tatapannya berubah serius membuatku mengernyit. Kenapa dia harus secemas ini? Kau membuatku tidak tenang Amb.

“Aku akan sering mengabarimu. Tidak perlu cemas Amb. Ayo kita sarapan, sebentar lagi Manajer oppa akan sampai, aku tidak ingin terlambat”. Aku meraih tas diatas meja lalu mulai melangkahkan kaki keluar dari kamar. Amber mengikutiku dari belakang. Sambil menyeret koperku.

----------
Aku dan Manajer oppa sudah sampai di gedung SM. Kami memang akan berangkat bersama artis SM lain. Aku tidak tahu siapa saja mereka. Kenapa aku sangat gugup sekarang?

“Soojung, kau akan berangkat bersama Kai EXO. Maaf tidak memberitahu sebelumnya. Ada yang harus oppa urus disini. Nanti oppa akan menyusul kalian, oke?”

Aku terkesiap. Mencoba mencerna ucapan dari Manajer oppa. Kenapa harus Kai? Bukan berarti aku tidak menyukainya. Memangnya siapa orang yang tidak menyukainya? Hampir semua idol maupun trainee di SM menyukai Kai. Tapi aku tidak bisa dekat dengannya lagi. Tidak sekarang, atau kapanpun itu. Kumohon...

“Mobil yang lain sudah penuh. Jadi kau akan satu mobil dengan Kai dan manajernya. Kau santai saja ya?”

“Kenapa oppa tidak memberitahu kalau dia ikut? Aku tidak masalah berangkat dengan siapapun. Tapi oppa tahu sendiri bagaimana kami terlibat masalah dulu”.

“Maaf Soojung. Hanya ini jalannya. Oppa hanya tidak ingin kau memikirkan hal ini dan membuatmu kesulitan”.

“Aku semakin kesulitan sekarang”. Aku mendengus, mengalihkan pandanganku tidak mau menatap wajahnya. Oh ayolah aku benar-benar ingin kembali ke dorm sekarang. Atau setidaknya pergi kemana saja asalkan tidak dengan Kai.

“Sekali lagi maafkan oppa, Soojung. Oppa harus pergi sekarang. Sebentar lagi Kai akan sampai”.

Ku hembuskan nafas kasar merasakan Manajer oppa sudah mulai meninggalkanku sendiri di lorong gedung SM. Menundukkan kepalaku semakin dalam. Tidak. Ini tidak boleh terjadi. Apa yang harus aku lakukan sekarang.

----------
Amber pov

Aku sedang bermain game sekarang dengan Sulli. Perempuan ini lihai bermain game juga ternyata. Aku baru tahu. Aku kira dia hanya bisa menggunakan tangannya untuk memegang alat make up. Ck. Tidak kusangka. Aku bahkan harus menelan kekecewaan karena berkali-kali dikalahkan olehnya.

Ini sudah ke sekian kalinya Sulli memenangkan game. Aku sudah lelah. Kalau saja aku menang, aku tidak akan menghentikan permainan ini. Tapi melihatnya selalu histeris atas kemenangannya membuatku muak dan berhenti bermain. Dia hanya terus menggodaku, tapi tetap menurutiku untuk berhenti bermain.

“Ternyata kau pandai bermain ya. Apa kau juga sering mengalahkan Choiza?”

“Tentu saja. Tidak ada yang bisa mengalahkanku, termasuk Choiza. Aku kira kau orang pertama yang akan mengalahkanku, tapi ternyata kau sama saja haha. Kau memang payah Amb”.

“Hei, aku hanya sedang dalam mood yang kurang bagus. Besok atau lusa aku pasti akan menang”.

“Akui saja kalau kau memang payah. Aku hebat kan?” Sulli ikut menyandarkan tubuhnya di sofa. Membuka ponselnya untuk membalas pesan dari kekasihnya, Choiza.

“Ya, ya terserah kau saja. Besok kita tanding lagi. Aku akan menang kali ini”.

Sulli tidak menanggapi ucapanku. Ia masih sibuk berbalas pesan dengan Choiza. Sesekali ia tertawa kecil atau menyunggingkan senyumnya dengan pipi yang bersemu. Haish apa yang sudah dikirim oleh kekasihnya itu hingga Sulli bersemu?

“Hei Sulli”

“Hmm”

“Apa Choiza baik padamu?”

“Tentu saja. Dia akan melakukan apapun untuk menjagaku”.

“Dia pernah berbuat kasar padamu?”

Sulli terdiam sejenak. Menghentikan tangannya yang bermain menekan keypad ponsel, “Tentu saja tidak. Dia sangat mencintaiku jadi dia tidak akan menyakitiku”.

Aku hanya mengangguk mendengar penjelasannya. Sulli sudah seperti adik bagiku. F(x) adalah keluargaku. Mereka menempati ruang spesial di hatiku. Aku menjadi sedikit cemas saat tahu Suli berkencan dengan Choiza tapi sejauh ini aku lihat mereka baik-baik saja dan tidak ada yang perlu aku cemaskan.

Sulli melanjutkan aktivitasnya berbalas pesan dengan Choiza. Tidak lama ia mendapat panggilan dari kekasihnya itu. Sekarang mereka larut dalam telfon romantis. Hh, aku sedikit iri padanya. Apa yang akan aku lakukan sekarang. Membosankan. Vic-omma berangkat ke China pagi-pagi sekali. Luna mengunjungi teman dekatnya yang ada dirumah sakit. Dia sempat mengajakku ikut tapi aku sedang dalam keadaan malas untuk keluar.

Ting!

Aku melirik ponselku yang ada di atas meja di depanku. Ada satu pesan masuk. Aku benar-benar malas untuk bergerak sekarang. Bahkan untuk mengambil ponsel saja aku benar-benar malas.

Dengan berat hati aku meraih ponselku. Sedikit menyunggingkan senyum saat melihat siapa pengirim pesan. Setidaknya moodku sedikit membaik melihat namanya di ponselku.

‘Stupid. What are u doing?’

Aku menggerakkan jariku diatas keypad. Mengetikkan balasan untuknya. Tapi belum selesai aku mengetik ia sudah mengirim pesan lagi membuat senyumku semakin mengembang.

‘Are you busy? I miss your voice’

Pandai sekali dia membuat moodku berubah drastis. Tanpa berniat membalas pesannya, aku segera menekan tombol panggilan pada nomornya. Tidak perlu menunggu lama Soojung sudah menjawab panggilan dariku.

“Kau begitu rindu padaku ya?”

‘Stupiiiid’

Rengeknya dari seberang telfon. Ah, andai saja aku didekatnya. Aku pasti sudah gemas dengan wajahnya sekarang. Mendengar suaranya yang merengek saja sudah membuatku gemas.

“Wae? Kau sedang apa?”

‘Bogoshippoooooooo’

Astaga, kenapa dia semakin manja sekarang. Rasanya ingin sekali aku menyusulnya lalu memeluknya erat. Kenapa harus selucu ini Soojung?

“Apa yang terjadi? Belum genap 1 jam kau pergi tapi sudah sangat merindukanku?”

‘OH. AKU SANGAT MERINDUKANMU, KAU PUAS?’

“Baiklah baiklah. Kau tidak perlu menegaskannya. Aku tahu aku sangat mempesona”. Aku terkekeh mendengar suara yang terdengar sedang kesal itu.

Tidak ada jawaban. Hanya helaan nafas yang ku dengar. Apa moodnya sedang buruk?

“Hei, Princess. Ada apa?”

Katakan padaku, apa aku cantik?’

Hei ada apa sebenarnya. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu. Membuatku bingung. Dia sedang kesal atau hanya sedang bosan?

‘Ya! Stupid Llama. Jawab, apa aku cantik?’

“Ya. Kau sangat cantik Soojung”.

‘Benarkah? Hh, perempuan cantik tidak boleh bersedih kan?’

Aku terdiam. Mencerna ucapannya yang semakin membuatku bingung.

“Apa terjadi sesuatu, Princess? Kau mau aku datang? Kau dimana sekarang?”

‘Soojung ayo kita berangkat. Biar aku bawa kopermu’

Suara laki-laki? Siapa? Ini jelas bukan suara Manajer hyung. Artis SM?

‘Stupid aku harus berangkat sekarang. Kau tidak perlu datang. Aku baik-baik saja. See ya’

Tuut..

Panggilan terputus begitu saja. Aku bahkan belum mengucapkan ucapan penutup dan memberinya selamat. Eh, tapi apa ia hanya berdua dengan laki-laki itu? Ish membuatku gila saja.

Aku segera mencari nomor Manajer hyung berharap mendengar kabar baik tentang Soojung.

‘Hallo Amb. Hyung tidak bisa berbicara sekarang. Jika tujuanmu untuk tahu keadaan Soojung, maka akan hyung beritahu. Dia baik-baik saja. Hyung akan menelfonmu nanti’

Dan lagi, belum sempat aku berbicara panggilan sudah terputus. Aku mengacak rambut frustasi. Apa aku perlu datang ke Busan? Tidak, Soojung serius menyuruhku untuk tetap tenang. Dia akan kecewa jika aku datang kesana. Hanya akan membuktikan bahwa aku tidak percaya padanya.

“Okay lakukan hal yang bisa membuatmu tenang, Amb. Tidak perlu mencemaskan Soojung. Dia berjanji akan baik-baik saja disana. Dasar stupid”.

Bersambung

Preview:
“Haha benar Soojung. Amber sudah jelek saat ini, jangan ditambah lagi. Itu akan menghambat karirnya dan juga asmaranya, tentu saja”.

“Kau masih menyukainya?”

“Apa kau pernah jatuh cinta?”

Sure Thing (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang