Chapter 13

1.7K 204 6
                                    

Sure Thing
Chapter 13
----------
Author pov
Amber kembali ke dorm setelah menghabiskan waktu bersama Soojung malam tadi. Mereka pulang bersama-sama pagi harinya dan mendapati para member tengah menikmati sarapan mereka. Kali ini Manajer oppa juga ikut bergabung.
“Oh kalian sudah sampai. Apa sudah sarapan?” Victoria bertanya lembut.
“Belum Vic-omma. Kami buru-buru kemari saat tahu Manajer hyung akan datang” Sahut Amber lalu menarik kursi untuk ditempati Soojung. Mempersilakan perempuan itu untuk duduk di meja makan lebih dulu.
Diam-diam ia memperhatikan Soojung. Perempuan itu sudah lebih tenang sekarang. Bahkan wajahnya kembali ceria. Tidak ada lagi wajah penuh kesakitan seperti tadi malam.
“Oppa baru saja mendapat kabar untuk Soojung”
Soojung menoleh. Menatap Manajernya dengan kening mengernyit. Mulutnya masih penuh dengan makanan, “Kabar apa?”
“Kau akan menghadiri event GUCCI di New York. Nanti malam”
Soojung mengangguk. Memang hal seperti ini sudah biasa bagi mereka. Terbang ke luar negeri untuk menghadiri event-event fashion ternama. Entah itu bersama grup mereka atau sendirian.
“Kita akan berangkat jam berapa oppa?”
“Bukan kita. Tapi kau dan Kai, Soojung. Kalian akan berangkat jam 3 sore”
Aktivitas makan berhenti sejenak. Serentak menatap ke arah Soojung dan Amber bergantian.
“Oh. Baik” Gumam Soojung santai setelah terdiam cukup lama. Ia kembali menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.
“Berapa hari Soojung di New York?” Amber bertanya santai menatap manajernya.
“Mungkin 3 sampai 4 hari. Akan ada photoshoot juga untuk Soojung dan Kai”
“Sangat menarik” Gumam Amber.
Victoria dan Luna menatap Amber dalam. Jelas sekali perempuan tomboy itu sedang menahan perasaannya. Wajahnya terlihat sedikit santai tapi matanya tidak bisa menyembunyikan luka itu. Mata penuh luka.
“Kau ada jadwal Amber?”
Mereka menatap Victoria serentak setelah leader itu bertanya pada Amber.
Amber menelan makanannya perlahan lalu menatap Victoria, “Aku masih free sampai 4 hari mendatang. Kenapa?”
“Mau pergi bersama? Aku akan ke China. Luna dan Sulli tidak bisa ikut karena ada jadwal disini”
Amber terdiam. Tampak menimbang tawaran dari Victoria. Tidak buruk. Setidaknya selama 4 hari ke depan ia bisa mengalihkan fikirannya dari Soojung.
“Kedengarannya bagus. Aku akan di ajak bersenang-senang di China kan?”
“Tentu saja. Kau bisa menjadi asistenku disana haha” Victoria mengeluarkan suara tawanya. Berharap suasana tegang yang ia rasakan kembali normal dan membantu Amber merasa tenang.
“Tak apa asalkan aku digaji besar. Tidak masalah” Balas Amber kemudian tertawa.
Mereka kembali melanjutkan sarapan mereka dengan diselingi berbagai lelucon yang membuat tertawa.
----------
Sulli sedang shooting untuk drama terbarunya sedangkan Luna sedang mengisi acara di Jeju. Hanya ada Victoria, Amber dan Soojung di dorm. Mereka tengah menikmati waktu bersama sebelum keberangkatan Soojung ke New York.
“Kalian sudah besar sekarang. Aku sampai bingung harus bagaimana cara memanjakan kalian lagi”
Soojung mengembangkan senyum lebarnya, semakin mendekatkan dirinya pada Victoria, “Aku masih kecil jika denganmu Vic-omma. Perlakukan aku seperti dulu lagi. Vic-omma tahu aku tidak bisa untuk tidak manja padamu”
Victoria mengelus rambut panjang Soojung pelan, “Berapa umurmu sekarang?”
Soojung tampak berfikir lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Victoria, “10 tahun”
“Aish kau benar-benar masih kecil Soojung-ah”
“Hei apa aku anak tiri? Kenapa kalian sibuk sendiri?” Kesal Amber. Ia menoleh ke arah Soojung dan mendapati perempuan itu tengah menjulurkan lidah meledek ke arahnya.
“Vic-omma lihatlah. Soojung meledekku. Bagaimana bisa seorang adik meledek kakaknya seperti itu” Gerutu Amber.
Victoria tertawa pelan. Mengeratkan pelukannya pada Soojung di sebelah kanannya dan Amber di sebelah kirinya. Rasanya benar-benar nyaman seperti ini.
“Kapan kalian akan jadi dewasa hah? Berhentilah merengek padaku. Kurasa aku akan menua sebelum waktunya”
Mereka bertiga tertawa bersama. Amber mencoba untuk menggelitiki Victoria membuat leader F(x) itu menggeliat karena geli. Soojung yang melihat itu langsung mengikuti jejak Amber. Menggelitiki tubuh Victoria. Siang itu mereka terlibat perang. Bahkan ruang santai itu kini sudah berantakan seperti baru saja terjadi gempa akibat ulah mereka bertiga.
“Sudah cukup. Aku tidak tahan lagi” Victoria berpindah ke sofa yang lain. Menghindari Amber dan Soojung yang masih berusaha mengerjainya.
Soojung menyandarkan punggungnya pada sofa. Ia juga kelelahan. Tidak jauh berbeda dengan Victoria. Nafasnya tidak beraturan. Keringat membajiri pelipisnya. Meskipun dorm mereka terdapat AC tapi kegiatan menggelitiki Victoria membuat mereka panas dan banjir keringat.
“Aku akan ambil minum” Victoria beranjak melangkahkan kakinya ke arah dapur.
Amber melirik ke arah Soojung yang tengah memejamkan matanya dengan suara nafas yang masih tidak beraturan. Ia kemudian menutup matanya seperti Soojung.
Tidak lama hingga ia merasakan tubuhnya di rengkuh pelan oleh seseorang. Ia membuka matanya terkejut dan mendapati Soojung sudah bersandar di bahunya. Tangan mungil itu melingkari perutnya.
“Don’t move...” Lirih Soojung. Ia mengangkat kepalanya dan langsung bertatapan dengan mata Amber.
Tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Hanya tatapan keduanya lah yang menjadi komunikasi.
Amber tidak berniat untuk menjauhkan dirinya dari Soojung. Sebaliknya, ia menyandarkan kepalanya diatas kepala Soojung.
“Kau tidak ingin ikut ke New York?” Soojung bertanya.
Amber tersenyum tipis mendengar perkataan Soojung. Tangan kirinya bergerak untuk menggenggam tangan Soojung. Jari-jari mereka saling bertautan erat.
“Apa menariknya mengganggu pasangan yang sedang kencan?”
“Ish aku sedang tidak kencan. Hanya melakukan pekerjaan”
“Melakukan pekerjaan bersama kekasih sama saja dengan berkencan. Aku tidak mau ya menjadi fotografer untuk kencan kalian”
“Aku ingin membunuhmu sekarang Amb” Desis Soojung.
Amber tertawa mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Soojung. Tangannya yang lain mengelus rambut panjang Soojung.
“Bunuh saja dengan cinta. Bagaimana?”
“Haha.. Mana bisa” Soojung tertawa lalu memukul tangan Amber berkali-kali.
“Kai tidak menyakitimu kan?” Amber bertanya pelan. Sekuat tenaga agar suaranya tidak bergetar.
“Tidak. Kalau itu terjadi aku akan mengatakannya padamu”
“Kau ingin aku melalukan apa kalau dia menyakitimu?”
Soojung terdiam sejenak. Menatap jari-jari mereka yang masih bertautan, “Ah. Kau akan menggantikan posisiku sebagai kekasih Kai. Jadi dia tidak akan menyakitiku lagi dan kau yang kena. Bagaimana?”
Lagi-lagi Amber dibuat tertawa oleh perkataan asal Soojung. Ia merasa lebih baik sekarang daripada saat mendengar kabar perempuan itu akan ke New York dengan Kai.
“Kau sangat pandai Princess. Idemu benar-benar bagus” Amber semakin merengkuh erat tubuh Soojung. Menghirup aroma tubuh masing-masing.
“Kau sangat maskulin Amb. Bagaimana kalau aku jatuh cinta padamu?”
“Tapi sayangnya kau sudah jatuh cinta dengan Kai”
Soojung mendengus, menekan jarinya pada jari Amber, “Jawabanmu tidak memuaskan”
“Kai akan patah hati mendengar ini”
“Kau membahasnya lagi. Aish padahal baru tadi malam aku memintamu untuk tidak membahasnya”
“Tapi aku tidak bisa untuk tidak membahasnya. Kau sangat manis Princess”
“Kau selalu membahasnya. Apa kau jatuh cinta padanya, hah? Katakan padaku” Soojung menatap Amber sengit. Yang ditatap bukannya merasa takut malah memperlihatkan deretan giginya.
“Kau cemburu ya?” Goda Amber.
Soojung hanya diam. Tidak mengeluarkan sepatah katapun untuk membalas godaan Amber. Ia semakin mengeratkan pelukannya.
“Hei.. Ada apa?”
Soojung menggeleng. Tidak berniat menjawab.
“Tidurlah. Kau harus berangkat nanti sore kan. Jaga kesehatanmu. Minum vitamin dengan teratur. Dan jangan lupakan susu hangat sebelum tidur”
Soojung terkekeh. Mengangkat kepalanya untuk mengecup pipi Amber.
“Kau benar-benar baik Amb”
“Tentu saja. Kalau aku jahat, siapa yang akan menjaga Princess ini..”
“Kau yang terbaik”
“Bagaimana dengan Kai? Apa aku mengalahkannya?”
Soojung menjauhkan dirinya dari Amber. Menatap kesal perempuan tomboy itu dan menyerangnya dengan bantal sofa bertubi-tubi.
Ditengah sengitnya pertarungan antara Soojung dan Amber, diam-diam Victoria tersenyum tipis dibalik pintu dapur. Ia memang sengaja pergi ke dapur untuk memberikan waktu untuk kedua anaknya itu sebelum berpisah dan rencananya berhasil. Mereka berdua memanfaatkan waktu dengan baik.
Sedari tadi ia mengintip Soojung dan Amber karena penasaran apa yang akan mereka lakukan. Ia tidak bisa menyembunyikan senyum diwajahnya. Tapi di lain sisi hatinya juga merasakan sesak. Ia tahu, pasti Amber benar-benar berusaha bersikap biasa saja dan mencoba bahagia untuk Soojung dan Kai.
Kenyataan itu membawa dirinya ke dunia yang nyata. Ia bisa melihat seberapa besar perasaan Amber untuk Soojung. Menahan diri agar tidak ada yang tahu sejak lama. Dan setelah ia siap mengatakannya, takdir justru memainkan perasannya. Membuat hancur dirinya. Kenyataan yang begitu pahit. Seseorang yang sudah dijaga dan dicintai sepenuh hati ternyata sudah jatuh pada orang lain.
Victoria tidak bisa menahan air matanya agak tidak keluar. Hatinya merasa sangat sesak. Selama ini yang ia tahu para membernya bahagia. Bertemu para penggemar dan saling berbagi. Tapi itu saja tidak cukup. Ada luka tersembunyi dalam diri mereka.
Bersambung.
Preview:
“Ini syal favoritku. Terlihat cantik saat kau memakainya”

“Apa menurutmu Soojung bahagia dengan Kai saat ini?”

“Apa karena sudah ada Kai? Apa aku jadi orang asing sekarang Soo-ah?”

Sure Thing (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang