SureThing
Chapter 22
----------
Soojung pov
Ini sudah hari ke empat sejak Amber pergi dari dorm. Ia tidak kembali semenjak hari itu. Hari dimana Amber mengatakan bahwa ia mencintaiku. Ya, aku mendengarnya. Tentunya tanpa sengaja. Saat itu aku hendak keluar untuk menghentikan Sulli dan Amber yang bertengkar namun ketika aku baru akan memutar handle pintu Amber sudah lebih dulu mengatakannya. Membuat tubuhku menegang seketika dengan tangan yang memegang handle pintu. Terkejut? Tentu saja. Bahkan rasanya aku ingin pingsan saat itu juga. Amber mencintaiku. Sejak kapan? Kenapa aku tidak menyadarinya?
“Soojung?”
Aku tersentak ketika suara Sulli membuyarkan lamunanku. Aku menoleh dan mendapati Sulli tengah tersenyum. Perlahan ia menghampiri dan duduk di sebelahku. Di balkon kamar.
“Kau sedang memikirkan Amber lagi?”
“Aku tidak memikirkannya Sulli-ah”
Sulliberdecak. Dengan gemas mencubit pipi ku membuat jeritan tertahan keluar dari mulutku, “Kenapa kau mencubit pipiku aish”
“Itu karena kau sudah berbohong padaku. Jelas sekali kau sedang memikirkan Amber dan kau masih mengelaknya. Ck”
“Hei, aku memang tidak sedang memikirkan Amber”
Sulli menggeleng, “Terus saja mengelak. Aku tidak akan percaya”
Dan aku hanya bisa menghela napas ketika Sulli sudah bersikap seperti itu. Aku memang tidak bisa berbohong pada orang-orang terdekatku. Termasuk Amber. Perempuan itu pasti sudah merasa aneh dengan gelagatku dan entah bagaimana ia bisa tahu tentang hubungan palsuku dengan Kai.
“Soojung-ah”
Aku menoleh. Aku tidak sadar aku sedang melamun lagi. Lebih tepatnya memikirkan Amber lagi.
“Kau mendengarnya kan?”
Keningku mengernyit. Menatap Sulli penuh tanda tanya, “Mendengar apa?”
“Amber mencintaimu”
Hatiku mencelos. Pipiku terasa memanas entah untuk alasan apa. Sadar bahwa ada orang lain yang tahu mengenai perasaan Amber padaku membuatku malu.
Untuk beberapa saat kami terdiam. Sulli sepertinya mengerti akan kegugupan yang aku rasakan. Dia mengelus lenganku lembut.
“Aku sudah berbicara dengan Amber. Dia masih belum tahu kalau kau mendengarnya”
Oh syukurlah. Setidaknya aku tidak terlalu gugup ketika harus berhadapan dengannya seandainya Amber tahu aku mendengar perkataannya itu.
“Apa yang kalian bicarakan?”
“Sepertinya Amber masih marah padamu Soojung. Dia tidak ingin bertemu denganmu jika itu bukan urusan penting”
Aku mengangguk. Tidak berharap banyak pada Amber yang entah kapan akan berhenti mengabaikanku. Aku hanya memikirkan pengakuan Amber. Sejak kapan dia menaruh rasa padaku? Apa sudah lama atau baru saja? Kenapa aku sangat bodoh hingga tidak menyadarinya.
“Kau memang bodoh Soojung”
Sekali lagi. Aku tersentak dengan ucapan Sulli. Kenapa perempuan di depanku ini selalu tahu apa yang aku pikirkan?
Aku tidak mengucapkannya secara tidak sengaja bukan? Maksudku, itu hanya pemikiranku. Di dalam hatiku. Tidak keluar dari mulutku. Tapi kenapa Sulli bisa tahu.
“Kau tidak menyadarinya? Amber sudah menaruh rasa padamu sejak lama”
“Apa Amber mengatakannya padamu? Seberapa lama itu?”
“Sudah ku duga. Kenapa kau tidak sadar apa yang sudah terjadi. Kau tidak merasa aneh dengan sikap Amber? Atau setidaknya merasa perlakuan Amber kepadamu berbeda?”
“Aku tidak mengerti. Amber memang baik pada semua orang. Pada Vic-omma, Luna. Juga kau. Semua orang dekat dengan Amber. Bagaimana aku bisa tahu kalau Amber menyukaiku”
“Kau benar-benar payah. Kau tidak merasa sedikitpun sikap Amber terhadapmu berbeda?”
Aku terdiam. Masih tidak mengerti dengan ucapannya. Memangnya apa yang berbeda dari sikap Amber? Dia memperlakukan kami dengan cara yang sama. Atau memang tidak?
“Sepertinya kau harus melihat youtube Soojung. Cari video dirimu dengan Amber. Banyak sekali yang akan kau temukan disana. Kau pasti akan sadar setelah melihatnya”
Video? Di youtube? Videoku dengan Amber? Memangnya ada?
“Aku akan pergi berkencan hari ini. Sementara menunggu yang lain kau bisa melihat videonya di youtube. Jangan terkejut” Ucapnya lalu mengedipkan sebelah matanya sebelum meninggalkanku sendiri di balkon. Dia sedang menggodaku ternyata.
Aku kembali melihat pemandangan di depanku. Jalanan ramai kota Seoul dengan kendaraan yang silih berganti. Sudah berapa lama Amber menaruh rasa padaku?
Aish. Aku memukul kepalaku sendiri begitu pikiran itu kembali muncul. Kenapa aku terus memikirkannya. Apa Amber juga memikirkanku? Sepertinya tidak. Dia pasti sedang memikirkan Tia. Tapi Amber mencintaiku. Lalu kenapa Amber mendekati Tia?
Dasar bodoh. Kenapa aku harus sibuk memikirkannya. Aku bahkan tidak memikirkan Jessica unnie beberapa hari ini. Amber benar-benar mengambil alih perhatianku. Apa aku juga jatuh cinta padanya? Tidak mungkin.
Kenapa tidak mungkin? Bisa saja. Amber mencintaiku. Lalu kenapa aku juga tidak mencintainya?
Ish... Apa yang sedang aku pikirkan sekarang. Mungkin aku sudah gila karena bertengkar dengan hatiku sendiri.
Ya. Aku gila. Gila karena memikirkan Amber.
Tapi aku penasaran dengan perkataan Sulli. Apa video ku dengan Amber banyak tersebar di youtube? Video apa?
Aku segera mencari ponsel milikku. Setelah menemukannya aku langsung membuka youtube dan mencari video yang dimaksud Sulli. Ada banyak sekali video. Satu per satu aku buka video itu. Awalnya biasa saja tapi ada beberapa video yang memperlihatkan kedekatanku dengan Amber. Salah satunya adalah moment dimana Amber melindungiku dari air hujan dengan payung. Ia membiarkan tubuhnya basah karena melindungiku agar tidak terkena tetesan air hujan, meskipun kecil. Ada pula video saat Amber menutupi tubuhku dengan sweaternya saat kami sedang reherseal di bawah terik matahari yang menyengat.
Kenapa aku tidak merasakan perbedaannya ketika itu? Ada member lain yang juga tidak membawa payung, kenapa Amber hanya membantuku? Ketika reherseal Vic-omma memakai pakaian yang lebih terbuka dan kenapa Amber tidak memberikannya pada Vic-omma saja. Kenapa harus aku.
Beberapa video yang aku buka semakin membuat dadaku membuncah. Entah aku harus senang atau tidak. Ada banyak video yang memperlihatkan Amber tengah menatapku. Entah saat aku sadar atau tidak. Tatapannya. Benar-benar berbeda. Kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Kenapa?
Tiba-tiba rasa menyesal menyerang hatiku. Selama ini aku sangat bersikap manis pada Amber. Bersikap manja padanya. Seolah aku memberinya harapan. Amber pasti senang dengan itu. Tapi sekarang aku sudah bersama Kai. Meski terpaksa. Tapi itu pasti sangat menyakiti perasaan Amber. Kenapa aku bisa begitu jahat pada Amber.
----------
Author pov
Sulli mendudukkan dirinya di atas kursi kayu itu. Berhadapan dengan Victoria dan juga Luna. Mereka bertiga memang sudah berjanji untuk berbicara serius mengenai maknae mereka. Soojung. Tentunya tanpa sepengetahuan Soojung dan Amber. Maka dari itu mereka memilih tempat di luar dorm.
“Soojung sedang apa?” Tanya Victoria.
Sulli menyeruput milkshake yang sudah di pesan oleh Victoria untuknya itu, “Soojung masih memikirkan Amber”
Victoria dan Luna mengangguk mengerti, saling berpandangan dengan cemas.
“Apa kita harus menanyakannya sekarang? Apa dia sudah tahu?” Kali ini Luna bertanya dengan raut wajahnya yang sangat menampakkan kekhawatiran.
“Sepertinya belum. Soojung tidak membahasnya tadi. Bagaimana kita menanyakannya pada Soojung” Gumam Sulli.
“Aku pikir itu hanya kesalahan. Soojung tidak akan melakukannya. Kalian tahu sendiri seperti apa Soojung” Ucap Victoria.
“Aku juga berpikir seperti itu Vic-omma. Soojung perempuan baik-baik. Apalagi hubungannya dengan Kai tidak didasari cinta jadi mana mungkin mereka melakukan hal seperti itu” Timpal Luna.
“Kita harus segera menanyakannya pada Soojung. Mungkin haters akan menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan Soojung” Ucap Sulli.
“Benar. Kita bicara sekarang saja?” Luna menatap Victoria dan Sulli bergantian.
Mereka mengangguk serentak lalu beranjak.
----------
Soojung sedang menonton acara televisi di dorm ketika ketiga membernya datang bersama-sama.
“Oh kalian bersama? Kenapa tidak mengajakku?” Kesal Soojung ketika mereka bertiga sudah duduk di atas sofa.
“Aku memang berkencan dengan Choiza. Tapi bertemu dengan Vic-omma dan Luna di depan jadi kami masuk bersama” Ucap Sulli. Tentu saja ia bohong. Tidak mungkin ia jujur bahwa mereka bertiga memang pergi bersama di belakang Soojung.
Soojung mengangguk sembari menggumamkan kata oh.
“Ehm Soojung..”
“Sulli-ah. Aku sudah melihatnya” Seru Soojung cepat membuat Luna menghentikan ucapannya.
“Eh, apa? Kau melihat apa?” Tanya Sulli gugup. Apa Soojung sudah membuka internet?
“Video yang kau katakan. Mengenai aku dan Amber. Hhh, kenapa tidak menyadarinya. Apa selama itu Amber menaruh rasa padaku?”
Ketiga member saling berpandangan gugup membuat kening Soojung mengernyit dengan tatapan bingung.
“Ada apa?”
“Kau baru menyadarinya ya” Gumam Victoria. Ia bimbang sekarang. Apa harus mengatakan berita yang kini sedang heboh di dunia maya atau tidak. Sepertinya Soojung masih sibuk memikirkan Amber. Jika ia memberitahu mengenai berita itu pasti pikiran Soojung kembali terbebani.
“Aku benar-benar bodoh ya. Aish aku pasti sangat menyakiti Amber”
“Tidak apa. Amber pasti akan mengerti” Ucap Luna tersenyum. Meksipun ia sudah berusaha tersenyum manis namun yang keluar adalah senyum kaku yang semakin membuat Soojung merasa aneh.
“Ada apa ini? Kenapa kalian menatapku seperti itu”
“Tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan kau dan Amber. Aku akan berbicara dengannya nanti” Ucap Victoria.
“Tidak perlu Vic-omma. Aku akan menemuinya sendiri dan berbicara padanya. Vic-omma tidak perlu melakukan ini. Maaf sudah merepotkan kalian. Aku pasti kekanakan karena bertengkar dengan Amber” Ucap Soojung penuh penyesalan menatap ketiga membernya.
“Tidak masalah Soojung. Aku akan berbicara dengannya dulu. Sebaiknya kau di sini dulu sampai keadaan aman” Ucap Victoria.
“Keadaan aman? Memangnya apa yang terjadi?”
“Maksud Vic-omma, kau tahu sendiri Amber masih marah dan kami hanya takut kau akan terluka” Ucap Luna.
“Amber tidak akan menyakitiku. Tenanglah. Ada apa dengan kalian. Aneh sekali” Ucap Soojung seraya terkekeh.
“Tapi aku sungguh tidak masalah jika harus menemui Amber sekarang. Kau istirahat di sini saja” Ucap Victoria.
“Kalian semakin membuatku curiga. Katakan apa yang terjadi” Ucap Soojung tajam menatap mereka bergantian.
“Tidak ada apa-apa. Ya sudah kalau kau bersikeras ingin menemui Amber. Semoga berhasil dan kalian segera akrab lagi seperti dulu” Ucap Victoria akhirnya.
----------
Pintu dorm terbuka dengan suara bantingan keras. Soojung dan lainnya serentak menatap ke arah pintu dengan terkejut. Hingga keterkejutan mereka bertambah ketika mendapati Amber berdiri di depan pintu dengan napas memburu dan tatapan tajam. Bau soju menyengat masuk ke dalam hidung mereka.
“Amber? Kau mabuk?” Victoria yang pertama kali bersuara. Ia segera beranjak menghampiri Amber. Namun belum sampai ia di depan Amber, perempuan tomboy itu sudah berlalu dari hadapannya.
“Ada apa Amber. Kau kenapa?” Seru Luna. Ia juga segera menghampiri Amber. Tangannya terangkat untuk menahan Amber namun dengan gerakan cepat Amber menepis tangannya hingga terhempas begitu saja.
Amber berjalan begitu saja dengan langkah gusar. Melempar apa saja yang ia temui. Bahkania membanting vas bunga yang terdapat di atas nakas. Bunga Tulip putih dan air di dalamnya terlempar ke atas lantai disertai dengan suara vas yang pecah berkeping-keping. Memekakkan telinga yang mendengarnya.
“Amber apa yang kau lakukan” Seru Soojung.
Amber terdiam di tempatnya. Untuk beberapa saat mereka saling berpandangan dalam diam. Namun detik berikutnya Amber kembali melangkah dengan tergesa-gesa. Bahkan beberapa kali tubuhnya akan limbung.
Amber mencengkeram lengan Soojung kasar. Menariknya hingga mereka saling berhadapan dalam jarak yang sangat dekat.
“Kau disini. Aku kira kau sedang bersenang-senang dengannya”
“Apa yang kau bicarakan Amber?” Tanya Soojung di tengah kegugupannya. Ia bisa melihat amarah dan kesedihan dalam sorot mata tajam Amber.
“Kau berbohong lagi padaku”
“Aku tidak mengerti”
“Kau jahat Soojung. Kau benar-benar jahat” Teriak Amber tepat di depan wajah Soojung membuat perempuan itu terkejut sontak menjauhkan kepalanya dengan mata terpejam.
“Amber cukup. Apa yang kau lakukan” Ucap Victoria. Berusaha menjauhkan Amber dari Soojung dengan dibantu Sulli dan juga Luna.
Namun ternyata tenaga mereka tidak cukup dibandingkan Amber yang tengah di kuasai oleh amarah. Ia semakin mencengkram lengan Soojung membuat perempuan berwajah dingin itu meringis. Bahkan ia tidak mampu unruk bergerak. Tubuhnya menegang seketika dalam cengkraman Amber.
“Kau..”
Soojung menahan napasnya. Cengkraman Amber di lengannya benar-benar terasa semakin panas dan perih.
“Kau tidak mencintainya. Hubunganmu dengannya palsu lalu kenapa kau berbuat seperti itu?” Nafas Amber semakin memburu. Matanya menatap nyalang ke arah Soojung.
“Amber hentikan” Seru Victoria. Ia mengerti sekarang kenapa Amber berbuat demikian. Perempuan tomboy itu sudah melihat berita mengenai Soojung dan Kai yang tengah heboh di internet itu.
“Apa? Apa yang sudah aku perbuat?” Soojung memberanikan dirinya untuk bertanya pada Amber meski tidak dapat dipungkiri bahwa ia tengah dilanda ketakutan yang luar biasa sekarang.
“Kau berpura-pura lagi? Kenapa? Kenapa kau melakukannya Soojung?”
“Aku tidak mengerti Amber. Bicaralah pelan-pelan agar aku mengerti” Ucap Soojung.
“Amber sebaiknya kau istirahat dulu” Victoria masih berusaha untuk menjauhkan Amber dengan Soojung. Namun sekali lagi, kenyataan bahwa Amber lebih kuat membuat usahanya sia-sia.
“Kau tidak mencintainya kan? Lantas kenapa kau berbuat hal yang tidak seharusnya dilakukan, Soojung. Kenapa?!” Amber semakin berteriak di depan Soojung.
“Aku semakin tidak mengerti Amber”
“Amber kita bisa bicarakan ini” Kali ini Luna ikut bersuara. Ia memegang bahu Amber berharap perempuan tomboy itu mulai tenang.
“Kenapa kau menjijikkan Soojung”
Deg
Soojung tercekat. Amber. Menyebutnya menjijikkan? Jantungnya terasa berhenti berdetak sekarang. Pikirannya tiba-tiba saja hanya dipenuhi oleh perkataan Amber.
“Amber cukup” Bentak Victoria.
“Kau berhubungan dengan Kai”
“Apa?”
“Struk belanjaan. Alat pengaman itu. Bagaimana kau akan menjelaskannya, hah? Bagaimana Soojung?”
Bahkan ketika bahunya diguncang oleh Amber, Soojung sudah pasrah sepenuhnya. Badanya lemas seketika. Pikirannya berkecamuk. Sangat kacau sekarang.
“Apa maksudmu” Bisik Soojung dengan suara tertahan. Bahkan bibirnya terasa kelu hanya untuk berbicara.
“Kau melakukannya bersama Kai dengan kesadaranmu?..”
“Amber!!” Suara Victoria semakin mengeras.
“Apa kalian sering melakukannya? Berapa kali Kai menyentuhmu? Berapa banyak tanda kepemilikan yang diberikan Kai padamu? Kau...”
Plakk
Tamparan keras tepat mengenai pipi kiri Amber. Membuat mereka terdiam. Hening di ruangan itu hanya hembus nafas yang terdengar sangat jelas.
Soojung menatap Amber datar dengan tangannya yang bergetar setelah menampar keras pipi Amber.
“Aku tidak mengerti yang kau ucapkan. Dan aku tidak mengerti kenapa kau berbicara seperti itu. Tapi bukankah kau terlalu berlebihan?”
Detik berikutnya Amber sudah membawa Soojung ke dalam dekapannya. Menempelkan bibirnya di bibir tipis Soojung. Melumatnya lembut dengan air mata yang perlahan menetes menjatuhi pipinya.
Soojung tertegun di tempatnya. Jantungnya kembali berdetak sangat cepat. Matanya terpaku menatap Amber yang kini tengah menciumnya. Ia bisa merasakannya. Bagaimana terlukanya Amber. Melalui ciuman itu, Soojung tahu bahwa Amber tengah terluka. Karena dirinya...
Di tempatnya, Victoria, Luna dan Sulli tercengang menatap Amber dan Soojung yang masih berpagutan. Mereka benar-benar terkejut atas apa yang dilakukan oleh Amber. Bahkan mereka menahan napas dengan jantung yang sama berdetak cepat.
Hampir satu menit, Amber menjauhkan dirinya. Menatap Soojung sendu. Tidak ada tatapan tajam itu lagi. Tidak ada tatapan penuh amarah. Hanya ada kesedihan dalam tatapannya itu.
“Kau menyakitiku Soojung” Bisik Amber pelan sebelum kehilangan kesadarannya di bahu Soojung.
Soojung sempat limbung ke belakang ketika Amber menjatuhkan dirinya namun dengan segera ia menahan tubuh mereka hingga tidak terjatuh.
Victoria dan yang lain bergegas membantu ketika sadar dari keterkejutan mereka. Membantu Soojung membawa Amber ke dalam kamarnya.
“Aku akan mengurus Amber” Ucap Soojung tanpa menatap membernya. Ia hanya terpaku pada Amber.
“Kau yakin? Aku bisa mengurusnya. Kau istirahat saja di kamar Vic-omma atau Sulli” Ucap Luna memegang bahu Soojung.
“Tidak apa. Aku akan mengurus Amber. Aku akan menemui kalian nanti” Ucap Soojung.
Victoria menganggukkan kepalanya menatap Soojung, “Jangan dipaksakan. Kalau butuh sesuatu kami ada di luar” Ia memberi isyarat pada Luna dan Sulli untuk segera keluar dari kamar meninggalkan Amber dan Soojung.
Soojung merasa tubuhnya akan ambruk sekarang juga. Maka, sepeninggal ketiga membernya ia segera menjatuhkan dirinya di atas lantai. Tentunya tanpa sadar. Ia menatap nanar ke arah Amber yang masih memejamkan matanya dengan suara racauan tidak jelas.
“Amber” Bisik Soojung. Suaranya tercekat dengan nafas tersengal. Tangannya bergerak mengelus pipi Amber lembut.
“Maaf Amb. Aku sudah banyak menyakitimu” Dan air mata itu tidak bisa ia tahan lagi. Tanpa ragu, membiarkan air mata itu terus mengalir membasahi pipinya dengan isak tertahan.
Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang Amber bicarakan dan kenapa Amber begitu marah. Struk belanja? Alat pengaman? Apa maksudnya? Soojung tidak tahu. Ia hanya tahu bahwa Amber sudah terluka karenanya.
----------
Amber mendudukkan dirinya di atas kursi dengan santai. Victoria, Luna dan Sulli hanya mengernyit melihat kedatangan Amber yang terlihat biasa saja seolah tidak ada yang terjadi.
“Amber”
Amber mengangkat kepalanya untuk menatap Sulli yang baru saja memanggilnya.
“Ada apa dengan wajahmu? Kenapa menatapku seperti itu?”
Sulli mendengus hendak berbicara ketika tangan Victoria menggenggam tangannya lembut.
“Kau sudah merasa lebih baik Amb?” Victoria bertanya lembut.
Amber mengernyit menatap Victoria dan Sulli bergantian, “Aku? Tentu saja aku baik. Kenapa?”
“Syukurlah. Kami merasa cemas padamu” Ucap Victoria.
“Kenapa kalian cemas? Memang apa yang aku lakukan?”
“Kau mabuk dan mengacaukan segalanya” Ucap Sulli dengan kesal. Tatapannya semakin tajam mengarah ke Amber.
Victoria dan Luna melotot menatap Sulli. Ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan masalah semalam Sulli-ah.
“Mabuk? Aku? Benarkah? Bagaimana bisa?” Tanya Amber tidak percaya.
“Kau benar-benar mabuk ya semalam? Kau bahkan tidak sadar kau sudah memecahkan vas dan membuat kami lelah karena harus merapikan dorm akibat ulahmu”
Amber terdiam. Mencoba mencerna perkataan Sulli. Benarkah ia sudah mabuk semalam? Tapi kenapa ia tidak ingat apa-apa? Ia hanya ingat membaca sebuah berita yang baru saja di rilis. Berita tentang Soojung dan Kai yang diduga telah melakukan hubungan intim setelah stfuk belanjaan milik Kai tersebar.
“Dimana Soojung?” Tanya Amber panik begitu sadar bahwa kedatangannya kemari untuk bertemu dengan Soojung. Mengkonfirmasi mengenai berita itu.
“Kenapa? Kau akan berteriak di depannya lagi? Ingin membuatnya takut seperti semalam?”
“Sulli cukup” Ucap Victoria tegas. Ia menatap Sulli tajam hingga membuat perempuan itu mendesah lalu menyandarkan punggungnya malas.
“Apa yang sudah aku lakukan pada Soojung?” Lirih Amber. Ditatapnya para member satu persatu dengan tatapan penuh ingin tahu.
“Makan dulu. Aku akan memberitahumu nanti” Ucap Victoria.
Namun Amber tetaplah Amber. Ia tidak akan menyerah secepat itu saat keinginannya tidak tercapai.
“Vic-omma ayolah... Aku harus tahu apa yang sudah terjadi. Aku benar-benar tidak ingat apa yang aku lakukan semalam. Aku bahkan tidak ingat aku sudah mengacaukan dorm”
Victoria menggeleng. Menyuruh Amber untuk diam sementara mereka menikmati makanan di depan mereka.
“Aku mohon. Beritahu aku sekarang. Aku benar-benar mencemaskan Soojung. Apa aku sudah berkata kasar padanya? Kenapa aku berteriak?”
“Itu karena alat pengaman milik Kai. Kau berteriak pada Soojung tentang itu. Padahal Soojung belum tahu masalah ini” Ucap Sulli yang sudah tidak sabar dengan tingkah Amber yang terus mendesak dan juga Victoria yang juga tidak kunjung membuka suaranya.
“Apa? Jadi Soojung belum tahu? Maksudku, apa mereka benar-benar melakukannya?”
“Mana kami tahu. Kami akan bertanya padanya pelan-pelan tapi tiba-tiba saja kau datang dengan amarah yang di luapkan begitu saja. Menyebalkan sekali. Ish aku sangat ingin membunuhmu Amb” Ucap Sulli.
“Sulli-ah sudah. Habiskan sarapanmu dulu” Ucap Victoria. Untuk kesekian kalinya ia menghela napas panjang melerai perang dingin antara Sulli dan Amber.
“Aku tidak tahan Vic-omma. Amber benar-benar keterlaluan. Apa-apaan ini. Datang dengan marah-marah, membuat kekacauan di dorm. Lalu apa? Mencium Soojung setelah berteriak padanya? Benar-benar menyebalkan” Desis Sulli.
Victoria dan Luna mendesah pasrah. Menahan kesal mendengar penuturan dari Sulli. Kenapa perempuan itu begitu emosi padahal sekarang masih jam 7 pagi.
Amber terdiam sejenak. Apa tadi katanya? Ia mencium Soojung? Mencium? Seperti dalam adegan film? Ciuman di pipi? Atau bibir? Apa mereka benar-benar sudah berciuman?
Brakk
“Tidak mungkin. Maksudmu, aku dan Soojung berciuman?” Tanya Amber tidak percaya.
“Sebenarnya kau yang menciumnya. Kau tahu? Seperti dalam adegan film romantis, sang pangeran mencium putrinya setelah mereka bertengkar hebat. Seolah-olah hal itu bisa membuat mereka tenang dan tidak bertengkar lagi. Sesuatu semacam itu” Ucap Sulli dengan santai.
Amber tercengang. Tentu saja. Penjelasan dari Sulli tiba-tiba saja membuat tubuhnya memanas.
“Wajahmu merah. Seperti tomat” Celetuk Sulli.
Amber semakin terkejut dibuatnya. Dengan perlahan ia mengusap pipinya yang masih memanas. Ia ingin berlari sekarang juga. Atau hilang dari hadapan mereka. Amber benar-benar malu sekarang.
“Aku akan pergi sekarang. Kita akan bertemu langsung di Shanghai. Jangan khawatirkan aku”
Perhatian mereka serentak teralihkan. Menatap Soojung yang tengah terburu-buru keluar dari kamar mandi dekat ruang makan mereka.
“Kau akan pergi sekarang? Setidaknya sarapan dulu” Ucap Victoria.
“Tidak apa Vic-omma. Aku bisa sarapan di perjalanan. Oh Amber, kau sudah merasa lebih baik? Aku sudah siapkan obat pereda mual di meja. Kau sudah minum?”
Amber tersentak melihat tatapan Soojung yang tiba-tiba saja tertuju ke arahnya. Dengan gugup ia menggeleng. Ia mengernyit melihat garis merah di tangan Soojung, “Ada apa dengan tanganmu?”
“Bukan apa-apa. Kau harus minum obatnya agar tidak merasa mual. Aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa di Shanghai” Ucap Soojung kemudian tanpa menunggu jawaban ia segera berlalu dari hadapan mereka.
“Kau bahkan tidak sadar sudah membuat luka di tangan Soojung” Sulli berdecak.
“Sulli” Geram Luna lalu mencubit gemas pipi Sulli membuat perempuan itu mengaduh kesakitan.
“Kenapa kau mencubitku unnie” Keluh Sulli mengelus pipinya yang terasa panas karena dicubit.
“Kau tidak bisa melihat situasi ya. Biarkan Amber bernapas dulu dan menyadari kesalahannya sendiri tanpa diberitahu” Ucap Luna.
“Aku sudah lelah menghadapi sifat kurang peka Sulli. Kau saja yang mengurusnya Lu” Ucap Victoria lalu melahap buah apel yang sudah ia kupas.
“Apa saja yang aku lakukan pada Soojung” Gumam Amber. Dengan lemas ia menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Menatap melas ke arah Victoria yang tengah menatapnya tanpa ekspresi dengan mulutnya sibuk mengunyah apel.
“Aku akan menceritakannya padamu semua selama di perjalanan. Kita harus bersiap-siap dulu untuk penerbangan nanti sore” Ucap Victoria akhirnya setelah menghabiskan apel miliknya.
Amber mengangguk pelan. Ia sudah lelah menghadapi keterbungkaman Victoria dan Luna. Potongan-potongan kata yang di sampaikan Sulli membuatnya tidak bisa berpikir dengan benar. Jadi ia hanya pasrah dan setuju untuk mendengar penjelasan dari Victoria nanti.
“Sayang sekali Sulli tidak bisa ikut” Gumam Luna.
Sulli memasang wajah cemberutnya, “Maafkan aku. Aku harus menghadiri acara keluarga besar jadi tidak bisa ikut”
“Tidak apa. Sampaikan salam kami untuk keluargamu Sulli-ah” Ucap Victoria.
“Akan aku sampaikan. Jaga Soojung baik-baik selama disana. Aku yakin dia sangat tertekan dengan berita ini. Masalah Jessica unnie masih membuatnya tertekan. Dan kau Amber, jangan lakukan hal bodoh lagi. Kau mengerti?”
“Ya aku mengerti. Berhentilah mengomel padaku. Telingaku terasa panas”
“Itu tidak sebanding dengan teriakanmu semalam. Kau bahkan mengucapkan kata-kata kotor. Aish. Aku masih kesal mengingatnya”
“Lalu kenapa kau masih mengingatnya. Jangan membahasnya lagi dan kau tidak akan kesal karena mengingatnya” Ucap Amber.
Ctakk
Dengan keras Sulli memukul kepala Amber dengan sendok yang dipegangnya, “Benar-benar bodoh. Kau memang stupid”
“Ya, ya. Terserah kau saja” Geram Amber lalu beranjak. Meninggalkan ketiga membernya yang masih dipenuhi berbagai pikiran berkecamuk.
Bersambung
Preview:
“Nona Jung, aku tidak bisa meriasmu jika kau terus menangis”
“Sangat sulit hingga rasanya aku ingin mati saja”
“Sepertinya aku mulai menyukai Tia”Notes :
Authornya lagi ngapelin Amber jadi ngga bisa update banyak2. Nanti kapan2 author bom chap deh okokk😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Sure Thing (Lengkap)
FanfictionLove you like a brother Truth you like a friend Respect you like a lover