Chapter 16

1.7K 198 9
                                    

Sure Thing
Chapter 16
----------
Author pov
Soojung melangkahkan kakinya ke dalam dorm. Menjatuhkan dirinya di atas sofa dengan lemas. Pandangannya terhenti pada sosok Luna yang tengah memainkan ponselnya.
Koper miliknya di biarkan begitu saja di sebelah pintu.
“Uwh adikku yang cantik ini. Kau sudah sampai ya.” Luna bergegas menghampiri Soojung dan memeluknya sebentar.
“Kau sudah makan?” Tanya Luna ketika sudah duduk di sebelah Soojung.
“Belum unnie. Aku sangat lelah jadi langsuhng pulang”
Luna menganggukkan kepalanya mengerti, “Aku akan siapkan makan untukmu. Kau bisa tidur dulu sementara menunggu” Ia beranjak tanpa menunggu jawaban dari Soojung.
Soojung hanya menampilkan senyum tipisnya. Memperhatikan Luna yang tengah menyiapkan makan di dapur.
Beberapa menit kemudian Luna kembali dengan beberapa makanan di atas nampan. Perlahan ia meletakkan nampak itu di atas meja. Ikut duduk di sebelah Soojung.
“Apa Vic-omma belum pulang?”
Luna menggeleng pelan, “Belum. Besok pagi dia akan sampai” Ucapnya lalu kembali memainkan ponselnya.
“Dimana Amber dan Sulli? Mereka ada jadwal?”
“sulli sedang berkencan. Amber pulang ke apartemennya” Jawab Luna tanpa menatap Soojung.
“Apa terjadi sesuatu pada Amber?”
Luna menolehkan kepalanya. Menatap Soojung dengan tersenyum, “Tidak ada yang terjadi Soojung. Amber hanya sedang menulis lagu. Karena itu dia pergi ke apartemennya” Jelasnya lalu mengalihkan pandangan. Kembali sibuk bermain ponsel.
Soojung terdiam lalu tampak acuh mulai melahap makanannya. Tidak terlalu ambil pusing dengan kepulangan Amber ke apartemennya. Perempuan tomboy itu memang akan pulang ke apartemen setiap akan menulis lagu atau ketika butuh ketenangan.
----------
Amber termenung di kamarnya. Menatap langit-langit dengan tidak fokus. Pikirannya hanya tertuju pada Soojung. Apa perempuan itu akan baik-baik saja setelah mengetahui masalah kakaknya dengan agensi?
Ia kembali memutar memorinya mengingat percakapannya dengan Jessica, kakak Soojung beberapa waktu lalu.
Flashback On
Amber menghela nafas panjangnya. Ia sudah berdiri didepan pintu apartemen milik Jessica. Setelah pergi berkeliling dengan Victoria di China ia langsung kembali ke Korea dan menemui Jessica.
Namun sudah lebih dari 10 menit ia hanya berdiri didepan pintu tanpa melakukan apapun. Ia sendiri juga bingung kenapa tidak kunjung menekan bel dan segera menemui Jessica.
Cklekk
Pintu apartemen terbuka seketika membuat Amber terlonjak dan mundur selangkah. Matanya terpaku pada sosok perempuan berwajah dingin didepannya.
Matanya terlihat bengkak dengan lingkaran hitam di sekitarnya.
“Aku melihatmu dan bingung kenapa hanya diam saja disini jadi aku buka pintunya. Ayo masuk”
Amber mengangguk pelan menuruti perkataan Jessica. Mengikuti langkah perempuan itu masuk ke dalam apartemennya.
“Kau mau minum apa?”
“Terserah unnie saja” Jawab Amber pelan. Ia bisa merasakan Jessica dalam keadaan yang sangat buruk. Matanya yang bengkak dan lingkaran hitam. Suaranya yang sangat serak dan sedikit tersengal juga semakin membuatnya merasa khawatir. Bagaimana kalau Soojung yang bertemu kakaknya dalam keadaaan seperti ini?
Beberapa lama Jessica kembali dengan membawa orange juice dan beberapa camilan. Ia meletakkannya di atas meja dan menatap Amber tersenyum.
“Jadi kenapa kau datang kemari? Ku dengar kau sedang berada di China bersama Vic-unnie” Tanya Jessica setelah Amber meneguk sedikit minumannya.
“Emm.. Sebenarnya aku memang ada di China tapi Soojung sempat menanyakan keadaanmu unnie”
Jessica tampak terkejut lalu menatap Amber dengan menyesal, “Ah jadi kau buru-buru kembali ke Korea karena Soojung? Maafkan aku Amb. Soojung memang nakal”
Amber segera menggeleng, “Tidak unnie. Jangan meminta maaf. Aku pikir itu wajar. Soojung sangat mencemaskan keadaan unnie”
“Tapi tidak seharusnya Soojung memintamu untuk kemari Amb. Padahal kau sedang di China”
“Bukan masalah besar unnie. Aku tidak merasa keberatan dengan itu. Daripada aku harus terbebani karena Soojung merasa tidak tenang. Soojung juga tidak memintaku untuk kemari. Aku lah yang kekeuh ingin datang sesegera mungkin”
Jessica menganggukkan kepalanya pelan. Sedikit menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyum. Namun seketika tatapannya berubah tajam. Menatap Amber.
“Mencemaskanku? Kenapa tiba-tiba?”
Amber terdiam sejenak. Mencoba menyusun kalimat yang akan dilontarkan pada perempuan didepannya.
“Salah satu Staff SM melihatmu bertemu dengan Tuan Lee di perusahaan. Dan ia mengira unnie sedang ada masalah serius”
“Jadi dia memberitahu pertemuanku dengan Tuan Lee pada Soojung?”
Amber mengangguk pelan. Jantungnya berdegup cukup kencang. Ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi pada Jessica. Dan Soojung pasti akan terkena dampaknya.
“Soojung benar-benar merasa cemas unnie” Amber menggigit bibir bawahnya gugup. Tidak bisa dipungkiri, perasaan cemasnya semakin besar ia rasakan.
“Kau berjanji untuk tidak mengatakannya pada Soojung?”
Amber terdiam. Seketika tubuhnya terasa kaku. Ditatap oleh Jessica dengan sangat tajam dan penuh intimidasi itu membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
“Mungkin aku akan berdiam diri selama beberapa hari. Jadi aku tidak mau membuat Soojung merasa cemas. Cukup katakan saja padanya bahwa aku baik-baik saja”
“Tapi kenapa unnie harus menyembunyikannya pada Soojung? Apa ini masalah yang serius?”
“Suatu saat nanti mungkin aku tidak bisa bersama SM lagi”
Amber terpaku di tempatnya. Terkejut mendengar penuturan dari Jessica. Dan rasa takutnya semakin menjadi. Perasaannya bercampuk aduk tak karuan.
“Kau tahu kan aku tengah membuka usaha di bidang fashion. Dan perusahaan cemas jika nanti berdampak pada Girls Generation”
“Jadi mereka menyuruhmu untuk meninggalkan SM?” Tanya Amber cepat.
Jessica tersenyum tipis. Namun jelas sekali matanya nanar menatap Amber, “Mungkin. Tuan Lee tidak langsung mengatakannya. Ia hanya memintaku untuk memikirkan ini lebih matang”
“Apa agensi meminta unnie untuk memillih antara bisnis unnie atau Girls Generation?”
“Tuan Lee benar-benar ingin aku memastikan apa aku serius menjalankan bisnis ini atau tidak. Beliau juga berharap aku tetap ada di SM dan Girls Generation”
“Unnie...” Lirih Amber. Matanya masih menatap tatapan nanar dari Jessica. Perempuan itu tampak sangat rapuh sekarang.
“Aku mengatakannya padamu karena aku percaya kau pasti bisa menjaga rahasia ini. Aku akan mengatakannya pada Soojung nanti setelah aku benar-benar sudah memutuskan”
Flashback Off.
Amber semakin merasa bimbang. Apa ia harus menuruti kata hatinya untuk memberitahu Soojung? Atau menuruti pikirannya yang sudah terlanjur berjanji pada Jessica?
Ia menghembuskan nafasnya kasar. Mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak bisa menyembunyikan masalah sebesar ini dari Soojung. Dan bahkan Soojung akan dengan cepat menyadari kebohongannya dan ia yakin  perempuan itu akan merasa sangat terluka karena dibohongi.
Ia memejamkan matanya rapat mencoba mencari ketenangan.
Dengan yakin ia beranjak dari tempat tidur. Merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari apartemen. Ia sudah membuat keputusan sekarang. Apapun yang terjadi nanti, ia akan memberitahu Soojung yang sebenarnya. Perempuan itu akan lebih terluka saat tahu bahwa ia dibohongi orang-orang terdekatnya.
Langkahnya terhenti ketika ponselnya bergetar didalam saku. Ia segera meraih ponselnya dan alisnya menyatu mendapati Luna sudah mengirim pesan.
‘Kau dimana? Soojung sudah sampai. Cepatlah kemari. Dan jangan biarkan Soojung membuka sosial medianya. Ada banyak komentar negatif dari haters di akunnya’
Deg
Apa ini berkaitan dengan kabar dating antara Soojung dan Kai? Komentar pedas dari para haters memang sudah biasa bagi mereka. Tapi membaca pesan dari Luna yang mendadak berbicara seperti itu membuat pikiran dan hatinya semakin kacau.
‘Aku segera datang’
Setelah mengirim balasan untuk Luna ia kembali melangkahkan kakinya di lorong apartemen. Dengan segera ia membuka akun instagram miliknya. Ia mulai melihat akun milik Soojung dan Kai. Benar saja, sudah ada berbagai komentar negatif pada akun itu. Bahkan di setiap akun yang memposting tentang Soojung sudah dibanjiri dengan kalimat kebencian.
‘She’s totally b*tch’
‘Lihatlah. Dia menghancurkam hidupnya hanya demi laki-laki’
‘Aku sudah muak melihat mereka berdua. Terutama perempuan agresif itu’
‘Mereka berkencan di hotel saat di New York. Ini mengerikan’
‘Apa jalang itu tidak punya harga diri’
‘Dia mendekati semua idol pria di SM agar mendapat pujian dia cocok dengan siapapun’
‘Wajah dinginnya sangat palsu’
Hati Amber memanas. Ingin sekali ia mengetik sesuatu untuk membalas mereka. Namun urung di lakukan karena itu akan menyebabkan masalah yang lebih besar. Maka Amber hanya melemparkan ponselnya begitu masuk ke dalam lift. Membiarkan ponsel yang sudah menemaninya selama initergores di bagian layar.
----------
Amber pov
Aku menatap pintu didepanku nanar. Berbagai pikiran berkecamuk dalam kepalaku. Aku sudah sangat yakin untuk memberitahu masalah Jessica unnie pada Soojung. Tapi setelah melihat berbagai komentar negatif yang tertuju pada Soojung membuatku kembali ragu. Aku tidak ingin Soojung semakin tertekan dengan semua masalah ini.
Aku menghembuskan nafas panjang sebelum membuka pintu dorm. Sejujurnya aku tidak memiliki cukup keberanian untuk datang kemari. Bertemu dengan Soojung. Aku menyembunyikan suatu masalah besar padanya. Tentang Jessica unnie. Dan juga serangan dari haters. Maaf Soojung.
Aku mengedarkan pandangan namun tidak menemukan siapapun di sini. Aku hendak mengambil ponsel untuk menelepon Luna namun suara berisik dari dalam kamar membuatku terhenti.
Dengan segera aku berjalan ke arah kamar Luna dan membukanya. Benar saja, didalam sudah ada Soojung dan Luna tengah bercanda ria. Melihat pintu terbuka membuat mereka berdua menoleh serentak ke arahku.
Jantungku semakin berpacu melihat Soojung tengah tersenyum manis melihat kedatanganku. Apa aku tega menghancurkan senyum itu sekarang juga?
Perlahan aku menghampiri mereka yang tengah duduk dia atas tempat tidur Luna.
“Stupid... I miss you” Ucap Soojung manja lalu berhambur ke pelukanku.
Aku hanya terkekeh melihat tingkah manjanya padaku. Mengelus punggungnya untuk membalas pelukan perempuan itu.
“Kau tidak menyambutku. Tega sekali” Ucap Soojung lalu menjauhkan dirinya. Menatapku cemberut. Sangat manis.
“Maaf. Tidak akan aku ulangi” Aku mengacungkan jariku membentuk huruf V.
Perlahan aku menuntunnya untuk kembali duduk di atas tempat tidur.
“Aku haus. Kalian disini saja aku akan kembali” Ucap Luna lalu beranjak dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar setelah sebelumnya memberikan senyum cerianya pada kami.
Aku melirik ke arah Soojung yang tengah tersenyum menatap kepergian Luna. Apa aku benar-benar akan menghancurkan senyumnya hari ini juga?
“Stupid...”
Aku tersentak saat tangan seputih porcelen itu melambai didepan wajahku.
“Iya?”
“Ada apa? Kenapa kau melamun?”
Aku menggelengkan kepala cepat, “Tidak ada”
Soojung menatapku dalam. Tidak bertahan lama karena ia segera mengalihkan pandangannya. Terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulutnya.
“Aku masih belum bisa menghubungi unnie. Apa dia baik-baik saja”
Aku mengerti sekarang. Ia masih mencemaskan kakaknya, Jessica unnie.
Aku menggenggam tangannya erat, “Sudah ku katakan Jessica unnie baik-baik saja. Dia hanya kelelahan dan itu berdampak pada penampilannya. Unnie sendiri yang mengatakannya padaku”
Soojung menoleh. Menatapku tajam, “Tidak ada yang lain? Dia benar baik-baik saja?”
Aku terhenyak. Apa Soojung sadar bahwa aku sudah berbohong padanya? Apa sangat terlihat jelas di wajahku.
Hening selama beberapa lama hingga akhirnya dia menarik sudut bibirnya membentuk seulas senyum membuatku merasa bingung.
“Aku percaya padamu Amb” Ucap Soojung seketika itu juga membuat hatiku mencelos. Aku telah menghancurkan kepercayaannya padaku. Tapi aku juga tidak berani memberitahu masalah ini padanya. Dan lagipula Jessica unnie belum benar-benar memutuskan akan tetap dengan SM atau bisnisnya. Jadi kurasa masih ada kesempatan untuk Jessica unnie menyelesaikannya.
Soojung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menarik selimutnya sampai dada.
“Aku akan tidur disini bersama Luna unnie. Tidak apa kan?”
Aku mengangguk dan tersenyum menatapnya. Tanganku bergerak mengelus puncak kepalanya, “Tidurlah. Kau pasti sangat lelah”
“Temani aku sampai pulas ya?”
Sekali lagi aku mengangguk. Menuruti keinginannya. Aku menyandarkan punggungku, dengan tangan yang masih mengelus kepala Soojung yang mulai terpejam.
Terlihat sangat jelas raut lelah itu di wajah cantiknya.
Aku mengerjapkan mata berkali-kali. Terkejut saat jam sudah menunjuk angka 5. Rupanya aku tertidur sedari tadi. Aku  melirik ke arah Soojung yang masih terlelap. Perlahan aku melepaskan tanganku yang masih berada di kepala Soojung. Lalu melangkah dengan mengendap-endap keluar dari kamar.
“Kau sudah bangun”
Aku menoleh dan mendapati Luna yang tengah duduk di sofa dengan punggung yang bersandar. Ia menatapku lesu.
“Kau baik-baik saja Lu?” Aku bertanya setelah duduk disebelahnya. Wajahnya tampak tidak bersemangat. Hal yang jarang aku lihat.
“Kita semua tidak baik-baik saja. Kau tahu itu”
Aku menghela nafas. Benar juga. Tidak ada yang baik-baik saja diantara kami. Aku memang sudah memberitahu pada member masalah yang dihadapi Jessica unnie dengan agensi. Saat itu aku benar-benar ingin mengatakannya pada Soojung namun akhirnya aku malah mengatakan semuanya pada member. Beruntung mereka mengerti posisiku dan memintaku diam untuk beberapa waktu sampai keadaan tenang. Lagipula Jessica unnie juga sudah berjanji akan mengatakannya sendiri ketika bertemu dengan Soojung.
“Bagaimana dengan komentar kebencian? Apa Soojung sudah tahu?”
Luna mengelengkan kepalanya, “Sejauh ini belum. Aku sudah membuatnya tidak menyentuh ponsel sejak tadi”
“Syukurlah. Tapi kita tidak bisa menyembunyikan ini selama itu. Soojung akan segera membuka ponselnya dan melihat komentar itu”
Kali ini Luna menganggukkan kepalanya setuju dengan perkataanku, “Tapi aku masih belum tega kalau Soojung melihatnya sekarang. Dia akan sangat tertekan. Kau tidak lupa kan alasan Soojung pingsan di atas panggung”
“Ya. Selain karena anemia yang dideritanya, ia juga sedang stres menghadapi tekanan dari netizen dan juga agensi”
“Soojung tidak akan melakukan hal gila kan?” Lirih Luna. Matanya menatapku nanar. Sudah berkaca-kaca dan aku pastikan tidak akan sampai 5 detik air itu akan lolos dari matanya.
“Aku takut Soojung merasa depresi dan menyakiti dirinya sendiri. Meskipun aku tidak pernah melihatnya melakukan hal itu tapi ini benar-benar keterlaluan. Dan masalah Jessica unnie. Bagaimana jika Soojung tahu...”
Aku segera meraih tubuh Luna. Mendekapnya erat memberikan ketenangan. Sejujurnya aku juga merasa sangat takut. Bagaimana jika Soojung akan melakukan hal seperti itu.
“Tidak apa. Kita semua akan baik-baik saja. Kita saling menjaga. Ingat itu Lu” Aku semakin mengelus punggungnya pelan berharap perempuan itu merasa lebih baik dan menghentikan isakan tertahannya. Meskipun aku juga ingin menangis saat ini juga.
Bersambung
Preview:
“Soojung pasti punya alasan dibalik ini semua. Aku akan coba tanyakan ini pada Soojung. Semoga saja dia mau jujur denganku”

“Kenapa kalian hanya menyalahkanku?”
“Aku tidak tahu. Dia hanya langsung menangis setelah telepon tersambung. Aku tidak bisa mendengar ucapannya dengan jelas”

Note: Kemarin ada moment kryber ya, tapi kalo di cerita ini ada manis-manisnya susah ngedit lagi jadilah seadanya hehe😁

Sure Thing (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang