Jangan lupa vote dan coment nya ya😚
.
.
.
Jangan lupa cemilan, cemilan wkwk
.
.
Happy ReadingSekarang Misoo mulai tidak menyadari status salah satu orang yang sudah ia teriaki. Iya, sesaat ia melupakan jika Taehyung adalah kekasihnya sendiri. Dan ia juga tak sadar jika sudah melepas masker yang ia gunakan, karena rasanya tidak nyaman jika berteriak dengan memakai masker.
Tanpa dia sadari, salah satu penggemar itu tidak sengaja menatapnya dan menarik salah satu temannya untuk melihat ke arah Misoo.
"Hei, hei, bukankah itu kekasih Taehyung?" ucap orang yang pertama melihat Misoo. Dan mendapat anggukan dari teman yang sudah ia tarik.
"Ayo kita ke sana," ajak orang tersebut kepada temannya. Mereka pun berusaha menerobos banyaknya penggemar untuk menghampiri Misoo.
Mpppttt ...Tiba-tiba dari arah belakang, ada tangan yang secara tidak elit menutup mulut cantik Misoo. Beruntung saja tangan itu tidak bau bawang.
Seseorang tersebut menarik Misoo menjauh dari posisi surga dunianya. Dirinya boleh menyebutnya dengan surga dunia, bukan? Hei, itu adalah tempat dimana para penggemar selalu menginginkannya. Posisi disebelah panggung dan bisa melihat dengan jelas ketujuh lelaki tampan itu.
Semakin orang itu menariknya, semakin jauh juga dirinya meninggalkan tempat yang ia sebut surga dunia itu. Astaga! Siapapun orangnya, percayalah! Kau dalam keadaan terburukmu. Misoo pasti akan mengomelimu habis-habisan!
"Mppttt ... Lepaskan .... " Dengan sekuat tenaga yang masih ia miliki, Misoo meronta untuk lolos dari dekapan orang misterius itu. Namun apa daya, sepertinya orang tersebut lebih kuat darinya.
Setelah tarikan itu berhenti dan telapak tangan yang laknat itu pun terlepas dari mulut Misoo. Tentu saja, Misoo segera berbalik menghadap ke arah orang misterius itu. Namun ketika ia mengetahui orang tersebut. Ia jadi semakin emosi.
"Yak!!! Jinri .... " Kalian masih ingatkan siapa Jinri ini? Ya, sahabat satu-satunya yang Misoo punya dan orang yang meninggalkan dirinya mencari pekerjaan sendiri. Dan dia adalah salah satu bucinnya Jimin. (Baca dichapter 1, jika lupa)
"Kalau kau iri—" belum juga Misoo menyelesaikan omongannya, dengan cepat Jinri menutup mulut yang akan mengomel itu dengan masker yang masih bertengger di dagu orang tersebut.
Astaga! Misoo baru ingat, jika tadi ia melepas maskernya. Bagaimana jika ada penggemar yang tahu? Kini pikirannya tidak bisa tenang.
"Ya! kau tadi hampir saja ketahuan. Mereka akan menghampirimu tadi, dan aku menarikmu ke sini agar mereka tak bisa menemukanmu." Benar apa yang Misoo pikirkan, ternyata ia sudah ketahuan.
Misoo jadi mengurungkan ucapannya yang akan mengomeli orang itu habis-habisan.
"Gomawo hehehe .... "
"Oh iya, kenapa kau ada di Korea? Kau tidak mengabariku," rengek Misoo karena merasa sudah tidak dianggap.
Kan dulu dirinya pernah bilang pada sahabat satu-satunya ini, jika ke Korea lagi ia harus mengabari Misoo. Tapi apa? Sahabatnya ini bahkan tidak mengabarinya sama sekali.
"Sssttt ... Nanti saja tanyanya! Kita fokus saja pada suami yang ada di depan kita ini, dan akhrinya kita bisa ke konser bersama lagi." Iya, Jinri benar. Sudah lama sekali dirinya dan sang sahabat ini tidak menonton konser bersama. Kalau tidak salah sudah satu tahun lamanya.
"Eh tunggu, suami? Astaga! Jiwa fangirl halunya mulai bangkit," batin Misoo dan tertawa mengingat kegilaan sang sahabat jika sudah menjadi fangirl.
Kini Jinri menarik Misoo untuk sedikit maju ke depan dan berhasil. Entah menggunakan jurus apa? Jinri dengan mudahnya membelah barisan para penggemar yang banyak ini.
Apapun dan bagaimanapun caranya, Misoo tak ingin mengetahuinya. Sekarang dirinya sudah di posisi yang sama seperti tadi dan ditambah kini ada satu sahabat yang menemaninya.
***
Makanan dan minuman yang sudah dipesan oleh Misoo dan Jinri kini sudah datang. Setelah berjam-jam berteriak, mereka merasa jika suara mereka sebentar lagi sepertinya akan menghilang. Jadi mereka berpikir melegakkan dan mengisi energi memang diperlukan.
Skip aktivitas makan mereka yang hanya membuat seorang menjadi lapar.
"Bagaimana kau bisa ke Korea lagi?" pertanyaan itu kembali Misoo tanyakan karena tadi Jinri tidak menjawab dan ingin menonton konser dengan tenang.
"Yah ... beginilah nasib anak dari seorang pengusaha. Appa ku dipindah tugaskan lagi ke sini," jawabnya dengan menyeruput minumannya yang belum habis.
"Kuliahmu juga pindah?" tanya Misoo lagi.
"Iyalah Shin Misoo. Bagaimana bisa aku berkuliah di Jepang sedangkan aku sekarang sudah tinggal di Korea? Appa ku sudah mengatur jika masalah kuliah." Jinri menjawabnya tanpa beban. Enak sekali jadi Jinri, batinnya.
"Kalau kau? Hubunganmu dengan Taehyung baik-baik saja kan?" sekarang giliran Jinri yang menanyai Misoo.
Misoo menganggukkan kepalanya dan menceritakan tentang hubungannya dengan Taehyung. Apalagi saat dirinya salah paham dan cemburu hingga emosi yang membuatnya menampar Taehyung, yang sebenanya hanya jebakan karena dirinya ulang tahun pada saat itu.
Jinri yang mendengarkannya tertawa terbahak, memikirkan bagaimana ekspresi Taehyung saat ditampar oleh Misoo. Pasti sangat lucu, pikirnya.
Mereka terus saja bercerita dan tertawa bersama-sama seperti dulu lagi. Hingga mereka tak menyadari jika dari tadi ada seseorang yang memperhatikan mereka dari jarak yang lumayan jauh. Sepertinya tidak mereka berdua, lebih tepatnya orang tersebut hanya mengincar Misoo. Sebab dari tadi matanya menatap ke arah Misoo.
Setelah puas dengan acara makan dan berkumpul bersama dengan sahabatnya, Misoo berniat pulang ke rumah. Karena hari mulai gelap.
Matahari sepertinya akan berganti dengan rembulan. Jadi untuk mempercepatnya agar sampai di rumah, ia menerima tawaran Jinri untuk mengantarkannya karena Jinri membawa mobil ke konser tadi.
Ketika sampai di rumah. Belum beberapa langkah dirinya melangkah, ternyata sudah ada seseorang yang menekan tombol bel rumahnya. Karena merasa pegal dan malas untuk mengecek siapa orangnya, Misoo langsung membuka pintu tersebut.
Hingga ia mendapati di depannya sekarang. Seseorang dengan pakaian, celana, topi, masker, dan kacamata berwarna hitam. Semua berwarna hitam. Kini perasaanya jadi tidak enak.
Misoo memutar badanya ingin kembali masuk ke dalam, tetapi orang tersebut lebih dulu menangkap dan membungkam mulutnya menggunakan sapu tangan yang bisa ia ketahui jika sapu tangan itu sudah diberi obat bius sebelumnya. Karena ia bisa merasakan kepalanya pusing juga pandangannya menjadi hitam sesudah menghirup bius tersebut.
•TBC•
KAMU SEDANG MEMBACA
Luck or Loss || [END]
Fanfiction[Cerita ini sudah direvisi, tapi masih jauh dari kata sempurna. Jadi kalau kalian menemukan typo, bahasa yang masih amburadul, dan kesalahan yang lain-lain. Itu karena saya masih belajar dalam hal kepenulisan.] Bagaimana perasaanmu pada saat bertemu...