Mereka bertujuh kembali ke praktik room untuk melanjutkan latihan yang tadi sempat tertunda.
Semua member menghela napas lega karena masalah sudah terselesaikan. Namun berbeda dengan Taehyung, ia masih menekuk wajahnya. Sebenarnya dirinya tidak setuju, tapi bagaimana lagi ini untuk karir mereka.
"Taehyung-ah, gwenchana?" tanya Jimin karena melihat wajah Taehyung yang sedih.
"Tidak apa-apa, Jim," jawabnya dan tidak lupa memberikan senyuman manisnya.
"Baiklah kawan-kawan, masalah sudah selesai dan sekarang mari kita lanjut latihan," kata Hoseok bersemangat dan mendapat helaan napas dari Seokjin, Namjoon dan Yoongi.
***
"Bangun Misoo! Kau bisa terlambat jika tidak bersiap dari sekarang, ingat tanggung jawabmu!" Nayeon yang sudah berpakaian rapi dan akan pergi berangkat bekerja harus membuang waktunya hanya untuk membangunkan sang adik.
"Ne eonni ."
Sebenarnya Misoo tidak tega meninggalkan ranjang kesayangannya ini, namun demi kewajibannya yang harus bertanggung jawab atas masalah yang ia perbuat, jadi ia merelakan berpisah dengan sang kekasih--ranjangnya.
Misoo baru melangkahkan kaki menuju kamar mandi setelah kakaknya pamit pergi bekerja. Nyawanya masih belum terkumpul semua, namun ia masih bisa untuk berjalan ke kamar mandi dengan mata yang terbuka sedikit.
Misoo butuh waktu 30 menit untuk membersihkan diri. Diliriknya jam yang ada di dinding kamar. Dan ia bisa bersantai-santai dulu karena waktu yang ia miliki masih lama.
"Sebaiknya aku melihat berita di TV saja dulu," monolognya dan berjalan kearah ruang tamu dengan memakai pakaian biasanya.
Setelah menekan beberapa tombol untuk mendapatkan acara TV yang disuka, namun nihil tidak da acara TV yang ia sukai di sana.
Ia kembali menuju kamar untuk mengambil ponsel. Setelah mengambilnya, ia melihat jam yang tertera di sana. Waktunya kurang 1 jam lagi.
"Lebih baik aku dandan sekarang dari pada nanti telat," pikirnya.
Mengunakan dress yang sudah dipinjamkan oleh sang kakak dan tak lupa memoles wajahnya dengan beberapa kosmetik namun ia hanya memolesnya tipis-tipis. Ia tidak suka jika harus memakai make up yang berlapis-lapis. Toh, ia masih tetap cantik walaupun polesan make up nya tipis-tipis.
Sekarang dirinya sudah siap. Tak lama setelah itu, dering ponselnya berbunyi. Berisi pesan yang mengatakan sebentar lagi jemputnya akan datang.
Benar beberapa menit kemudian ada yang menekan bel rumahnya. Misoo membuka dan mendapati seseorang berpakaian serba hitam. Orang tersebut mengerti kalau Misoo tidak akan mengenalinya. Ia membuka masker yang digunakan dan sekarang Misoo bisa melihat siapa dia.
"Jimin oppa?"
"Ne," jawab Jimin dan tak lupa tersenyum sampai matanya hilang entah kemana.
"Kenapa oppa yang menjemput?" tanya Misoo heran, karena pasti agensi tersebut memiliki supir yang banyak. Tetapi kenapa yang menjemputnya adalah Jimin.
"Kau tidak suka jika aku yang menjemput mu?"
"Ani ... Bukan seperti itu maksud ku, hanya saja .... " Misoo memberikan jeda pada ucapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luck or Loss || [END]
Fanfiction[Cerita ini sudah direvisi, tapi masih jauh dari kata sempurna. Jadi kalau kalian menemukan typo, bahasa yang masih amburadul, dan kesalahan yang lain-lain. Itu karena saya masih belajar dalam hal kepenulisan.] Bagaimana perasaanmu pada saat bertemu...