"Hari ini, di jam ini, detik ini juga, aku menyatakan bahwa diriku positif mengidap penyakit bernama patah hati."
Suasana kampus sangat ramai siang itu, terik matahari seakan membakar kulit mahasiswa yang sedang sibuk mempersiapkan pensi hari terakhir di Glory University.
Di depan panggung sana, terlihat seorang gadis tengah sibuk mengkomando teman-temannya. Raut mukanya terlihat lelah dengan keringat mengucur membasahi pelipisnya.
Tak lama, seorang cowok mengenalan hoodie putih dan celana jeans biru menghampirinya.
"May, gue mau ngomong sebentar sama lo,"
Gadis itu menoleh sebentar kemudian membuang muka ke arah lain.
"Gue lagi sibuk, Barr! Gak ada waktu,""Pliss, sebentar aja, lo dengerin penjelasan gue dulu, May!" katanya memelas.
"Penjelasan apa lagi sih, hah? Apa lagi? Udah gak ada yang perlu di jelasin lagi, jadi mending lo pergi dan jangan gangguin gue!" ketus Maya dengan mata berkaca-kaca.
"Gue minta maaf, May. Gue mau lo balik lagi ke rumah gue, mama sama papa nyariin lo,"
Tak sadar air mata Maya turun membasahi pipinya, dengan cepat gadis itu menghapusnya dan segera menjawab, "Gue udah nyaman tinggal di apartemen, nanti biar gue ngomong sama om tante soal ini,"
Barra menatap lekat gadis di depannya dan menggengam tanganya erat. "May, gue mohon, balik lagi ke rumah, kalau pun bukan demi gue, lo balik demi mama papa gue, plisss!"
Maya melepas genggaman tangan Barra dengan kasar. "Gue nggak mau, Barr. Dan ini udah keputusan gue, jadi lebih baik lo tinggalin gue sekarang," katanya sambil berlalu meninggalkan Barra.
"May!" Barra meremas rambutnya, "shit! Kenapa lo nggak mau dengerin gue, May!"
0o0
"Barr, gimana lo sama Kak May?"
Barra melirik gadis di belakangnya melalui kaca spion, "Dia belum mau maafin gue,"
"Kok gitu sih? Emangnya kesalahan lo gede banget?"
Barra sedikit mengurangi kecepatan motornya.
"Gedean badan lo sih!"Cinta memukul punggung Barra kesal. "Ih, ngeselin lo! Gue kan nggak gendut, Barr!"
"Gak gendut tapi tembem!" ucap Barra terkikik geli.
Cinta memegang pipinya mencoba memastikan. "Masa sih?"
"Iya,"
"Serius?"
"Duarius,"
Cinta beralih merogoh tas bagian depan yang tadi sengaja ia pangku kemudian mengambil sebuah cermin.
"Ah bohong ya lo, gue gak segendut itu kali," katanya sambil mengamati wajahnya dari balik cermin.
Barra tertawa keras. "Lucu banget sih lo!"
"Tuh kan! Lo bohong, kan?"
"Satu kosong!" Barra tertawa sangat puas.
"Ih, Barra ngeselin! Awas aja nanti gue bales!"
Barra tersenyum penuh kemenangan. "Gue selalu siap menunggu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/155941561-288-k650078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BARRACINTA
Teen FictionBarra Adijaya, sosok lelaki tampan yang menutup dirinya soal cinta ataupun hubungan sejenisnya. Suatu kejadian telah membuatnya menutup hatinya bagi gadis manapun. Bukan hanya karena pernah terluka begitu dalam, tapi juga sebuah kata "janji" yang ma...