1

69 19 20
                                    

Aku berterimakasih pada bumi,
karnanya,aku dipertemukan denganmu.
Iya kamu,mahakarya indah sang pencipta yang berhasil mengisi kekosongan hatiku sejak pertama kali kita bertemu.

CINTA AURELIESYA

Suara riuh tepuk tangan penonton menggema memenuhi ruangan itu. Cinta Aureliessya, ya, gadis cantik dengan lesung pipit di kedua pipinya itu baru saja menuruni panggung. Dia baru saja selesai membawakan sebuah lagu karya musisi ternama indonesia, Virgoun.

Menjadi penyanyi di restoran bintang lima itu sudah menjadi kegiatan rutin Cinta setiap harinya. Bukan karna berasal dari kalangan tidak mampu seperti yang orang orang pikirkan, sama sekali tidak. Justru dia berasal dari kalangan atas, ayahnya seorang pengusaha terkenal di Jakarta. Namun itu semua tidak membuat Cinta menjadi gadis manja, justru dia gadis yang mandiri. Tidak pernah sama sekali memamerkan harta kekayaan orang tuanya kepada orang orang disekitarnya. Dia hanya ingin membantu, membantu, dan membantu, sebisanya, semampunya,
dengan uangnya sendiri, hasil keringatnya sendiri.
Seperti yang dia lakukan sekarang, menyanyi di salah satu restoran terkenal di pusat kota Jakarta, kota tempatnya lahir dan dibesarkan 17 tahun silam.

Sebuah tepukan lembut di pundaknya membuat gadis itu tersadar dari lamunan. Dia menoleh mendapati seorang pria paruh baya dengan setelan jas rapi itu tersenyum kearahnya.

"penampilan yang luarbiasa, Cinta. Pelangganku sangat terhibur dengan pertunjukanmu tadi. Aku sangat berterimakasih padamu, karena restoranku ini semakin hari semakin ramai saja karena ada kamu."

Cinta tersenyum atas pujian sang pemilik restoran.

"Terimakasih ,pak! Tapi bapak salah kalo menganggap saya penyebab restoran ini menjadi ramai. Itu tidak benar, pak. Restoran ini ramai karena memang tempatnya nyaman, pelayananya bagus, dan makananya juga enak. Itu yang membuat  pelanggan tidak bosan datang kemari."

Pria itu tertawa menanggapi ucapan Cinta.

"Kamu selalu saja merendah. Kamu harus mengakuinya, nak! Suara kamu memang sangat bagus! Sepertinya sebentar lagi kamu harus siap siap menghadapi fansmu yang minta foto."

Senyum ditambah dengan lesung pipit yang menghiasi wajah cantiknya itu sungguh perpaduan yang sangat sempurna.
"Tuhan sangat baik sama Cinta pak, makanya Tuhan menitipkan suara ini untuk Cinta."

Pria didepanya itu mengangguk tanda menyetujui ucapannya, kemudian merogoh salah satu kantong celana hitamnya dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna coklat.

"Ini upah kamu malam ini.". ucapnya sambil memberikan amplop itu kepada Cinta.

Cinta menerima amplop itu dengan antusias.

Sangat bahagia,itulah yang dirasakannya saat ini. Dia meraba amplop yang ada di tanganya itu. Terasa tebal sekali di genggamanya. Sepertinya isinya sangat banyak.

"Terimakasih Pak Johan,tapi maaf, apakah ini tidak berlebihan? Saya rasa jumlahnya terlalu banyak untuk satu malam, pak!"

Pria bernama Johan itu kembali tersenyum seraya mengusap kepala Cinta.

"Itu tidak ada apa apanya dibanding kontribusi besar kamu untuk restoran ini, nak! Anggap saja itu bonus dari saya untuk kamu. Kamu bisa memakai uang itu untuk membeli peralatan sekolah anak anak jalanan asuhanmu itu."

Ya, selama ini Cinta menggunakan uang hasil menyanyinya untuk disumbangkan ke anak jalanan. Cinta membiayai sekolah mereka agar tidak terus terusan menjadi pengamen di jalanan, membelikan  mereka pakaian yang layak tidak terlihat lagi pakaian robek tak layak pakai, memberi makan mereka agar mereka tidak mencari makanan di tempat sampah, makanan sisa orang, yang sangat tidak higienis. Sungguh, keadaan yang miris. Keadaan yang membuat Cinta terketuk hatinya untuk membantu mereka.

BARRACINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang