9

21 5 2
                                    

Jangan terlalu sibuk mengejar
Sampah busuk,
Jika pada akhirnya menyia nyiakan yang perlahan masuk.

Gadis itu tak henti hentinya mengecek handphone sambil berguling di atas kasur. Matanya sama sekali tidak mampu terpejam.

Setelah berdebat dengan Velisa di depan rumah tadi, gadis itu memilih segera masuk ke kamar dan menghubungi seseorang.

Puluhan chat sudah ia kirim, namun belum ada satupun yang dibalas. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak.

Kemana dia sebenarnya?

Apa dia baik baik saja?

Atau sedang ada masalah?

Atau dia sakit?

Beberapa pertanyaan itu muncul dalam benaknya. Tapi apa dia pantas untuk mengkhawatirkanya? Memangnya dia siapa?
Mungkin saja cowok itu memang tidak berniat untuk membalasnya. Mungkin saja, menurutnya chat itu tidak penting.

Tapi tidak bagi Cinta, balasan dari Barra sangat penting saat ini. Gadis itu benar benar khawatir, entah kenapa, dari tadi sosok Barra tidak bisa hilang dari pikirannya.

Selain itu, gadis itu juga khawatir bila terjadi apa apa dengan Maya, kakak kelasnya itu. Sebenarnya niatnya ingin menghubungi Maya, tapi ia takut mengganggu.

Lama berkutat dengan pikirannya, suara dentingan handphone membuyarkan lamunannya.
Cinta segera melihat notifikasi yang tertera pada layar hp nya, dan benar saja, nama Barra tertera disana.

Dengan senyum merekah gadis itu segera membuka pesan Barra.

BARRA
Lo sebenernya manggil siapa sih? Nama gue BARRA, R nya dua, bukan BARA, itu bukan gue, Cinta.

Cinta mendesah pelan. Bisa bisanya cowok itu masih mempermasalahkan nama ditengah kekhawatirannya?
Benar benar cowok tidak peka.
Segera Cinta mengetik balasan untuk Barra.

Maaf gue salah ngetik tadi.
Tapi nama kontak lo gue tulis bener kok.
Oh ya lo kok tau kalo gue Cinta?
Lo cenayang?

BARRA
Lo bego apa gimana? Jelas jelas profilnya foto lo.

Yaudah sih maaf. Kan gue gak tau.
Btw gimana,
udah ketemu Kak Maya?

Terus lo baik baik aja kan?

Send. Pesan terkirim. Cinta masih sangat antusias menunggu balasan dari Barra.

1 menit....

2 menit....

3 menit....

10 menit...

Belum juga ada balasan dari Barra. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Apa dia sudah tidur?

Tapi tidak mungkin. Baru saja Cinta mengecek room chat nya bersama Barra, cowok itu masih online, apa Barra sedang sibuk? Ah, sudahlah. Cimta pasrah, mungkin memang dia tidak penting bagi Barra.

Cinta menghela napas berkali kali, berusaha tetap tenang. Walaupun sebenarnya, di lubuk hatinya yang paling dalam gadis itu kecewa.
Kecewa, karena Barra mengabaikan chat nya, padahal Cinta sudah menunggu lama. Padahal, gadis itu berharap ada balasan lagi dari Barra. Ingin sekali rasanya ia chatting lama dengan Barra. Tapi sepertinya itu hanya mimpi Cinta. Sepertinya gadis itu harus segera bangun agar mimpinya tidak semakin jauh.

BARRACINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang