2.

595 26 0
                                    


...•oOo•...

Sepulang dari butik, Ega langsung melajukan mobilnya ke rumah sang kakak yang mana sebelumnya ia sempatkan mampir ke toko mainan yang ada didekat butiknya. Rumah sang kakak dapat ditempuh selama satu jam dari butiknya. Tujuannya kesini karena Ia ingin berkonsultasi dengan sang kakak mengenai permintaan almarhumah sang bunda.

Saat ini Ega sudah berada di halaman rumah sang kakak. Rumah bergaya minimalis modern dengan cat berwarna abu-abu dengan perpaduan warna putih dibeberapa bagian. Serta rumput-rumput hijau yang sengaja ditanam disebelah kanan rumah yang difungsikan sebagai taman mini bermain ponakannya,Alva dan Tara. Ketika Ega hendak mengetuk pintu,tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seorang anak lelaki yang berumur 5 tahun. Anak lelaki itu langsung memeluk Ega dengan erat.

"aunty Ega.." ucap anak laki-laki tersebut.

"Assalamualaikum, Prince" Ega tersenyum menyambut sapaan ponakannya.

"Waalaikumsalam.."

"ibu dimana? Dek Tara mana?"

"itu ada didapur, buat kue"

"wah.. Enak sekali, Ayo kita susul mereka.kita makan kue nya" ajak Ega.

"hm. Aunty, itu yang aunty bawa apa?" Alva menunjuk bingkisan yang dibawa tenteng oleh Ega.

"oh iya, aunty hampir lupa. Ini aunty beli mainan baru buat Alva sama Tara. Nanti kasihin dek Tara ya" Ega menyerahkan bingkisan tersebut kepada Alva dan disambut dengan senang olehnya.

"ok,let's go" mereka berjalan menuju dapur.

Disinilah Ega merasa nyaman, bersama keluarga memang selalu menjadi hal yang menyenangkan baginya. Keluarga adalah tempat keluh kesah terbaik setelah sahabat. Ega hanya akan melarikan diri kepada sahabat atau anggota keluarganya ketika ia sedang banyak pikiran atau sebagainya.

"Assalamualaikum" Ega menyapa seorang wanita yang sedang memotong kue dan melihat punggung gadis kecil yang sedang memandangi kue dihadapannya seraya memegang sendok di tangan kanannya.

"Waalaikumsalam.." jawab sang kakak. Namun, ponakannya yang baru berusia enam belas bulan itu masih fokus melihat kue yang dipotong sang ibu, sehingga tidak menyadari kedatangan Ega. Membuat Ega mendekatinya dan berbisik disebelahnya.

"Assalamualaikum, ponakan tante yang cantik"

"waayaikumcayam.. Te ga?"gadis kecil itu menoleh dan terkejut melihat Ega.

"Hallo, Tara. Tara lagi liatin apasi?" Ega mengangkat tubuh gadis kecil yang memanggilnya te ga.

"tu iat bu otong ue nyak" jawab Tara dengan kecadelannya.

"wah tante Ega mau juga dong kue nya"

"gak oleh" jawab Tara membuat Ega mencubit pipi gembulnya.

"ayo Ga bawa kedepan aja" ucap mbak Ayu menginterupsi.

Kini ia dan mbak Ayu sedang duduk dibangku panjang yang ada ditaman mini,dan Alva yang sibuk dengan mainan barunya, sedangkan Tara sedang menikmati kue yang baru dibuat oleh ibunya.

"Ada perlu apa ga? Tumben maen" mbak ayu membuka percakapan.

"lagi pingin nenangin pikiran mbak"

"banyak kerjaan ya dibutik?" mbak Ayu bertanya seraya mengunyah kue.

"bukan tentang kerjaan mbak,tapi tentang perkataan bunda sebelum beliau meninggal" jawab Ega dengan tenang.

"memangnya bunda bilang apa?"

"aku disuruh nyari sahabatnya namanya Yashinta"

"lalu apa masalahnya?"

"masalahnya aku gak tau alamat sahabat bunda itu mbak. Bunda cuma bilang kalau Yashinta itu rumahnya di Surabaya, memangnya aku harus nyari kemana? Surabaya itu luas bahkan menurut sebuah artikel yang baru-baru ini aku baca, Surabaya itu lebih luas dua kali lipat dari negara Inggris!" Ega menghembuskan napasnya.

"Surabaya? Jauh juga ya, Memangnya kalau udah ketemu sahabat bunda kamu disuruh ngapain?"

"ngasih ini" Ega merogoh handbag dan mengeluarkan surat yang seminggu lalu diberikan bundanya.

"surat apa ini?" Mbak Ayu memegang surat tersebut. Dan dijawab dengan anggukan oleh Ega.

"gak tau mbak, tapi sepertinya penting. Sampai-sampai bunda menyempatkan untuk mengamanahkan surat ini didetik terakhir hidupnya"

"lalu, setelah itu bunda berkata apa lagi?"

"kata bunda,aku harus nurut sama keputusan yang diambil tante Yashinta,aku bingung kak Sebenernya apa isi surat itu sampe bunda menyuruhku untuk menuruti perkataan orang yang bahkan aku gak kenal. Aku takut tante Yashinta itu menyalahgunakan surat itu"

"hush, gak boleh suudzon dulu lah Ga. Yakin aja kalau bunda gak bakal ngasih hal yang buruk buat putri-putrinya. nanti mbak tanya sama Om Toro atau temen-temen bunda yang lain. Kali aja mereka bisa bantu"

"hm iya mbak,makasih buat solusinya.. Semoga semua akan menemui titik temu"

"udah dong jangan murung terus. Mana wajah cantik adik mbak? Senyum dong"Ayu menggoda adik semata wayangnya yang kini merupakan satu-satunya anggota keluarganya yang tersisa.

Ayu dan Ega terpaut usia 5 tahun,mereka mempunyai kepribadian yang sedikit kontras mengenai beberapa hal. Contohnya Ega mempunyai sifat mudah cengeng sedangkan Ayu sangat berani. Lalu tentang Ayu yang sangat pandai berbahasa inggris berbeda 180 derajat dengan Ega yang sangat membenci mata pelajaran tersebut. Bahkan sejak ia masih duduk dibangku sekolah, bahasa inggris tak pernah absen dari daftar remidial. namun meski mempunyai kesukaan yang berbeda, keduanya cukup akrab. Mereka akan saling curhat,menasehati bagaikan dua orang dalam hubungan persahabatan.

Mereka pun kembali berbincang ringan, tak jarang pula mereka tertawa hanya karena hal-hal kecil.

...•oOo•...

Mei'19

Pernikahan Tak Diinginkan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang