4.

449 23 0
                                    


...•oOo•...

Suasana restoran yang tidak terlalu ramai membuat ketiga sahabat itu leluasa memilih tempat duduk. Akhirnya mereka memilih untuk duduk di pojok ruangan.

Zizi sibuk membolak-balik daftar menu untuk memilihkan menu makanan yang akan mereka makan, sedangkan Ega dan Naina sibuk berbincang.

"Gue ke toilet bentar ya" Ega bangkit dari duduknya.

Ketika sedang berjalan menuju toilet. Namun, tiba-tiba Ega merasakan khimar yang ia kenakan tertarik kebelakang hingga hampir terlepas jika ia tak sigap memegangi khimarnya.

"Astaghfirullahaladzim.." Ega mengaduh seraya memegangi khimarnya. Lalu berbalik badan melihat seorang wanita yang setinggi dirinya berhenti.

"Maaf mbak, khimar saya tersangkut"

"Yaampun, makanya lain kali kalau pakai kerudung jangan panjang-panjang dong" Wanita dengan pakaian minim berwarna merah mencolok dengan menampilkan belahan dadanya, berkata ketus membuat beberapa orang yang lalu lalang memerhatikan mereka.

"Maaf mbak" ucap Ega.

"aduh ini gimana ngelepasnya"Wanita tersebut berusaha melepaskan kancing tasnya pada khimar Ega.

"Sini mbak biar saya bantu" Ega bermaksud ingin membantu agar khimarnya bisa segera terlepas. Namun tiba-tiba tangannya dihempaskan oleh wanita tersebut.

"Gak usah pegang-pegang! Nanti tas gue lecet" seketika Ega terdiam mendapat bentakan dari wanita itu.

"Babe, kok kamu lam- loh, ada apa ini?" terdengar suara barinton dari belakang Ega.

"Tas aku nyangkut di kerudung wanita ini, sayang" ucap wanita itu dengan nada manja.

"Sini, coba aku yang lepasin" Pria yang tadi dibelakangnya sekarang sudah berada didepannya. Pria berambut gondrong dengan bulu-bulu halus disekitar dagunya itu sibuk memegangi kancing tas dan khimar Ega.

Beberapa menit kemudian, sangkutan tersebut tak kunjung berhasil terlepas.

"gimana sayang?"

"sepertinya sulit babe, ini antara kancing tas kamu yang bakal rusak atau kerudung mbak ini yang harus dirusak"

"yasudah, rusak saja kerudungnya" ucap wanita tersebut. Membuat Ega membulatkan matanya, Dan kini pria dihadapannya menatap Ega seperti meminta persetujuan. Ega terdiam menatap mata pria tersebut sebelum akhirnya ia beristighfar dan menunduk.

"iya, rusak saja khimarku daripada tas mbak yang rusak"

Setelah mengatakan persetujuannya, pria tadi menarik khimar Ega hingga terdengar suara robekan yang cukup keras. Ega hanya bisa menutup matanya.

"Akhirnya, Tas ku gak jadi rusak"

"yaudah, yuk sayang. Nanti kita telat" wanita tadi segera berlalu dengan menggandeng tangan pria yang Ega yakini sebagai pacar wanita tersebut.

Tanpa mengucapkan kata maaf, mereka langsung melenggang pergi meninggalkan Ega.

"Sabar ya mbak, saya heran kenapa sih wanita itu marah-marah seperti tadi? Saya tadi liat jelas mbak itu yang gak liatin jalan, malah asik mainan ponsel" ucap seorang wanita berambut sebahu dengan seragam merah hitam yang Ega yakini sebagai pegawai restoran ini.

Ega hanya mengangguk dan menghembuskan napasnya segera mempercepat jalannya menuju toilet.

Didalam toilet Ega tak kuasa menahan air matanya yang sedari tadi memberontak ingin keluar. Ega menunduk, mengusap air matanya.

Ega menangis bukan karena khimarnya disobek, namun ia menangis karena status khimar ini yang dihina dan dianggap seolah tak penting.

Setelah selesai, Ega segera kembali bergabung dengan sahabatnya.

"Aduh Ga, lo lama banget sih. Lo mules ya?" Zizi bertanya setelah Ega duduk dibangkunya. Ega menggeleng sebagai jawaban pertanyaan Zizi.

"Ga, lo nangis? Kenapa?" tanya Naina yang ternyata menyadari bekas air mata dipipi Ega. Zizi pun akhirnya memandang Ega. Menelisik dari atas hingga bawah.

"ini khimar lu kenapa sobek Ga? Kok bisa sih? ada apa Ga?" Zizi melihat bagian belakang khimar yang dikenakan Ega sobek cukup lebar.

"Engga kok, cuma insiden kecil aja tadi"

"jawab Ga, siapa yang ngelakuin?" Zizi memegangi kedua bahu Ega.

"gue yang ngelakuin"

"bohong"

"beneran"

"terus kenapa lu nangis?" Tanya Naina.

Karena terus didesak, dengan berat akhirnya Ega menceritakan kejadian tadi. Membuat mereka mengabaikan waiters yang datang membawakan pesanan mereka.

"memang tas apa sih yang dibawa wanita itu? Berapa sih harganya? Penasaran gue" Zizi geram setelah mendengar penuturan Ega.

"Lo tau kemana mereka pergi?" tanya Naina.

"engga, gue langsung ke toilet"

"kenapa tadi lo gak nelpon gue? Biar gue langsung nemuin lo dan gue cabik-cabik mulut wanita itu" kini Zizi benar-benar dalam mode marah.

"udahalah Zi, gue bisa ganti khimar kok nanti dibutik"

"bukan masalah khimar Ga! Gue tau lo nangis bukan karna khimar lo dirusak, lo nangis karna sikap wanita itu yang gak menghargai khimar ini. Awas aja kalau orang itu ketemu gue"

"udah-udah, mending kita makan dulu. Makanan kita udah nunggu daritadi" Naina menengahi pembicaraan Zizi. Merekapun segera menyantap makanan yang sudah terhidang dihadapan mereka.

...•oOo•...

Mei'19

Pernikahan Tak Diinginkan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang