...•oOo•...Hari ini seharusnya aku pergi kerumah tante Shinta untuk memberitahu keputusanku. Namun, sejak semalam tubuhku demam bahkan hingga sekarang aku masih setia berbaring diatas ranjang. Sedangkan Zizi bersiap untuk pergi keluar untuk membeli obat ke apotek.
Gadis itu panik ketika subuh tadi mengetahui suhu tubuhku tak kunjung mereda, lalu dengan segera ia mengopresku.
"Lo gak usah bangun dulu dari situ, Gak usah ngapa-ngapain. Tunggu gue pulang" Zizi sedang membongkar tasnya untuk mencari dompetnya.
"Itu bawa dompet gue aja Zi"
"Sebentar ih. Ini dompet gue ngumpet dimana sih?"
"Mungkin lo lupa naruhnya, Zi"
"engga, Ga. Gue inget naruh didalem tas ini. Ah udahlah, gue bawa dompet lo aja. Nanti gue cari lagi dompet gue. Tenang, nanti duit lo gue ganti"
"Inget, jangan kemana-mana! Tiduran aja. Gue gak bakalan lama" Ucap Zizi diambang pintu yang sedetik kemudian menghilang dari pandanganku.
Aku tersenyum melihat reaksi Zizi yang begitu khawatir. Sahabatnya itu memang aneh menurut banyak orang. Namun, menurutku Zizi adalah orang yang sangat baik. Ia memang ceplas-ceplos jika berbicara, kadang-kadang sok tegar, dan bisa menjadi sosok gadis angkuh tak tersentuh jika sedang dalam mode marah. Kalian Ingat reaksinya ketika aku menangis direstoran bulan lalu? Ya, begitulah Zizi.
Namun, dari semua sifat dan sikapnya ia adalah sosok yang sangat perhatian dan bisa menjadi overprotective jika melihat orang-orang terdekatnya sakit. Seperti sekarang.
Ting tong
Ting tong..
Bel berbunyi, mataku yang baru saja tertutup harus kembali terbuka.
Apakah apotek berada sangat dekat dengan apartemen kami sehingga Zizi sudah kembali? Atau tanpa ku ketahui, didalam gedung apartemen ini memang menyediakan apotek mini?
Ting tong..
Ting tong..
Aku memaksakan bangun hendak membuka pintu apartemen. Dengan tergopoh-gopoh aku mengambil khimar ku yang semalam kuletakkan disofa lalu berjalan menuju pintu.
Ketika sudah membuka pintu, berdiri wanita yang ingin kutemui hari ini, Tante Shinta. Dan.. Menantunya.
"Assalamualaikum, sayang" Tante Shinta menyunggingkan senyumnya.
"Waalaikumsalam, tante. Silahkan masuk. Farah tidak ikut tan?" Aku sedikit terkejut sebelum akhirnya mempersilahkan tante Shinta dan menantunya masuk. Untung saja tadi sebelum pergi, Zizi sempat membersihkan apartemen mereka.
"Farah kuliah, nduk"
Kuliah? Ooh mungkin Farah sedang menempuh pendidikan Strata II.
"Tante tahu darimana Ega di apartemen ini"
"Oh itu tadi awalnya tante mau pergi ke apartemen anak tante yang disini juga. Tapi pas dibawah gak sengaja ketemu temen kamu terus tante tanyain, ternyata kalian nyewa apartemen disini"
"Ooh.."
"Kok wajah kamu pucat? Kamu sakit ya, nduk? "
"Hanya demam tante. Tante, mau minum apa?"
"eh, Gak usah repot-repot sayang. Tante kesini rencananya ingin mengajak kamu jalan-jalan sekalian kamu lebih kenal sama anak tante ini" Tante Shinta melirik pria disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Tak Diinginkan ✔
Romance"Ma, ada apa memanggilku?" suara bariton terdengar membuat Ega mendongakkan kepalanya. "Bawa istrimu ke kamar" "Ayo" Azet mengulurkan tangannya kepada Ega. Setelah uluran tangannya diterima, Azet hendak berjalan sampai akhirnya sang Mama kembali...