***
Ditengah perjalanan pulang, Al curiga ada yang kurang dari "paket lengkap" nya. Helm tanpa kaca, kacamata, jaket jeans usang, ikat pinggang kulit, novel di kantung jaketnya, tumbler, dan... yap, mp3nya.
"ya gusti!"
Dia baru sadar mp3nya terjatuh saat Senja menabraknya tadi.
Sialan. Al bergumam.
Al memutar balik motor, dan langsung menancapkan gas motornya. Dengan harapan mp3 itu masih ada di tkp.
Bagi Al, benda itu sangat berharga, itu pemberian dari almarhum kakaknya.*
Sampai di parkiran, dia bergegas menuju ke tempat itu, langsung mencari mp3nya. Dan, tentu saja, dia tidak menemukannya, sebab saat ini mp3nya sedang bersama perempuan nomor satu di kampusnya, Senja.Oh tuhan beruntungnya mp3 itu!
*
Al tidak dapat menemukan benda yang menjadi warisan kakaknya, dia terduduk dan menghujat dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga mp3 itu."ceroboh! tolol! aku adalah defenisi dari kedua kata itu!"
Dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas kehilangan benda yang spesial itu.
Beberapa menit kemudian, dia memutuskan pergi ke "entah kemana",
kebiasaan Al jika pikirannya sedang kacau, dia pergi mengandarai motornya, tanpa tujuan, hingga pikirannya tenang kembali.***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.