18. Persimpangan

363 32 16
                                    


***

20.50

Al masih dalam perjalanan kembali, tiba-tiba saja handphone yang disimpan di jaketnya berdering, nadanya menunjukan ada telefon masuk.
Al menepi, mematikan mesin motornya dan mengangkat telfon yang ternyata itu telfon dari Ico.

"Halo co, ada apa?"

"Udah sampe mana?" Ico balik bertanya.

"Udah di perbatasan, mau masuk ke kota" jawab Al.

"Bisa duduk bentar gak di warung mas panca?" tanya Ico.

"Ohyauda aku langsung gerak kesana aja" kata Al sambil memutar kuci motor ke arah ON.

"Ga pulang dulu? mandi?" tanya Ico

"Baru kenal aku ya bos?" Al balik bertanya.

"Ahahahaha ngetes aja, manatau kesurupan duta sabun mandi" jawab Ico.

"Bacot,
aku gerak kesana dulu co" kata Al

"Tai.
Yauda hatihati cuy, aku nganter senja sek" balas Ico.

"Oke bos" jawab Al.

Al memasukan kembali hpnya, kemudian melihat jam ditangan kirinya, memperkirakan pukul berapa dia akan sampai di warung mas panca.

  "Jam setengah sepuluh sampai..
Kecepatan normal,
Oke, lanjut lagi.." Al berbicara sendiri sambil mengelus tangki motornya.

Al kembali menghidupkan mesin motor dan kembali mengendara.
Masuk ke kota, jalanan mulai ramai. Mulai terlihat bangunan-bangunan yang menjulang tinggi, lampu lalu lintas yang mengatur persimpangan jalan, kendaraan-kendaraan mewah, dan hal-hal lain yang menunjukkan ciri khas perkotaan.
..
Lampu lalu lintas di persimpangan menunjukan pertanda bahwa Al harus berhenti sejenak.
Tepat di depannya ada dua motor, yang satu terlihat seperti karyawan kantor yang baru saja pulang karena kerja lembur, dan motor satunya lagi dua orang pemuda dengan penampilan seperti preman. Tanpa pengaman kepala, tato disekujur lengan, kalung rantai di leher dan gerak gerik mencurigakan yang sangat kontras di mata Al.
Ia memperhatikan keduanya. Ada yang tidak beres, pemuda yg duduk dibelakang terlihat sangat mencurigakan. Dari pergerakannya terlihat pemuda itu terlalu memperhatikan pengendara motor disampingnya.
Al mengganti objek pandang ke pengendara motor satunya, dia mencari tau apa yang menjadi daya tarik pria paruh baya itu terhadap kedua pemuda bertato di samping mereka, dan dia baru sadar kalau dompet si karyawan, separuh "nongol" dari kantong belakang celananya, satu guncangan kecil karena polisi tidur, dompet itu pasti akan jatuh, begitu batin Al.
Tidak mau ada hal buruk terjadi, Al berniat untuk memberitahu karyawan itu agar berhati hati. Dia maju, mendekatkan motornya di samping kanan si karyawan. Baru saja dia berhenti, dua pemuda tadi pergi begitu saja, menerobos lampu lalu lintas yang masi menunjukan isyarat untuk berhenti, "Dompetnya!" batin Al menduga, ia memundurkan motornya, memastikan dompet yang tadi dilihatnya masih ada disana atau tidak. Dan, benar saja dugaan Al, dompetnya tidak ada lagi, "Sialan!"  batinnya.
Tanpa pikir panjang Al menancap gas motornya, menerobos lampu merah dan mengejar dua pemuda tadi dengan kecepatan tinggi. Spidometer motornya menunjukan kecepatan 80km/jam, sangat cepat untuk jalanan ramai diperkotaan, dan usahanya tidak sia-sia, ia kembali melihat dua pemuda tadi mengendarai motor juga dengan kecepatan tinggi. Benar saja, dompet bapak karyawan tadi sedang dipegang oleh salah satu kedua pemuda itu "Dapat kau bajingan!" kata Al geram.

Al menambah kecepatan motornya, sangat cepat, dia hampir mendekati targetnya

"Woy berenti kau!!" Al berteriak ke dua pemuda itu, keduanya terkejut melihat ada seseorang yang mengetahui tindakan mereka, sontak mereka menambah laju motornya.
..
Masih dalam pengejaran, Al melihat kurang lebih 100 meter di depan ada persimpangan, dia berharap semoga saja di simpang itu banyak kendaraan yang melintas, dengan begitu kedua pemuda yg sekarang sedang dikejarnya bisa menurunkan kecepatan mereka.
Dan keadaan sepertinya berpihak kepada Al, semakin dekat dengan persimpangan, Al melihat lampu lalu lintas menunjukan lampu merah, artinya kedua pemuda tadi akan berhenti di persimpangan jalan.
Namun, simpang itu terlihat sangat sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang melintas, dan juga kedua pemuda itu tidak menunjukkan pertanda berhenti, kecepatan motornya sama sekali tidak menurun.

"Aku gabakal biarin kalian lolos!" kata Al geram, dia menambah kecepatannya walaupun lampu lalu lintas didepannya sedang merah.

Al tepat di belakang kedua pemuda itu, kurang lebih berjarak 10 meter, dengan kecepatan 80 km/jam, sekarang ini pikirkan Al dipenuhi dengan niat menghentikan motor didepannya, menghajar kedua pemuda itu, dan mengembalikan dompet si bapak karyawan.

Al sudah sangat dekat, kini posisinya tepat disamping pemuda yang sedang memegang dompet karyawan tadi,

  "Berenti kau asu!" Al berteriak dan menatap tajam kedua pemuda itu.

Namun, tiba-tiba saja kedua pemuda itu menurunkan kecepatannya dengan cekatan, seperti ada satu tembok besar didepannya. Al terkejut dan mengganti sorotan matanya ke arah depan, dia kaget melihat seorang wanita tua dan anak kecil yang digandengnya menyebrang jalan di susunan garis zebracross, sontak al mengerem ban depan dan ban belakangnya bersamaan sampai ban motornya mengeluarkan asap dan suara gesekan dengan aspal. Tidak cukup, motornya terlalu kencang!Tanpa pikir panjang Al begitu saja membelokan motornya ke arah kiri jalan, motornya tidak stabil, Al kehilangan kendali, dan..

Gubrakkk!!!

Al kehilangan kendali dan menabrak trotoar di sisi jalan, motornya berhenti begitu saja, dan Al,...
Al tercampak kedepan, kepalanya terbentur batu, darah mengalir dari kepalanya.
Al tidak sadarkan diri, terbaring di pinggir jalan. Pengendara lain yang sedang berhenti di Persimpangan segera mendatangi Al,

"Panggil ambulan!! Cepat!" kata salah satu pengendara.

Beberapa pengendara lainnya seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi.

"Biarin aja, biar mati sekalian, anak muda bawa motor emang selalu ugal ugalan! Biarin aja biar kapok!" kata pengendara lainnya yang hanya melihat dari kejauhan.

Tak lama ambulan datang, Al diangkat kedalam mobil ambulan dan dibawa ke rumah sakit terdekat.

***

21.20
Di lain tempat,
Senja baru saja sampai di kosannya,

"Haaaaahhhhh capee..." ia merebahkan badan ditempat tidurnya, memejamkan mata dan membiarkan pikirannya melayang sejauh mungkin. Terbayang olehnya semua keindahan ciptaan Tuhan disore hari tadi; ombak, laut, pasir putih nan bersih, matahari terbenam dan....Al.

"Al...
Apa benar selama ini aku salah menilaimu?" lirih Senja sambil membuka matanya.

Pelukan Al dikala senja tadi seolah merubah segala pandangannya terhadap Al, semua omongan orang-orang tentang sisi buruk Al begitu saja diragukannya setelah dibuat nyaman oleh pelukan "reflek" seorang ketua mapala, mahasiswa paling dihindari di kampusnya.

"Mp3nya sudah aku balikin, aku udah minta maaf, dan...
Huuhhhhh, akhirnya kelar juga masalah ini...
Apa setelah ini aku gabakal ketemu sama dia lagi ya? Ahh kenapa mikirin dia sih", ucap Senja sedikit kesal dengan dirinya sendiri sembari menarik selimutnya dan tidur untuk mengakhiri hari pencarian Al.

***

Bersambung...
.
Halo kawan!

Cerita ini masih butuh banyak kritik, aku tunggu dikolom komentar ya, hehe..
Jangan lupa vote juga!
Terimakasih!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang