***
Waktu sudah menunjukan pukul 14.30, tiga jam lebih Al mengendarai motornya, mengikuti kemana jiwanya membawa raganya pergi.
Disepanjang perjalanan, pikirannya selalu tertuju ke kakaknya. Kakaknya meninggal dua tahun yang lalu akibat sakit leukimia yang dideritanya sejak usia remaja. Kakak Al adalah seorang musisi dalam masa merintis yang penuh bakat, dia menciptakan beberapa lagu yang enak didengar oleh banyak telinga. Beberapa kali penerbit datang menawarkan jasanya, namun kakak Al menolak semua tawaran dan memilih untuk menjadi musisi indie. Dia tidak mau karyanya dibatasi oleh pihak penerbit, dia ingin menjadi musisi yang mandiri, bebas dan merdeka. Kakaknya juga menjadi inspirasi Al untuk bisa menjadi diri sendiri, menjadi apa yang Al mau, menjadi tuan atas dirinya sendiri.
Mp3 portable yang diberikan kakaknya, adalah sesuatu yang sudah disediakan kakak Al untuknya. Didalamnya ada rekaman berupa pesan dan nasehat untuknya, juga ada beberapa rekaman lagu ciptaan kakaknya, dan juga ada lagu lagu indie lainnya yang banyak menjadi inspirasi hidup Al. Itulah kenapa Al mendadak membenci dirinya sendiri ketika dia menghilangkan benda warisan kakaknya itu.*
Semakin jauh dia pergi, angin yang menamparnya semakin kencang. Al tau, ini bukan angin yang menunjukkan kalau cuaca sedang tidak berpihak kepadanya, ini bukan angin pertanda hujan. Al mengenali angin ini, angin yang membawa aroma khas dari tempat yang ia sukai. Al sudah tau tujuannya sekarang, tempat dimana dia bisa melihat salah satu keindahan dari ciptaan Tuhan.
Al bersemangat dan sorotan matanya kini diperluas, dia lebih memperhatikan objek dalam skala jarak yang jauh."nah itu dia!"
Wajahnya yang tadi menunjukkan kekecewaan atas dirinya sendiri, kini sudah berubah menjadi wajah yang menang.
Pantai, laut, pohon kelapa dan pasir putih, adalah tokoh utama yang berperan dalam bahagianya Al kali ini.
Al sampai dan mencari tempat yang nyaman untuk temannya itu, dia berjalan menyusuri pantai dan berhanti tepat dibawah sekumpulan pohon kelapa."Terimakasih alam, terimakasih semesta, kalian memulihkanku lagi". Batin Al dengan senyuman lebar di wajahnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.