***
Diwaktu yang sama, Senja baru saja selesai menunaikan kebiasaan tiap paginya--mandi. Berbeda dengan Al yang hanya mandi setiap bulan purnama tiba. Dia masih berbalut handuk dan berdiri di depan kaca didekat meja belajarnya. Senja memandangi wajahnya sendiri sambil benyanyi kecil, menyanyikan lagu fana merah jambu, karya fourtwenty, band indie favorit Senja.
Mulutnya bernyanyi sementara tangannya meraba meja belajar, berusaha mencari pelembab kulit yang menjadi syarat hidup bagi setiap perempuan setelah selesai mandi,"Eh," Senja baru saja menyadari keberadaan mp3 Al yg berada di atas meja kamarnya.
"Arrgh merepotkan! Sekarang aku harus balikin benda ini ke dia, ck!"
Rasa kesal datang begitu saja, Senja hanya ingin menghindari ketua mapala dikampusnya itu, mahasiswa yang paling dihindari di kampus.
Otaknya masih didominasi oleh omongan Joni kemarin, yang seolah menggambarkan segala keburukan Al selama di kampus.
"Lagian jaman sekarang masih aja pake yg kaya beginian, ketinggalan jaman banget dah tu anak"
Dibalik kesalnya, terselip sedikit rasa penasaran, dia mengambil headphone dan memutar lagi dari mp3 Al.Di depan teras rumah
Fana merah jambu
Ku berdua...
Momen momen tak palsu
Air tuhan turun
Aromamu...
"Tersalurkan...aliran syaraf buntu..martin tua...media pembuka... " Senja ikut bernyanyi,
"Selera musiknya bagus ternyata, gayanya kayak anak rock, selera musiknya indie. Dasar aneh," Senja memuji selera musik Al yang sama seperti dirinya. Terlebih lagu itu adalah lagu favoritnya sendiri.
Senja terus mendengarkan beberapa lagu yang membuat telinganya nyaman sampai dia lupa untuk memakai pelembab kulitnya.
Tiba tiba Senja merasakan ada yang aneh ditelinganya, dia mendengar ada suara lelaki yg sedang bersiap menyampaikan sesuatu, dan itu bukan bentuk lagu.Ehm..ehem..
Oke,
Al, adikku...
Kalau kau sedang mendengarkan ini..
Sudah bisa dipastikan aku sudah terkubur di dalam tanah..
Iya silahkan, kali ini aku mengizinkanmu menangis, menangislah..
Adikku, ingat. Semua yang memiliki nyawa pasti akan mati. Semua yang memiliki bentuk, pasti akan hancur, musnah.
Aku tidak benar-benar pergi,
Sebenarnya itu bukan aku yang kemarin mati, aku sedang di belakangmu sekarang.
Hahahaha, pasti kau barusan lihat belakang kan huahahahahaha, goblok! Ahahahaha...
Ingat dik, silahkan sedih, tapi tidak untuk terlarut didalamnya,
Kau harus bisa jadi apa yang kau mau, pastinya orang orang hebat!
Ingat, pilihan hidup manusia hanya ada dua, jadi tuan atas dirimu sendiri atau melawan.
Segitu aja,
Sudah ya,
Aku menunggumu di surga. Adikku, Al.Senja memaknai setiap kata yang terdengar ditelinganya, hatinya menuntut pikirannya untuk merasakan apa yang Al rasakan ketika kakak Al meninggal. Dan, tanpa dia sadari, air matanya jatuh membasahi pipinya.
"Al..."
"Pasti dia sedang mencari ini, aku harus segera mengembalikannya!"
Senja segera bersiap, bergegas menuju ke kampus, mencari dimana Al berada.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.