***Al segera masuk, dia mengangkat telfon yang ternyata itu adalah telfon dari Ico, sahabat Al yang mengetahui seluk beluk dirinya lebih dari siapapun, bahkan melebihi bundanya sendiri.
Ico kuliah di kampus yang sama dengan Al, mereka terbiasa bersama mulai dari mereka umur 4 bulan, itu dikarenakan bunda Al dan mama ico juga bersahabat baik."Woy, cepat ke kampus, darurat ini! , aku tunggu kau di sekret mapala! Buruan! "
Tanpa pertanyaan apapun, dan tanpa sepatah katapun Al langsung bergegas bersiap pergi ke kampus, tanpa mandi.
Al dan Ico sudah hampir 19 tahun bersahabat, dia tau betul jika Ico mengatakan "darurat", itu berarti ada peristiwa yang memang darurat. Satu tahun yang lalu misalnya, Ico mengirim pesan singkat yang penuh makna bagi Al,
"Al darurat ni, ditungg.."
Ico hanya mengirim pesan seperti itu, pesan yang terlihat dikirim dalam keadaan yang rumit, keadaan yang terpojokkan, karena isi pesan itu sangat "ngegantung". Al berusaha menghubungi Ico, usahanya percuma karena nomornya tidak dapat dihubungi.
Dengan cepat Al melacak Ico, batinnya mengatakan pasti anak ini lagi bermasalah.
Al mengetahui lokasi Ico dan mempesiapkan pasukan tempurnya untuk berjaga jaga. Gio, Val, dan Kecap. Ke-empat manusia ini memiliki latar belakang yang "menakutkan", cukup untuk membubarkan satu hingga dua lusin orang.**
Al sampai di sekret mapala. Dia melihat suasana disekitar, tidak ada bentuk bentuk pasca kejadian kekerasan,
Ico aman. Batinnya"Al!"
Seseorang memanggil dengan suaranya yang terdengar tua, dan ternyata itu pak Joko, petugas kebersihan kampus.
Pak Joko setengah berlari menghampiri Al,"Santai pak, gak perlu lari, saya gak akan lari kok" Al bercanda sembari memegang pundak pria tua yang baru saja menghampirinya itu.
"anu Al, Ico tadi titip pesan, katanya dia tunggu kamu di ruangan buk Tyas" pak Joko menjelaskan.
"ohh oke bapak, terimakasih pak, saya kesana sekarang", "permisi pak" Al pamit dan segera menuju ke ruangan buk Tyas.
Di perjalanan menuju ruangan buk Tyas, Al memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Ico mengirimkan tanda darurat namun tidak ada kejadian apa apa, dan sekarang Ico menunggunya di ruangan buk Tyas.
Semesta, apa yang sebenarnya terjadi..
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.