***
Hah? Kayak ada yg manggil, batinnya
Al melihat sekitar pantai, tidak ada satupun orang."Al!!" suara itu kembali memanggil, dan kini semakin jelas dari arah belakang. Al berdiri, balik badan, dan melihat ke arah pinggir jalan, dari kejauhan ia melihat ada seorang perempuan dan lelaki yang berhenti tepat di belakang motornya, mungkin karena jarak yang cukup jauh, Al tidak mengenali keduanya, ia kembali duduk dan menikmati senja sembari menyeruput kopi.
Aneh.. batinnya.
**
"Woy pentil jenglot! dipanggilin malah pura-pura ga tau!", teriak seseorang dari arah belakang. Suaranya tak asing, Al sontak melihat ke sumber suara.
"Ohh, ico.. ", batinnya sambil kembali menikmati kopi.
"Disini ternyata kau, capek keliling jogja nyari kau.." kata Ico yang barusaja duduk disamping sahabatnya itu.
"Ngepain nyusul?" kata Al
"Itu cewe dibelakangmu ada perlu.."
Al baru menyadari dipinggir jalan tadi dia juga melihat seorang perempuan, hah? Siapa? batinnya.
Sontak Al melihat belakang dan perempuan itu adalah Senja, ketua BEM, Presiden mahasiswa dikampusnya,..
Al berdiri mendekati perempuan itu, kini mereka berdua berhadapan."Kamu.., ada perlu apa kemari?" kata Al pelan.
Dia melihat perempuan itu seperti enggan berbicara, tepatnya takut.
"Tidak apa, santai, aku ga makan manusia kok"
Senja yang tadinya tertunduk kini melihat lelaki yang ada didepannya,"Al, aku minta maaf" lirih Senja.
"Minta maaf? Buat? " jawab Al.
"Ini...", Senja merogoh tas sampingnya, kemudian mengeluarkan sesuatu yang masih ditutupi genggaman tangannya.
"Itu apa?" tanya Al penasaran.
Senja perlahan membuka genggaman tangannya dengan diiringi rasa takut terhadap ketua mapala yang ada didepannya.
"Mp3 kamu,..a..ada sama aku,..kemarin aku ga sengaj.."Brukk
Satu pelukan begitu saja menerpa tubuh Senja, pelukan hangat yang sangat murni atas dasar rasa kebahagiaan mendarat ke tubuhnya.
Senja mematung, dia kaget, matanya terbelalak, sekaligus juga merasakan hal yang tidak biasa, "nyaman" mungkin kata yang tepat buat Senja saat itu."Terimakasih...terimakasih telah menemukannya.." kata Al lirih
Masih dalam pelukan, Senja merasakan kesedihan sekaligus kebahagiaan yang dirasakan Al. Kesedihan akan kehilangan benda itu, dan kebahagiaan akan kembalinya benda itu, sangat terasa di pelukan Al."Weeesss, weeenaaaaaakk......." Ico memisahkan pelukan mereka berdua,
"Weeeenaak tenaaaaannn kopinyaaa maksdukuu hehehehe", Ico teriak sambil menyesap kopi yang dibuat Al tadi."Maaf, tadi aku reflek, itu, seneng, jadi ya...gitu..,maaf" kata Al grogi berusaha mengklarisifikasi pelukan refleknya ke Senja.
"Ngga apa, aku yang harusnya minta maaf Al, maaf udah buat kamu kehilangan mp3 kakakmu"
"Engga, kamu ga salah, aku yang menjatuhkannya,...,
"Tunggu, kok tau? mp3 kakakku?" Al heran kenapa Senja tau itu mp3 milik kakaknya.
"Maaf, aku ada denger mp3 kamu, terus tiba-tiba lagunya berlanjut ke rekaman suara kakak kamu," Senja menjawab pertanyaan Al,
"Ohh syukurlah,"
"Kok sykurlah?," Senja heran
"Bisa tiba - tiba tau itu mp3 kakakku, aku kira kamu dukun" Al mencairkan suasana di kepala Senja, kemudian disambut tawa kecil dari wajah cantik perempuan nomor satu di kampusnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Fiksi RemajaSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.