***Pukul 07.40,
Ayam menjadi pemeran utama alasan Al bangin di pagi hari ini. Al menetap di rumah milik temannya yang berada di pinggir kota, di pedesaan. Selain karena alasan menghemat uang, Al juga tidak terlalu menyukai kota. Terlalu ramai, ia tidak suka keramaian. Dan banyaknya bentuk kemunafikan di kota membuatnya muak akan tempat itu. Contoh, di SPBU, kendaraan kendaraan yang tergolong mewah, dan kendaraan berplat merah yang menandakan pemiliknya adalah budak pemerintah, mereka mengisi bahan bakar kendaraan bermotornya dengan bahan bakar yang disediakan pemerintah untuk rakyat kecil, rakyat yang memiliki pendapatan menengah kebawah. Mereka yang seperti itu merupakan perebut hak masyarakat, penindasan rakyat yang sesungguhnya. Contoh lainnya, pada saat pemilu, sepanjang jalan kota dipenuhi oleh spanduk calon legislatif. Calon calon tikus, calon calon maling! Begitu banyak janji manis yang tertera di spanduk spanduk itu, dan ketika terpilih menjadi wakil rakyat, kemudian apa? Janji janji yang disuguhkan kepada rakyat tidak ada yang terealisasikan. Mereka tertidur, mereka terlelap kekenyangan dengan hasil mencurinya kemudian lupa akan tugasnya.
Bagi Al, Indonesia tidak memerlukan manusia-manusia semacam itu, manusia yang katanya "wakil rakyat". Dan, bentuk nyata dari "wakil rakyat" menurut Al adalah kita, kita para mahasiswa. Yang langsung menghantarkan suara rakyat, yang langsung merasakan penderitaan rakyat, yang langsung mendengarkan tangisan rakyat akibat keputusan sepihak dari para bajingan di pemerintah pusat!Kita, mahasiswa. Adalah wakil rakyat yang sebenarnya! - Al
*
Al bangkit dari tidurnya, ia keluar dan melihat bentangan sawah disamping bangunan tempat dia menetap di kota yang bukan kotanya itu."Selamat pagi semesta, selamat pagi alam" Al berdialog kecil.
Tidak lama Al berada di luar, hpnya berdering dari kamar. Dia segera masuk,
Semua orang yang mengenalnya paham, Al merupakan manusia yang tidak terlalu suka berinteraksi melalui telepon, baginya interaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan karena adanya pertemuan antara dua individu atau lebih. Dengan adanya telfon masuk dipagi hari yang sedang dinikmatinya itu, dia meramal, ada yang sedang tidak beres,..
Ada yang sedang tidak beres dipagi yang cerah ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSebuah cerita kehidupan pemuda anarki yang menjunjung tinggi idealismenya. Yang dibumbui dengan keindahan alam, gunung, laut, kopi, kritik, cinta dan Senja.