5

77 12 0
                                    

Malam ini, Alnaya berdiri di balkon, menatap langit dengan ditemani angin malam menerpa kulitnya. Tanah yang masih basah akibat hujan tadi seolah masih berbekas seperti luka hatinya, dia meratapi hidupnya yang mungkin sangat rumit. Apakah diluar sana orangtuanya masih mengingat dirinya?apakah rasa rindu ini sama mereka rasakan. Mungkin itu hanya angan Alnaya saja, entah sampai kapan ini berakhir indah, lagi-lagi dia hanya bisa menangis dalam sepi. Saat tangisnya mulai mereda tiba-tiba ponselnya berdering pertanda panggilan masuk.

'hallo Naya'ucap seseorang yang ada disebrang telepon .

'ada apa Lang.'

'gue ganggu ga?'

'engga.'

'gue ga bisa tidur nih es kutub.'

'minum obat tidur aja.'

'cih lo mah, bukan cari solusi yang bener kee."

Hening tak ada jawaban tapi teleponnya masih tersambung.

'lo kenapa belum tidur jam segini.'tanya Gilang karena Alnaya diam saja.

'lo?'yang ditanya malah berbalik bukannya menjawab.

'jawab dulu pertanyaan gue dulu es kutub , malah balik nanya.'ucap Gilang yang mulai sedikit kesal dengan sahabatnya yang satu ini.

'gapapa sih.'

'lo abis nangis ya?' Tanya Gilang mendengar suaranya Alnaya yang sedikit serak.

'ga.'bantah Alnaya.

'jangan bohong, gue tau soalnya tadi kata langit malam lo lagi nangis.'

'sotau lo Lang.'kini Alnaya mulai melupakan rasa sedihnya.

'udah malem, tidur sana. Jangan nangis terus gue ga bakal ninggalin lo sendiri kok.'ucapnya so pede berusaha menghibur.

'sorry ga peduli.'

'Al-'

TUTT ponselnya terputus tapi dia tetap melanjutkan berbicara

"naya Septya lo tenang aja, gue jamin lo ga akan pernah kesepian dan sedih , gue juga bakal lindungi lo cewe ceroboh. Good night."gumam Gilang pada ponselnya yang sudah terputus sambungannya.

*****

"Siang Alnaya Septyaaaaaaa."ucap Qayla yang baru saja masuk kedalam kelas, membuat Yudha si ketua kelas sekaligus sahabatnya menutup telinga karena teriakan Qayla.

"busettt suara lo Qay kaya pake toa, sampe bindeng gini telinga gue." protes Yudha sambil meniup tangan lalu disimpan ketelinga berulang kali.

"apa sih protes mulu lo."

"makanya kalo gamau di protes, sapa juga dong orang ganteng kaya gue ini, jangan si es kutub terus."

TUKK

Alnaya melempar sebuah pulpen ke kepala Yudha, dan yang terkena pulpen tersebut meringis.

"yee sirik aja lo es kutub emang kenyataan gue ganteng kali, Gilang aja lewat."

"amit-amit."ucap Qayla yang duduk disebelah Alnaya.

Ya beginilah mereka jika sudah bertemu selalu beradu mulut tak mengenal waktu padahal mereka baru bertemu.

"apanya yang Gilang aja lewat?" Tanya Gilang yang baru saja datang dan mendengar ucapan Yudha.

"emm maksudnya nih kan lo baru lewat Lang."elak Yudha

"bohong Lang, dia tadi ngomong dia ganteng lo aja lewat."ucap Qayla membenarkan.

"o aja Yud, asal kau bahagia."ucap Gilang santai agar tak berdebat kian panjang.

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang