24

49 9 0
                                    

Alnaya bersikap dingin pada lelaki yang semalam menemaninya disini karena perasaanya masih kecewa, Gilangpun memakluminya dan berusaha untuk sabar menebus semua waktu yang ia sia-siakan.

"Makan dulu ya..." Ucap Gilang membawa semangkuk bubur yang dibawakan suster untuk sarapan Alnaya namun gadis itu menggeleng.

Gilang menaruh mangkuk bubur itu kembali lalu berucap, "Ga enak ya masakan rumah sakit, makanya lo cepet sembuh ya..." Alnaya diam mengalihkan pandangannya ke luar jendela yang nampak cerah.

"Lo mau keluar nikmati udara pagi?" tanya Gilang memperhatikan Alnaya yang terus saja memandang keluar jendela.

"Boleh?" tanya Alnaya satu kata ini baru Gilang dengar membuat tersenyum mengacak rambut Alnaya, "Boleh kok asal sama gue."

Mereka berdua menyusuri lorong rumah sakit menuju area taman sebelumnya mata Alnaya menangkap seseorang yang anak kecil yang kala itu pernah bertemu Alnaya disini juga gadis kecil yang bernama Cantika. Alnaya tersenyum saat Cantika melambaikan tangan padanya lalu ia meminta Gilang mengantarnya ke arah Cantika.

"Lang, anter gue kesana." Ucapnya sambil menunjuk Cantika yang sedang duduk di ruang tunggu kemoterapi.

Gilang tak menjawab langsung mengantarkan kursi roda itu ke arah sana.

"Kak Naya...." peluk Cantika pada Alnaya yang baru saja sampai.

"Hai cantikkk....  Semangat banget nih kayanya."

"Hai tante Indira... " tak lupa Alnaya menyapa wanita yang ada disebelah Cantika.

"Al kok kamu disini lagi sih?" tanya Tante Indira yang bingung setelah tiga tahun mereka bertemu kembali dirumah sakit yang sama.

Alnaya yang tadinya tersenyum jadi termenung.

"Al sakit kanker juga Tan."

Ucapan Alnaya mampu membuat Tante Indira kaget bukan main, kini derita yang anaknya alami diderita juga oleh gadis cantik ini.

"Astagfirullah Al sejak kapan terdeteksi?"

"Tiga tahun lalu Tante. Keadaan Cantika sekarang gimana?" Alnaya mengalihkan pembicaraan.

Gilang yang sedaritadi bermain dengan Cantika jadi terdiam juga hendak mendengar cerita dari wanita paruh baya yang sedang mengobrol dengan Alnaya.

Gilang tau Cantika juga memiliki penyakit kanker karena sebelumnya gadis kecil itu bercerita padanya.

Tante Indira jadi meneteskan air mata, membuat Alnaya jadi sedih melihatnya. "Alnaya tau Tan, Cantika anak yang kuat dia bisa bertahan sampai tiga tahun ini melawan penyakitnya."

Tante Indira mengangguk dan tersenyum, "Cantika hari ini kemo terakhir dan semoga setelah ini penyakit itu bisa bener-bener pergi dari tubuh Cantika."

Ternyata tangisan Indira adalah tangis bahagia.

Alnaya tersenyum, langsung memeluk Cantika," Cantika hebat ya bisa sekuat ini, Kak Naya doain semoga Cantika setelah ini bisa sehat kembali dan ga ngerasain sakit ya..," Ucap Alnaya.

"Iya kak makasih ya, Kakak juga harus kuat dan cepat sembuh juga."

Alnaya tak kuasa menahan tangisnya yang pecah begitu saja, dalam pikirannya ia berpikir. Akankah ia sekuat Cantika melawan penyakit yang kata orang begitu mematikan.

"Al kamu yang kuat ya... Tante juga berdoa semoga kamu bisa sembuh sama seperti Cantika."

Alnaya mengangguk berganti pelukkan pada Tante Indira.

SKY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang